Kisah Rumah Jaro Midun Pernah Dirobohkan Warga gegara Jelek

Kabupaten Sukabumi

Kisah Rumah Jaro Midun Pernah Dirobohkan Warga gegara Jelek

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Selasa, 27 Mei 2025 12:30 WIB
Jaro Midun, Kades Cikahuripan
Jaro Midun, Kades Cikahuripan. (Foto: Syahdan Alamsyah)
Sukabumi -

Kepala Desa Cikahuripan, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Heri Suryana alias Jaro Midun menjadi sorotan setelah aksinya dalam video menolong warganya yang hendak keluar dari rumah sakit viral.

Ia diketahui menyerahkan uang dan STNK mobilnya untuk jaminan warganya keluar dari RS. Siapa sosok Jaro Midun sebenarnya?

Jaro Midun diketahui sudah menjabat selama dua periode sebagai Kades Cikahuripan. Ia dicintai warganya. Bahkan ketika di periode pertama menjabat, saat itu rumahnya dirobohkan warga karena dianggap terlalu jelek.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peristiwa ini terjadi pada 2017 silam. Kisah saat rumahnya yang dirobohkan warga menjadi buah bibir tidak hanya di Kabupaten Sukabumi, tapi juga menyebar dengan cepat di berbagai grup media sosial Facebook kala itu.

"Alasan warga merobohkan rumah karena pertama rumah saya jelek, kemudian bocor di sana-sini. Kebetulan ada beberapa warga yang datang ke rumah silaturahmi, saat itu situasi hujan deras," cerita Jaro Midun, dalam sebuah wawancara dengan detikJabar,Jumat 28 Juli 2023 silam.

ADVERTISEMENT

Kala itu, warga yang datang keheranan karena melihat rumah tinggal Kades mereka yang bisa dibilang tak layak huni dan jelek. Padahal, Jaro Midun dikenal aktif melakukan bedah rumah untuk warganya.

"Saat itu memang jadi buah bibir, warga cerita lah waktu itu karena saya sendiri banyak membedah rumah menyalurkan bantuan dan memperjuangkan rumah masyarakat Cikahuripan yang tidak layak huni untuk mendapat bantuan rehab rumah tidak layak huni dari pemerintah," ujar Jaro Midun.

"Nah masyarakat melihat sendiri saat itu, sebenarnya saya juga malu ya. Kondisi hujan deras, bocor dimana-mana saat itu warga nyeletuk robohkan saja rumahnya," kisah Midun.

Midun kemudian menimpali ucapan warganya itu, ia menjelaskan kalau dirobohkan harus punya uang. Sementara sebagai kades, penghasilan tidak seberapa.

"Saya sambil nawuan (menguras) air di dapur karena bocor akibat hujan saya bilang dak kalau dirobohkan harus punya uang. Mau uang dari mana, warga kembali menjawab katanya 'cicing we des (diam saja pak kades)'," tutur Midun menirukan ucapan warganya saat itu.

Cerita itu kemudian berlalu begitu saja. Jaro Midun sendiri tidak mengingat-ingat percakapan singkat antara dia dan warganya itu sampai kemudian pada Jumat 6 Juli 2017 seperti biasa Midun menjalani aktivitas sebagai kades, ia berpamitan kepada istrinya untuk menghadiri acara walimahan salah seorang warganya.

Di tengah acara, Midun yang saat itu menjadi saksi pernikahan dihubungi sang istri yang memintanya untuk segera pulang karena banyak warga yang berkumpul di rumahnya. Semakin lama, menurut sang istri warga yang datang semakin banyak.

"Waktu menghadiri acara pernikahan warga jam 08.00 WIB walimahan, si ibu nelepon ke saya katanya 'abi pulang ieu kunaon ngarariung kieu warga (ini kenapa warga berkumpul)'. Saya yang saat itu memang tidak tahu apa-apa hanya menjawab 'da eweuh nanaon (tidak ada apa-apa)'," tutur Midun.

"Enggak lama istri nelepon lagi, katanya perabotan lemari semua yang ada di rumah diangkut keluar. Karena penasaran saat itu saya berpamitan ke yang punya hajat untuk pulang ke rumah," sambungnya.

Selama di perjalanan, berbagai pertanyaan membebani kepala Midun. Ia sama sekali tidak ingat pembicaraan dengan warga soal rencana merobohkan rumahnya beberapa waktu lalu. Ternyata rencana itu benar-benar dilakukan warga.

"Ketika sampai rumah alangkah kagetnya saya, rumah ternyata sudah ditarik warga untuk dirobohkan. Warga satu komando semua 'bagi rata-bagi rata' sampai akhirnya rumah benar-benar sudah roboh. Saya bilang ke warga, 'lur kunaon ieu teh saya teh euy (kenapa ini)'," ungkap Jaro Midun.

Warga saat itu meminta Jaro Midun untuk diam saja. Menurut warga, mereka malu punya kepala desa, sementara rumahnya kurang layak ditempati.

"Warga bilang 'cicing we des (kades diam saja)'. Saya bilang ke mereka sebelumnya harus ada uang. Tapi mereka minta saya diam saja, dan warga yang akan membangun lagi dengan kondisi lebih bagus," ucap Jaro Midun.

Singkat cerita rumah sang kades pun dibangun, jauh lebih layak. "Sekarang rumahnya permanen, awalnya hanya pakai bilik. Kejadian itu di periode saya menjabat, saya mencalonkan tahun 2013 masa jabatan habis 2019, kemudian nyalon lagi dan alhamdulillah terpilih lagi mengemban amanah sampai sekarang," kata Midun.

"Saya jadi Kades itu awalnya juga enggak mau, hanya memang banyak warga yang meminta sampai mungkin ya petunjuk Allah SWT karena awalnya tidak terpintas dalam hati ini menjadi kades. Selama ini memang aktif di berbagai kegiatan masyarakat, DKM Masjid, organisasi kepemudaan saya aktif. Mungkin ya akhirnya dicalonkan untuk maju," pungkasnya.

Kini kebaikan hati Jaro Midun kembali menjadi sorotan positif dari publik setelah aksi spontannya membantu membayar kekurangan RS warganya dengan uang Rp 500 ribu dan STNK kembali viral.

Aksi itu dilakukan untuk membantu seorang warga kurang mampu yang tidak memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan sedang sakit.

Peristiwa menyentuh ini terjadi pada Minggu (25/5/2025). Menurut Jaro Midun, saat itu keluarga pasien mendatangi rumahnya tengah malam karena sang pasien mengalami sesak napas.

"Ada warga yang sakit setelah dicek dia tidak punya KIS, sedangkan warga itu tidak mampu dan harus segera diobati," kata Midun kepada detikJabar Senin (26/5/2025).

(sya/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads