Keberadaan lokasi ngetem yang juga agen bus MGI di kawasan Pudunan Asem, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi yang menjadi lokasi kecelakaan maut pada Senin (9/6/2025), kini mendapat sorotan.
Dinas Perhubungan Kabupaten Sukabumi menyatakan bahwa titik tersebut tidak memiliki izin resmi sebagai halte atau titik naik-turun penumpang.
"Tidak pernah ada izin, Dishub mah tidak pernah memberikan izin," tegas Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sukabumi, Budiyanto, saat dikonfirmasi detikJabar, Selasa (10/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budiyanto menegaskan, Dishub hanya berwenang mengatur halte resmi di jalur jalan raya yang ditetapkan pemerintah. Sementara agen atau terminal bayangan seperti di Pudunan Asem bukan merupakan ranah kewenangan mereka untuk diresmikan.
"Kalau itu titik halte yang untuk mereka, kayak terminal bayangan, itu bukan hak kami. Kalau untuk menaik-turunkan penumpang, kami hanya menghimbau agar dilakukan di tempat yang benar dan layak," ujar Budiyanto.
Menurutnya, pihak PO MGI menyewa lokasi itu secara mandiri. Ia pun menyebut posisi agen yang berada di jalan menurun curam sebagai hal yang secara keselamatan tidak ideal, namun belum ada evaluasi lalu lintas formal yang dilakukan Dishub.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Depo MGI Palabuhanratu, Gilang, menyampaikan bahwa keberadaan agen tersebut bukan hal baru. Ia menyebut, agen sudah berdiri di lokasi itu sejak awal PO MGI beroperasi di Palabuhanratu.
"Itu kan dari dulu sudah ada, dari zaman awal MGI sudah ada di situ," kata Gilang kepada detikJabar.
![]() |
Saat ditanya soal status perizinan, Gilang mengatakan bahwa setahunya agen tersebut memiliki izin, meski mengaku tidak mengetahui pasti kepada siapa izin itu pernah diajukan.
"Ya itu kan kepala dinas mungkin baru, itu kan dari dulu untuk pos agen. Izinnya mungkin ke kadis yang dulu. Tapi setahu saya ada (izinnya), makanya ada agen di situ," jelasnya.
Namun Gilang juga menyatakan bahwa pihaknya siap mengevaluasi lokasi ngetem bus, terutama bila dipandang membahayakan atau menjadi polemik.
"Kalau memang ini jadi bahan evaluasi buat saya, kalau memang jadi bermasalah, saya arahkan bisnya ke bawah ngetemnya, karena agak landai juga turunannya," ujarnya.
Diketahui Bus MGI jurusan Palabuhanratu - Bogor yang mengalami kecelakaan sempat berhenti atau ngetem di depan agen Pudunan Asem, diduga dalam posisi mesin menyala dan hanya diganjal menggunakan batu. Sopir dan kondektur sudah turun dari kendaraan.
Namun beberapa saat kemudian, bus meluncur sendiri menuruni jalan curam tersebut, lalu menabrak pohon dan sebuah bangunan di seberang jalan. Sopir, Sukanta Wijaya (59), yang mencoba menahan laju kendaraan menjadi korban dan mengalami luka parah sebelum akhirnya meninggal dunia setelah mendapat perawatan di RSUD Palabuhanratu.
(sya/yum)