Terlibat Tawuran, Siswa SMA Asal Sukabumi Dikirim ke Barak TNI Lembang

Terlibat Tawuran, Siswa SMA Asal Sukabumi Dikirim ke Barak TNI Lembang

Whisnu Pradana - detikJabar
Senin, 05 Mei 2025 14:37 WIB
Siswa SMA Peserta Pendidikan Karakter di Barak Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi
Siswa SMA Peserta Pendidikan Karakter di Barak Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi. (Foto: Whisnu Pradana)
Bandung Barat -

Ratusan siswa SMA dan SMK se-Jawa Barat kini memulai perjalanan mereka untuk mondok selama dua pekan di Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Mereka yang dikirim ke barak karena tersandung masalah kenakalan remaja mulai dari tawuran, geng motor, kecanduan minuman keras, hingga kecanduan game online.

Salah satunya RR (16), siswa SMA asal Kabupaten Sukabumi. Ia jadi salah satu pelajar yang menjalani pendidikan karakter dan kedisiplinan lantaran terlibat aksi tawuran dengan sekolah lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Terlibat) tawuran, ya setuju saja. Diizinkan juga sama orang tua," kata R saat ditemui, Senin (5/5/2025).

Siswa kelas XII itu bakal mendapatkan pendidikan berupa bela negara, wawasan kebangsaan, kedisiplinan, keagamaan, dan materi lainnya oleh anggota TNI dari Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi.

ADVERTISEMENT

"Awalnya syok pas masuk ke sini, soalnya belum pernah. Cuma karena ingin lebih baik, ya dijalani. Perlengkapan cuma bawa baju," kata R.

Lain dengan ST (16), yang mengikuti pendidikan di Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi karena keinginannya sendiri. Ia selama ini bermasalah dengan kedisiplinan karena kerap datang terlambat.

"Sering datang terlambat, enggak semangat sekolahnya. Minta izin ke orang tua, akhirnya diizinkan," kata ST.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman mengatakan siswa SMA dan SMK yang dikirim ke Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi sebanyak 210 anak.

"Secara keseluruhan kami siapkan kuota 350 anak, tapi yang sekarang sudah datang itu 210 anak. Ini untuk gelombang pertama," kata Herman.

Selama menjalani pendidikan karakter kali ini, para siswa itu tetap akan mendapatkan materi pembelajaran seperti di sekolah pada umumnya selama dua jam setiap harinya.

"Tetap ada pembelajaran formalnya, harus menyisihkan waktu 2 jam setiap harinya. Jadi selain mendidik karakter mereka, pembelajaran sesuai kurikulum harus tetap didapat. Semua yang ada di sini, sudah diizinkan orang tuanya," kata Herman.

(sud/sud)


Hide Ads