RSM (16), remaja asal Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang, mengidap penyakit langka gangguan perkembangan seks atau Differences in Sex Development (DSD). Kondisi fisik dan penampilannya menjadi laki-laki padahal sebelumnya diidentifikasi sebagai perempuan.
Kabar terkini, RSM sedang menanti pemeriksaan awal setelah dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Saat ditemui di kediamannya, pada Kamis (22/5/2025) paman RSM, Udan menuturkan, setelah melakukan pemeriksaan di RSUD Karawang pada Maret 2025 dan Rabu (21/5/2025) kemarin RSM akhirnya dirujuk ke RSHS Bandung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah pemeriksaan diputuskan untuk dirujuk, dan besok jadwal pemeriksaan awal," kata Udan saat berbincang dengan detikJabar.
Ia menjelaskan, RSM sebenarnya sudah ujian Madrasah Tsnawiyah atau SMP dan hendak lulus pada tahun ini, namun kemarin sang kakek menjelaskan bahwa RSM hanya tamat sekolah dasar karena ketidak tahuannya.
"Sekolah sebenarnya ini baru ujian MTs sebentar lagi lulus, dan tapi rencana melanjutkan SMA kayanya belum karena kondisi ekonomi sulit," kata dia.
RSM sendiri hanya tinggal bersama kakek nya yang bernama Sarta dan neneknya yang bernama Jeneng. Sang kakek memasukkan RSM ke dalam kartu keluarga sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara. Sebab sejak lahir sudah ditinggal ibunya.
"Yang anak Pak Sarta itu ibunya RSM, kalau dia justru cucunya, tapi karena sejak lahir tidak diurus ibunya pergi jadi dimasukkan sebagai anak di KK, karena yang mengurus kakek dan neneknya, atau paman saya sejak dia lahir," ungkap Udan.
Saat ini, RSM sendiri menjalani hari di rumah karena sudah tidak aktif sekolah sedang menunggu kelulusan. Namun kata Udan, RSM sendiri tengah dilema mengenai identitasnya yang masih perempuan, namun fisiknya sudah hampir 100 persen laki-laki.
"Sekarang masih di rumah, kalau fisiknya lelaki, tapi identitas semuanya perempuan. Ini kan 16 tahun jadi anaknya juga bingung seperti apa," ujar dia.
Kendati demikian, kata Udan RSM tidak mengalami tekanan psikologis atau penyakit langka yang dideritanya, sebab sejak kecil sudah percaya diri, dan lingkungan juga memberikan dukungan moril.
"Anaknya aman-aman aja nggak minder, memang dia percaya diri juga, disini tetangga juga mendukung dan tidak mengucilkan," pungkasnya.
(orb/orb)