Ratusan Pendaftar Sekolah Swasta Cabut Berkas Imbas Penambahan Rombel

Ratusan Pendaftar Sekolah Swasta Cabut Berkas Imbas Penambahan Rombel

Bima Bagaskara - detikJabar
Kamis, 10 Jul 2025 13:45 WIB
Ilustrasi Anak Ujian Sekolah
Ilustrasi siswa. (Foto: Getty Images/iStockphoto/hxdbzxy)
Bandung -

Penambahan rombongan belajar (rombel) di sejumlah sekolah negeri di Jawa Barat berdampak langsung pada sekolah swasta. Ratusan calon siswa yang sebelumnya mendaftar ke sekolah swasta, kini memilih mencabut berkas dan beralih ke sekolah negeri setelah kuota tambahan dibuka oleh pemerintah.

Hal tersebut disampaikan Ketua Forum Kepala Sekolah Swasta (FKSS) SMA Jawa Barat Ade Hendriana. Menurut Ade, setelah diumumkannya hasil SPMB tahap 2 pada Rabu (9/7), jumlah pendaftar di sekolah swasta semakin berkurang.

Ade menjelaskan, berkurangnya jumlah pendaftar karena Pemprov Jabar menambah kuota penerimaan di sekolah negeri melalui program Penanggulangan Anak Putus Sekolah (PAPS).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah pengumuman terakhir, SMA swasta bukannya bertambah malah pada mencabut berkas dalam artian mereka diterima dalam program PAPS," kata Ade saat dihubungi, Kamis (10/7/2025).

Ia bahkan menyebut program PAPS tersebut tidak tepat sasaran. Sebab menurut Ade, banyak siswa yang diterima di sekolah negeri sebetulnya mampu bersekolah di swasta.

ADVERTISEMENT

"Kenapa tidak tepat sasaran, karena mereka kan mampu di sekolah swasta. Kemudian ada salah satu SMA favorit di Kota Bandung menerima siswa dari SMP favorit juga. Artinya SMP dengan cara bayar tinggi atau besar kenapa bisa masuk jalur PAPS itu," tegasnya.

"Saya sudah sampaikan di awal, ini merupakan jalur untuk titipan siswa dibalut dengan kemasan baik aja," imbuhnya.

Ade terang-terangan menyebut ada 120 pendaftar di dua SMA swasta di Kota Bandung yakni SMA Pasundan 1 dan SMA PGII 1 yang mencabut berkas setelah diterima di sekolah negeri melalui jalur PAPS.

"Bandung sakolah elit ge ancur, rontok. Ada 120 calon murid cabut berkas diterima jalur PAPS, ada yang hampir 2 kelas cabut berkas. Itu di Pasundan 1 dan PGII 1," terang Ade.

Kondisi itu membuat keterisian siswa baru di 1.334 sekolah swasta di Jabar yang semula rata-rata 30 persen, kini semakin berkurang. "Sekarang menurun karena banyak cabut berkas, saya belum koordinasi lagi (pastinya berapa), diprediksi menurun," ujarnya.

Tunda MPLS

Lebih lanjut, Ade juga mengatakan sebagian besar SMA swasta di Jabar akan menunda Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) yang seharusnya dilakukan pada 14 Juli nanti.

"Hanya lima persen sekolah yang bisa mengikuti MPLS besok," katanya.

Jika MPLS diundur, kemungkinan besar proses pembelajaran juga akan diundur. Ade menyebut, SMA swasta yang masih kekurangan murid akan menunggu hingga batas waktu pendaftaran dapodik ditutup pada 31 Agustus mendatang.

"Patokan kita dapodik itu 31 Agustus, sebelum itu mereka sudah harus masuk dapodik. Kalau itu tidak ada (mencapai kuota) kita jalan saja sesuai dengan murid yang ada," tandasnya.

(bba/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads