20 Menit Kritis Juliana Marins Usai Jatuh di Jurang Rinjani

Kabar Regional

20 Menit Kritis Juliana Marins Usai Jatuh di Jurang Rinjani

Ahmad Firizqi Irwan - detikJabar
Jumat, 27 Jun 2025 14:32 WIB
Wisatawan asal Brasil, Juliana (27), terperosok ke jurang sedalam 200 meter saat mendaki ke puncak Gunung Rinjani.
Wisatawan asal Brasil, Juliana (27), terperosok ke jurang sedalam 200 meter (Foto: 20Detik)
Bandung -

Hanya dalam rentang waktu sekitar 20 menit setelah terjatuh ke dalam jurang di kawasan Gunung Rinjani, Juliana Marins (27) menemui ajalnya di jurang Gunung Rinjani.

Turis asal Brasil itu diperkirakan tak mampu bertahan lama akibat luka serius yang dideritanya. Fakta ini terungkap dari hasil autopsi tim forensik RSUP Prof IGNG Ngoerah, Denpasar.

"Perkiraan 20 menit," kata dokter forensik, Ida Bagus Putu Alit, saat ditemui di lobi Rumah Sakit Bali Mandara, Sanur, Denpasar, Jumat (27/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Petugas medis memindahkan peti jenazah pendaki Gunung Rinjani berkewarganegaraan Brazil Juliana Marins ke mobil ambulans untuk dibawa ke Bali, di Rumah Sakit Bhayangkara Polda NTB di Mataram, NTB, Kamis (26/6/2025). Jenazah pendaki asal Brazil Juliana Marins yang menjadi korban kecelakaan di jalur pendakian puncak Gunung Rinjani batal diautopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram dan dibawa ke Bali karena dokter forensik yang memiliki keahlian di bidang autopsi di RS Bhayangkara Mataram sedang berada di luar daerah. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/tom.Petugas medis memindahkan peti jenazah pendaki Gunung Rinjani berkewarganegaraan Brazil Juliana Marins ke mobil ambulans untuk dibawa ke Bali, di Rumah Sakit Bhayangkara Polda NTB di Mataram, NTB, Kamis (26/6/2025). Jenazah pendaki asal Brazil Juliana Marins yang menjadi korban kecelakaan di jalur pendakian puncak Gunung Rinjani batal diautopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram dan dibawa ke Bali karena dokter forensik yang memiliki keahlian di bidang autopsi di RS Bhayangkara Mataram sedang berada di luar daerah. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/tom. Foto: ANTARA FOTO/AHMAD SUBAIDI

Juliana dilaporkan terjatuh pada Sabtu (21/6/2025) saat mendaki puncak Gunung Rinjani melalui jalur Sembalun. Ia tergelincir di kawasan Cemara Tunggal yang memiliki kontur jurang curam. Sejak saat itu, proses pencarian dilakukan di tengah cuaca ekstrem dan kabut tebal.

Dari hasil autopsi, Alit menyebut korban mengalami benturan keras di beberapa bagian tubuh yang memicu kerusakan organ vital secara fatal.

ADVERTISEMENT

"Kami dapat menyimpulkan sebab kematian karena kekerasan tumpul yang menyebabkan kerusakan pada organ-organ dalam dan pendarahan," jelasnya.

Bagian tubuh korban yang mengalami patah di antaranya adalah tulang belakang, dada belakang, punggung, dan paha. Cedera itu, menurut Alit, menyebabkan pendarahan hebat yang mempercepat kematian.

"Kami tidak menemukan tanda bahwa korban itu meninggal dalam jangka waktu lama. Jadi kita perkiraan paling lama 20 menit," tambahnya.

Tim SAR akhirnya menemukan jasad Juliana pada Selasa (24/6) setelah mendeteksi keberadaannya sehari sebelumnya di kedalaman sekitar 500 meter dari titik jatuh. Jenazah dievakuasi dari kedalaman 600 meter setelah medan ekstrem sempat menghambat upaya penyelamatan. Keluarga korban kemudian meminta dilakukan autopsi untuk memastikan waktu dan penyebab kematian.

Waktu 20 menit itu menjadi momen terakhir yang menentukan hidup Juliana di dasar jurang Rinjani-terlalu singkat untuk meminta tolong, terlalu cepat untuk diselamatkan.

(yum/yum)


Hide Ads