Ruang Kelas Sesak, Disdik Jabar Izinkan Pembelajaran di Luar

Ruang Kelas Sesak, Disdik Jabar Izinkan Pembelajaran di Luar

Bima Bagaskara - detikJabar
Rabu, 06 Agu 2025 13:30 WIB
Pembelajaran 50 rombel di SMAN 3 Kota Sukabumi
Ilustrasi pembelajaran 50 rombel di SMAN. (Foto: Siti Fatimah
Bandung -

Membludaknya jumlah siswa di sejumlah SMA dan SMK Negeri di Jawa Barat membuat ruang kelas kian sesak. Hal itu menyusul adanya penambahan jumlah rombongan belajar (rombel) dari 36 menjadi 40 hingga 50 siswa.

Menanggapi situasi ini, Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat memberikan lampu hijau bagi sekolah-sekolah yang ingin mengadakan proses belajar mengajar di luar kelas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Disdik Jabar Purwanto mengakui jika pihaknya menerima banyak keluhan dari siswa maupun guru soal keterbatasan ruang akibat penambahan rombel. Namun, ia menegaskan bahwa sekolah seharusnya mampu beradaptasi dengan kondisi tersebut.

"Sekolah penambahan rombel sering terkendala dengan ini kelasnya terlalu sempit. Padahal model-model pembelajaran itu bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Seperti konsep outing kelas," ujar Purwanto, Rabu (6/8/2025).

ADVERTISEMENT

Menurutnya, pembelajaran tidak harus selalu berlangsung di dalam kelas. Apalagi dalam pendidikan modern, kegiatan belajar bisa dilakukan di mana saja, tergantung mata pelajaran dan kreativitas pengajar.

"Anak-anak belajar bisa di luar kelas itu mesti diterapkan oleh guru-guru kita. Padahal pada pembelajaran modern itu, pembelajaran itu sudah bisa di mana saja," tuturnya.

Ia mencontohkan, pelajaran seperti biologi dapat berlangsung secara kontekstual dengan membawa siswa ke luar kelas untuk mengamati tumbuhan atau makhluk hidup secara langsung.

"Bahkan lebih kontekstual. Kalau kita belajar tentang yang biologi, alangkah baiknya belajar di luar kelas. Belajar PKN misalnya, kan bisa di luar kelas. Nah, ini yang perlu dilakukan rekayasa pembelajaran oleh guru-guru," ujarnya.

Lebih jauh, Purwanto mendorong agar seluruh SMA dan SMK Negeri di Jawa Barat mulai menerapkan model pembelajaran yang variatif untuk mengurangi kejenuhan siswa saat belajar di kelas yang penuh.

"Kalau jenuh di kelas dan dipandang merasa sudah panas, boring, ya variasi lah gitu. Nah, ini yang mesti dilakukan oleh guru-guru kita, oleh sekolah-sekolah kita dan ini sudah mulai kan banyak dilakukan oleh teman-teman kita di lapangan," jelasnya.

Selain itu, sebagai solusi jangka pendek, Purwanto menyebut Pemprov Jabar juga tengah berupaya memasang pendingin udara (AC) di ruang-ruang kelas yang mengalami kelebihan rombel. Hingga saat ini, sudah ada 397 ruang kelas yang dipasangi AC.

"Kami sudah memasang di beberapa sekolah dan kelas kita sudah masang di 397 kelas yang dipandang darurat. Tentu kita akan terus mengupayakan pemasangan ini jika memang masih dipandang perlu," ungkap Purwanto.

Kota Depok menjadi daerah dengan jumlah pemasangan AC terbanyak, disusul Kabupaten Bandung dan Bogor, sebagai wilayah yang memiliki kebutuhan mendesak terkait jumlah siswa yang membeludak.

"Ada di Depok, ada di Kabupaten Bandung, Bogor juga. Kan baru kan 300-an nih. Masih banyak, karena prioritas kita itu yang 48 sampai 50 siswa-siswi, satu kelas dua unit," tandasnya.

(bba/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads