Negara Ini Minta Bantuan Israel-UEA Perang Lawan Kartel Narkoba

Kabar Internasional

Negara Ini Minta Bantuan Israel-UEA Perang Lawan Kartel Narkoba

Rita Uli Hutapea - detikJabar
Sabtu, 10 Mei 2025 05:00 WIB
Soldiers in an armoured vehicle patrol the citys historic centre following an outbreak of violence a day after Ecuadors President Daniel Noboa declared a 60-day state of emergency following the disappearance of Adolfo Macias, leader of the Los Choneros criminal gang from the prison where he was serving a 34-year sentence, in Quito, Ecuador, January 9, 2024. REUTERS/Karen Toro
Tentara dan Polisi Ekuador Tingkatkan Patroli usai Geng Narkoba Bikin Onar. Foto: REUTERS/Karen Toro
Jakarta -

Presiden Ekuador Daniel Noboa meminta bantuan Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) untuk melawan kartel Narkoba di Amerika Selatan. Ekuador yang dulu damai kini marak aksi pembunuhan.

Mengutip dari detikNews, Jumat (9/5/2025), kantor berita AFP melaporkan, dalam wawancara eksklusif dengan AFP di Paris, Prancis, Noboa mengatakan Israel dan UEA telah sepakat untuk memberikan informasi intelijen "untuk membantu" memerangi para penyelundup kokain.

Ekuador yang dulunya damai, mencatat rata-rata satu kasus pembunuhan setiap jam pada awal tahun ini, seiring kartel-kartel tersebut mencoba untuk menguasai rute kokain yang melewati pelabuhan-pelabuhan negara itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama kampanye presiden, Noboa menyarankan pasukan khusus AS harus dikerahkan ke Ekuador untuk mengatasi kekerasan tersebut, dan mengusulkan reformasi hukum untuk memungkinkan pangkalan-pangkalan AS dibuka kembali.

Selama seminggu terakhir, ia melakukan perjalanan ke Italia, Spanyol, Inggris, dan Prancis, beberapa negara Eropa yang mengalami peningkatan konsumsi kokain, untuk mengembangkan aliansi keamanan lebih lanjut, serta Israel dan Uni Emirat Arab.

ADVERTISEMENT

Noboa mengatakan bahwa dirinya telah berbicara kepada para pemimpin Israel dan Emirat tentang "kerja sama keamanan di pelabuhan dan perbatasan... karena kekerasan terjadi di sana, di daerah-daerah atau di rute menuju pelabuhan."

Namun, Noboa mengakui sejauh ini tidak banyak yang berminat dari kekuatan-kekuatan asing untuk membangun pangkalan militer di negara tersebut.

Pada bulan Maret, ia mengumumkan aliansi keamanan dengan Erik Prince, pendiri perusahaan keamanan kontroversial Amerika Serikat, Blackwater, yang karyawannya telah membunuh dan melukai puluhan warga sipil di Irak.

Ketika ditanya tentang pakta tersebut, Noboa mengatakan bahwa Prince hanya bertindak dalam kapasitas "konsultasi".

Baca selengkapnya di detikNews.

(ita/sud)


Hide Ads