Kesemrawutan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Bandung seolah jadi pekerjaan rumah (PR) yang tak kunjung terselesaikan. Meski berganti kepemimpinan, masalah klasik PKL masih merajalela.
Tengok saja di Jalan AH Nasution, Ujungberung, Kota Bandung. Masih banyak PKL menjamur di sana. Gerobak jualan tampak memenuhi bahu jalanan. Bahkan, trotoar jalan untuk pejalan kaki pun tak luput dari 'penguasaan' PKL.
Dampak yang ditimbulkan begitu nyata. Kondisi arus lalu lintas jadi terganggu. Belum lagi para pejalan yang merasa haknya 'dirampas'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentunya mengganggu sekali," ujar Intan (20) salah satu pejalan kaki di jalan tersebut.
Jalanan yang dipenuhi PKL menjadi akses Intan setiap hari. Adanya PKL yang menguasai trotoar jelas membuat Intan terganggu.
"Iya saya sebagai pejalan kaki mengaku terganggu, khususnya orang yang menjadikan trotoar tidak sesuai dengan fungsinya," ucap Intan.
Keinginan Intan untuk leluasa mengakses trotoar jadi harapan yang lumrah. Sehingga, dirinya meminta pemangku kebijakan dalam hal ini Pemkot Bandung untuk menyelesaikan persoalan PKL.
"Ya saya ingin gak ada yang ganggu trotoar, ini kan buat pejalan kaki, titik," ujarnya.
"Orang-orangnya juga sih harus sadar, karena kan trotoar ini milik bersama dan bukan untuk kebutuhan pribadi saja," tuturnya.
Tak hanya di Ujungberung saja. Pemandangan serupa juga terlihat di Mandalajati hingga Cicaheum. Bergaam usaha mulai dari tambal ban, makanan hingga bengkel leluasa mengambil trotoar jalan.
Para pedagang memang tak punya pilihan selain menggunakan bahu jalan hingga trotoar. Undang (54) misalnya, penjual makanan mengaku terpaksa menggunakan trotoar untuk membuka usahanya.
"Terpaksa, kalau jualan di kios gak mungkin buat sewa, kalau keliling, sekarang sudah terlalu capek jalannya, makannya pilih ngetem di sini," ujar Undang.
Undang mengakui apa yang dilakukannya memang salah. Namun balik lagi, ini dilakukan dengan terpaksa demi kebutuhan perut setiap hari.
"Ya tahu (aturan), tapi terpaksa. Saya jualnya pakai gerobak kok, jadi bisa pergi kalau dilarang," terangnya.
![]() |
Tak hanya di jalanan besar, jalanan kecil seperti Jalan Rumah Sakit pun tak luput dari penguasaan PKL. Pelang penjual makanan menutup trotoar, sehingga pejalan kaki harus mengalah dan berjalan di bahu jalan dan juga ditemukan mobil parkir di trotoar juga terjadi di jalan itu.
Baca juga: Tak Ada Pembongkaran untuk Teras Cihampelas |
"Bukan hanya PKL, mobil parkir sembarangan dan juga ini (pelang penjual makanan) juga halangi pejalan kaki," kata Dinda (34).
Dinda berharap, Satpol PP dan Dishub Kota Bandung bisa turun tangan untuk melakukan penertiban.
"Bisa kali ya pemerintah hadir atasi masalah ini," ucap Dinda.
(wip/dir)