Para ilmuwan berhasil menemukan kembali spesies ular supermini yang ukurannya begitu kecil hingga koin tampak raksasa di sampingnya. Jika dilihat sekilas, ular ini mirip dengan cacing.
Ular tersebut adalah Tetracheilostoma carlae, dikenal sebagai ular benang Barbados, yang kini dinobatkan sebagai ular paling mungil di dunia.
Penemuan ini terjadi pada Maret 2025 saat tim peneliti melakukan survei di wilayah tengah Barbados, tepatnya di bawah sebuah batu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama dua dekade terakhir, jejak ular benang ini lenyap dari pengamatan ilmiah. Hal ini menjadikannya bagian dari daftar 4.800 spesies makhluk hidup, mulai dari tumbuhan, hewan, hingga jamur - yang masuk kategori "hilang" versi proyek Re:wild Search for Lost Species.
Dalam upaya pelestarian, Kementerian Lingkungan Hidup Barbados pun secara aktif mencari keberadaan ular ini lebih dari satu tahun sebelum akhirnya ditemukan.
Dengan panjang tubuh hanya sekitar 9-10 sentimeter saat dewasa, reptil ini bisa muat di atas ujung jari. Penampakan sebelumnya sangat jarang dan rumit dibedakan karena ular benang ini memiliki kemiripan luar biasa dengan ular buta Brahmini, spesies non-asli yang juga berada di Barbados. Bahkan para ilmuwan membutuhkan kaca pembesar untuk mengenalinya secara akurat.
![]() |
Yang menarik, ular ini tinggal di dalam sarang rayap dan memiliki kemampuan luar biasa: mengeluarkan cairan khusus yang membuat rayap tidak menyerangnya. Sekresi ini bekerja sebagai semacam penyamaran kimiawi, memberi mereka akses aman ke habitat rayap yang kaya makanan.
"Kalau hewan besar menghilang dalam waktu lama, kita mulai ragu apakah mereka masih ada. Apalagi jika ukurannya sangat kecil seperti ular benang ini, peluang untuk menemukannya kembali makin kecil - bukan karena sudah punah, tapi karena sangat tersembunyi," ujar Connor Blades, Konsultan Teknis Proyek dari Kementerian Lingkungan Hidup Barbados kepada IFLScience, dikutip oleh detikINET.
Blades menjelaskan, ukuran mungil membuat spesies ini sangat sulit dipelajari tanpa risiko merusaknya. Selain itu, keberadaan ular serupa di pulau tersebut turut menyulitkan proses identifikasi. "Penentuan identitas harus dilakukan langsung oleh pakarnya," katanya.
Meski demikian, para ilmuwan kini mengetahui bahwa ular ini berburu rayap dan semut dengan strategi unik. Mereka bukan hanya mungil, tapi juga licin dan cerdas secara evolusioner.
Sayangnya, di Barbados dan sebagian besar wilayah Karibia, ular masih sering menjadi objek ketakutan masyarakat. Bahkan, ular balap Barbados endemik (Erythrolamprus perfuscus) dinyatakan punah dalam waktu dekat.
"Penemuan ulang ini sangat penting," tambah Blades. "Ia menunjukkan bahwa masih ada kehidupan tersembunyi yang perlu dilindungi - bahkan jika ukurannya kecil dan tak berbahaya. Ular benang ini simbol dari betapa rentannya kehidupan liar di pulau-pulau kecil dan perlunya perhatian lebih terhadap spesies-spesies yang nyaris tak terlihat."
Artikel ini telah tayang di detikINET
(fyk/yum)