Cara Pemkot Bandung Cegah Kecurangan di SMPB 2025

Cara Pemkot Bandung Cegah Kecurangan di SMPB 2025

Nur Khansa Ranawati - detikJabar
Selasa, 24 Jun 2025 11:15 WIB
Para Kepsek tingkat TK hingga SMP di Kota Bandung tandatangani pakta integritas tidak akan berlaku curang di pelaksanaan SPMB 2025.
Para Kepsek tingkat TK hingga SMP di Kota Bandung tandatangani pakta integritas tidak akan berlaku curang di pelaksanaan SPMB 2025 (Foto: Nur Khansa Ranawati/detikJabar).
Bandung -

Ratusan kepala sekolah di jenjang TK, SD hingga SMP se-Kota Bandung menandatangani pakta integritas di aula SMPN 2 Kota Bandung, Selasa (24/6/2025). Pakta integritas tersebut terdiri dari 9 poin yang isinya secara umum menyatakan bahwa masing-masing kepala sekolah tidak akan terlibat kecurangan selama proses Sistem Penerimaan Siswa Baru (SPMB) berlangsung.

Pakta integritas ini muncul selepas dugaan kasus jual-beli kursi yang melibatkan empat SMP di Kota Bandung mencuat. Meski tidak sampai ada pihak yang dijadikan tersangka karena kasus belum terbukti terjadi, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengatakan, pakta integritas dibuat untuk menunjukkan kesungguhan seluruh pihak dalam menjaga transparansi proses penerimaan siswa baru.

"Bagaimanapun juga kita ingin menunjukkan bahwa kita betul-betul niat, bahwa SPMB yang sekarang ini bersih. Berbagai macam edukasi kita lakukan, dipareuman lah hiji-hiji (dimatikan satu-satu potensi kecurangan), supaya kita juga bisa menunjukkan kualitas kerja yang baik," ungkap Farhan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan, penegakan aturan dalam proses SPMB di Kota Bandung akan melibatkan kepolisian, TNI hingga Kejaksaan. Pola pengawasan potensi kecurangan pun disebut akan dibuat lebih ketat dibanding tahun-tahun sebelumnya, terutama di sekolah negeri yang ramai peminat.

"Pola pengawasan lebih ketat ya. Jadi artinya saya sama Pak Erwin (Wakil Wali Kota Bandung) akan punya tim khusus yang akan langsung berada di sekolah-sekolah, terutama di sekolah-sekolah yang memang kita lihat datanya peminatnya banyak," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Dalam mengawasi SPMB Kota Bandung, Farhan mengatakan, pihak kepolisian dan kejaksaan bertugas melakukan pengawasan dan mendeteksi adanya potensi pelanggaran aturan. Sementara TNI memastikan bahwa tidak ada intervensi serta intimidasi dari pihak tertentu dalam penegakkan aturan.

"Saya juga butuh backing dong, backing yang bener ini mah. Jadi kalau saya ditelepon sama orang-orang kuat gitu, saya masih bisa bilang, 'tolong ke Pak Dandim, Pak Dandim tolong nih, saya ada yang neror' gitu. Misalnya gitu lah ya," jelasnya.

Farhan juga menegaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan mekanisme khusus untuk menghadapi berbagai tekanan, termasuk tekanan politik yang mungkin muncul dalam proses SPMB. Ia menyadari, bahwa dalam menjaga dan memastikan masa depan anak-anak, sering kali ada berbagai upaya yang dilakukan oleh pihak tertentu. Namun, ia mengatakan akan memastikan seluruh proses berjalan sesuai aturan.

"Ya kita ngertilah tekanan itu pasti ada. Yang namanya menjaga dan memastikan masa depan anak kan ya demi anak emas semua dilakukan. Tapi pada saat bersamaan kami juga memastikan bahwa upaya tersebut dilakukan dalam sebuah koridor hukum yang benar," jelasnya.

Lebih lanjut, Farhan meminta agar ratusan kepala sekolah tidak menganggap penandatanganan pakta integritas tersebut sebagai formalitas belaka. Ia menekankan pentingnya komitmen bersama dalam menjaga integritas selama proses SPMB berlangsung.

"Jangan anggap ini formalitas belaka. Ini adalah komitmen kita bersama untuk memastikan bahwa kita semua adalah orang-orang yang layak memangku kebijakan di Kota Bandung," tegasnya.

Sulitnya Mengikis Sekolah Favorit

Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengakui bahwa fenomena sekolah favorit di Kota Bandung sulit dihilangkan. Menurutnya, persepsi tentang sekolah favorit sudah mengakar kuat di benak masyarakat dan tidak bisa dihapuskan dengan regulasi.

"Kalau sekolah favorit itu kan persepsi ya. Kita tidak mungkin mengeluarkan perda anti-sekolah favorit. Masing-masing orang punya ide di dalam kepalanya sendiri seperti apa itu sekolah favorit. Maka itu mah kita tidak akan mencegah. Bahwa ramai-ramai daftar ke satu sekolah tertentu, ya itu kan keinginan," ujar Farhan di SMPN 2 Bandung, Selasa (24/6/2025).

Ia mengatakan, ketika orang tua berbondong-bondong mendaftarkan anaknya ke sekolah yang dianggap favorit, itu adalah hak dan pilihan mereka. Namun, dia mengingatkan bahwa semakin banyak peminat di satu sekolah, semakin kecil pula peluang siswa untuk diterima.

"Cuman kan resikonya gini, bapak ibu tahu apabila masuk ke sekolah yang banyak peminatnya, maka kemungkinan untuk diterimanya pun makin kecil. Itu mah logika," jelasnya.

Menurut Farhan, label sekolah favorit yang sudah terbentuk di benak para calon siswa maupun orang tua siswa tidak dapat dihilangkan dengan cara apapun. Hal yang dapat dibenahi, ia mengatakan, adalah dengan meningkatkan kualitas seluruh sekolah negeri agar merata sehingga persepsi dapat luntur seiring waktu.

"(Sekolah favorit) nggak bisa dihilangkan, untuk apa? Sudah enggak ketolong itu mah. Yang perlu kami lakukan adalah menjadikan semua sekolah kualitasnya sama. Persepsi orang itu bisa dikikis dengan cara seperti apa? Ya dibuktikan aja," kata dia.

Farhan menekankan, pentingnya pemerataan kualitas sekolah, baik yang berada di pusat kota maupun di pinggiran. Ia mencontohkan bahwa sekolah seperti SMP yang jauh dari pusat kota harus dibuktikan memiliki kualitas yang setara dengan sekolah-sekolah di kawasan tengah kota.

"Saya nggak mungkin bilang SMP ini sama jeleknya dengan sekolah lain. Nggak bisa. Saya harus bikin sekolah bahwa SMP yang paling jauh itu sama bagusnya dengan sekolah yang ada di tengah kota. Nah, itu tantangan," katanya.




(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads