Upaya Tangani Sampah di Wisata Lembang dengan 'Yok Kita Gas'

Upaya Tangani Sampah di Wisata Lembang dengan 'Yok Kita Gas'

Wisma Putra - detikJabar
Minggu, 03 Agu 2025 21:30 WIB
Program penanganan sampah di Lembang Yok Kita Gas
Program penanganan sampah di Lembang 'Yok Kita Gas' (Foto: dok BRI)
Bandung -

Sampah masih menjadi permasalahan utama yang dihadapi setiap pemerintah daerah di Jawa Barat. Begitupun yang dihadapi Pemkab Bandung Barat, sumber sampah di wilayah tersebut bukan hanya datang dari warga saja, sebagai daerah tujuan wisata, sampah juga datang dari kawasan wisata.

Demi membantu penanganan sampah di kawasan wisata, Bank BRI melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BRI Peduli turut berperan dalam upaya mengatasi masalah sampah di Bandung Barat khususnya di kawasan wisata yang berada di Desa Cikole, Kecamatan Lembang.

Dalam hal ini, BRI memberikan bantuan satu unit mobil pengangkut sampah untuk membantu Satgas Lembang Bersih dalam pengelolaan sampah di kawasan tersebut, yang menjadi salah satu destinasi wisata utama di Jawa Barat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komandan Satgas Lembang Bersih Erwin Juliana mengatakan, sejak ada bantuan mobil pengangkut sampah pihaknya tidak lagi menyewa dump truk untuk melakukan pengangkutan sampah yang ada di kawasan wisata.

"Ada perubahan sekitar 80 persen, sebelum ada bantuan sampah sering tertumbuk, setelah ada batuan sampah tepat waktu pengambilannya dan rutin, tidak ada sampah yang terbengkalai dan geser jadwal. Sebelum ada mobil kita sewa dump tuk, operasional membengkak, operasional tidak tepat waktu, sekarang bisa tiap hari ambil ke tempat wisata," kata Erwin kepada detikJabar, Jumat (1/8/2025).

ADVERTISEMENT

Erwin mengungkapkan, selain Desa Cikole, pihaknya juga beroperasi di 15 desa lainnya yang ada di Lembang. Menurutnya, timbulan sampah di wilayah wisata sebut saja di libur panjang terjadi lonjakan dibanding hari biasa. Pada libur panjang sampah yang biasa 1 ton per hari menjadi 3 ton per hari.

Erwin menyebut, karena obyek wisata di Lembang semakin banyak, timbulan sampah semakin tinggi. Dengan demikian pihaknya membutuhkan armada yang lebih besar. Selain itu, masih banyak juga yang harus dikembangkan yang bisa menambah pemasukan bagi komunitasnya.

"Ke depan kita ingin pengembangan lagi, sampah semakin sini semakin banyak, tempat wisata semakin banyak, kita harapkan ada dump truk dan segi bisnis bisa membuat peternakan ayam petelur untuk tambahan pemasukan pekerja. Masih banyak pengembangan, termasuk penyediaan air bersih untuk warga dan wisata, karena airnya belum tercukupi," ujarnya.

Sementara itu, Regional CEO BRI Bandung Sadmiadi mengatakan, BRI Peduli berkomitmen untuk turut serta menjaga kelestarian lingkungan, terutama di daerah wisata seperti Cikole.

"Kami menyadari bahwa pengelolaan sampah yang baik tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar dan daya tarik wisata itu sendiri," kata Sadmiadi dalam keterangan tertulisnya.

Sadmiadi menyebut, bantuan mobil pengangkut sampah ini dapat menjadi solusi konkret dalam penanganan sampah yang selama ini menjadi tantangan besar bagi warga dan pengelola wisata di Cikole.

Seperti diketahui, Cikole dikenal akan keindahan alamnya, namun masalah sampah kerap menjadi kendala bagi para wisatawan dan masyarakat setempat. Kondisi tersebut dapat mengurangi kenyamanan dan estetika kawasan wisata, serta berpotensi merusak lingkungan dalam jangka panjang.

"Dengan adanya mobil pengangkut sampah yang diberikan oleh BRI, Satgas Lembang Bersih dapat mengoptimalkan pengelolaan sampah, meningkatkan frekuensi pengangkutan, dan mencegah terjadinya penumpukan sampah yang selama ini menjadi permasalahan," jelasnya.

"Program ini merupakan bentuk kontribusi kami untuk mendukung Program Kolaborasi BUMN dalam upaya menciptakan lingkungan wisata yang ramah dan berkelanjutan. Kami ingin agar masyarakat, pelaku wisata, dan wisatawan dapat menikmati kawasan yang lebih bersih dan sehat," tambah Sadmiadi.

Menurutnya, Program BRI Peduli juga terus menggencarkan dukungan untuk kegiatan edukasi dan kesadaran lingkungan di berbagai wilayah Indonesia dengan berfokus pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). "Kami berharap kontribusi ini dapat membawa dampak positif jangka panjang bagi Desa Cikole dan destinasi wisata lainnya," ujarnya.

BRI Peduli 'Yok Kita Gas'

Program penanganan sampah di Lembang 'Yok Kita Gas'Program penanganan sampah di Lembang 'Yok Kita Gas' Foto: dok BRI

BRI terus melakukan berbagai inisiatif dalam mengatasi persoalan sampah melalui program-program yang secara nyata dapat membantu mengatasi masalah sampah di berbagai wilayah di Indonesia salah satunya program BRI Peduli 'Yok Kita Gas' yang digulirkan sejak tahun 2021 lalu.

Per 2024, program ini telah dilaksanakan di 41 lokasi di Indonesia yang terdiri dari 5 lokasi di Pasar Tradisional dan 36 lokasi di lingkungan masyarakat.

Program ini secara nyata telah memberikan dampak bagi masyarakat di berbagai wilayah baik dari sisi sosial, ekonomi, dan lingkungan, sejalan dengan Sustainable Development Goals yang tersirat pada Pilar Pembangunan Sosial, Pilar Pembangunan Ekonomi dan Pilar Pembangunan Lingkungan.

Masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia terutama di wilayah padat pemukiman atau wilayah kota mendapatkan manfaat dari program ini antara lain mendapatkan wawasan tentang kondisi pengelolaan sampah, mendapatkan keterampilan dalam memilah sampah dari rumah, sehingga mampu mengatasi persoalan sampah dari rumah tangga.

BRI Peduli Yok Kita Gas memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pemilahan sampah baik organik maupun anorganik, dimana sampah yang terkumpul tersebut dipilih dan dipilah menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah anorganik dapat diolah lagi menjadi barang-barang bernilai ekonomis. Dalam mendukung pengelolaan sampah tersebut, BRI telah menyalurkan 173 unit bak maggot komunal dan 50 unit kandang Black Soldier Fly (BSF).

Gerakan Anti Sampah Yok Kita Gas berhasil mengubah cara pandang masyarakat tentang mengubah sampah jadi uang. Sampah anorganik akan dicacah menggunakan alat pencacah sampah yang disediakan BRI bagi masyarakat. Setelah sampah dicacah, sampah pun dijual kepada pengumpul sampah dan masyarakat pun memperoleh pendapatan.

Hasilnya, tercatat total tabungan masyarakat yang melakukan penukaran sampah jadi duit di bank sampah sebanyak Rp104.420.916 dengan jumlah nasabah bank sampah yang terdaftar sebanyak 8.699 nasabah.

(wip/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads