Aktivitas pedagang kaki lima (PKL) kembali marak di sepanjang Jalan Asia Afrika, Kota Bandung. Kawasan yang dikenal sebagai ikon wisata sejarah ini, mulai banyak dijajaki para pedagang mulai dari makanan dan minuman hingga aksesori.
Padahal, menurut Peraturan Walikota nomor 888 Tahun 2012 Pasal 11, Jalan Asia Afrika termasuk dalam zona merah PKL yakni kawasan yang dilarang untuk kegiatan berdagang di trotoar dan badan jalan.
Namun pantauan di lapangan pada Kamis (10/7/2025) malam, PKL terlihat berjualan di sepanjang Jalan Asia Afrika mulai dari persimpangan Jalan Soekarno, Jalan Cikapundung Barat hingga Jalan Banceuy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagian besar dari mereka menggelar lapak di atas trotoar. Kondisi ini memaksa pejalan kaki banyak yang berjalan di badan jalan. Meski tak mengganggu, namun pejalan kaki yang mayoritas adalah wisatawan ini menyayangkan kondisi tersebut.
"Iya disayangkan sih harusnya bisa lebih rapih lagi. Sebenarnya gak masalah tapi jadi kurang estetik aja," ucap Rita (48), warga asal Cianjur yang sedang berkunjung.
![]() |
Tak hanya pejalan kaki, pengguna jalan juga terkena imbas. Kemacetan kerap terjadi, terutama karena banyaknya kendaraan wisata seperti odong-odong yang berhenti sembarangan untuk menaikkan atau menurunkan penumpang.
"Iya kadang macet, kalau di 6 atau 7 (malam) itu pasti macet banget, udah banyak kendaraan, ada itu (odong-odong) ngetem. Belum lagi cosplayer ngejar-ngejar mobil yang ngasih saweran gitu," ujar Ferdi (35) seorang pengendara.
Sayangnya, di kawasan tersebut tidak terlihat petugas baik dari Satpol PP maupun Dinas Perhubungan untuk melakukan pengaturan dan pengawasan.
"Iya kelihatannya gak ada petugas ya, udah malem mungkin pada pulang," kata Ferdi berkelakar.
Sebagai catatan, Jalan Asia Afrika merupakan bagian dari kawasan cagar budaya Kota Bandung. Semrawutnya kawasan ini dinilai akan menurunkan daya tarik wisata dan kenyamanan kota, terutama bagi pejalan kaki dan wisatawan luar kota.
(bba/yum)