Upaya Mengungkap Penyebab Matinya Ikan Udikan dan Warga Adat Gatal-gatal

Kabupaten Tasikmalaya

Upaya Mengungkap Penyebab Matinya Ikan Udikan dan Warga Adat Gatal-gatal

Deden Rahadian - detikJabar
Selasa, 17 Jun 2025 12:15 WIB
Pengambilan sampel air di Kampung Adat Naga, Kabupaten Tasikmalaya
Pengambilan sampel air di Kampung Adat Naga, Kabupaten Tasikmalaya (Foto: Istimewa).
Tasikmalaya -

Sejumlah warga Kampung Naga di Kabupaten Tasikmalaya mengalami gatal-gatal usai ikan khas Sungai Ciwulan mati. Pemkab Tasikmalaya turun untuk mengungkap penyebab masalah tersebut.

"Benar kami dengan Lingkungan Hidup turun ambil sampel air (Sungai Ciwulan) untuk uji laboratorium," kata Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Tasikmalaya, Tatang Wahyudin, Selasa (17/6/25).

Sample air ini diambil dari Sungai Ciwulan, Lokasi Kampung Adat naga sampai di daerah Cigangsa Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut yang disinyalir terjadi pembuangan limbah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sampai ke daerah Cigangsa Garut ambil sampel air untuk uji Laboratorium," kata Tatang.

Kepala Puskesmas Salawu, Wilianto mengungkapkan, tim kesehatan juga mengambil sample air di Kampung Naga. Selain di Sungai Ciwulan, air juga diambil di bak penampungan warga dan air di lokasi ikan mati.

ADVERTISEMENT

"Kami sudah mengambil tiga sampel air untuk diuji di laboratorium. Sampel tersebut berasal dari bak penampungan milik warga, aliran Sungai Ciwulan, serta titik lokasi tempat ribuan ikan mati dua pekan lalu," jelas Wilianto.

Ia menambahkan, pengujian difokuskan pada dua parameter utama, yakni kadar bakteriologis dan kandungan zat kimia.

"Fokusnya pemeriksaan apakah ada kandungan kimian dalam air atau bakteri. Nanti hasil uji labnya akan diketahui," kata Wilianto.

Camat Salawu, Nandang turut membenarkan, adanya pengambilan sampel air untuk diuji laboratoriu,. Pemeriksaan kesehatan warga Adat Naga juga dilakukan.

Nandang menyatakan bahwa keluhan warga muncul tidak lama setelah peristiwa matinya ribuan ikan lokal jenis Udikan yang merupakan spesies khas Sungai Ciwulan.

"Benar, warga yang menggunakan air sungai memang mengalami gatal-gatal. Saat ini pihak terkait sedang melakukan uji laboratorium untuk memastikan penyebab pastinya," jelas Nandang.

Menurutnya, pengambilan sampel air dilakukan di tiga titik strategis. Sebelum area pabrik pengolahan kulit di Cigangsa Garut, tepat di lokasi pabrik, dan setelah pabrik menuju ke wilayah Kampung Adat Naga.

"Langkah ini dilakukan agar kita bisa mengetahui secara pasti apakah limbah dari pabrik di Garut menjadi penyebab pencemaran atau bukan," tambahnya.

Nandang juga menekankan, bahwa peristiwa kematian ikan hanya terjadi pada jenis ikan Udikan, sedangkan jenis ikan lain di sungai tidak terdampak.

"Ini yang perlu menjadi perhatian. Fakta bahwa hanya ikan Udikan yang mati yang lain nggak," tegasnya.

Selain itu, koordinasi juga dilakukan antara aparat Kepolisian Sektor (Polsek) Salawu dengan Polsek Cilawu, Kabupaten Garut, untuk menelusuri kemungkinan keterkaitan limbah industri dengan insiden di Tasikmalaya.

"Saat ini Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kepala Dinas Pertanian sudah turun langsung untuk mengambil sampel tambahan," pungkas Nandang.




(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads