Bahaya Mengintai di Balik Tren Ubah Foto Jadi Gaya Ghibli

Kabar Teknologi

Bahaya Mengintai di Balik Tren Ubah Foto Jadi Gaya Ghibli

Agus Tri Haryanto - detikJabar
Selasa, 08 Apr 2025 02:30 WIB
Film Studio Ghibli Karya Hayao Miyazaki
Film Studio Ghibli Karya Hayao Miyazaki (Foto: dok. Studio Ghibli via Instagram/@ghibliusa)
Bandung -

Belakangan ini, tren mengubah foto menjadi gambar bergaya animasi dengan bantuan kecerdasan buatan (AI) semakin populer, termasuk melalui layanan yang terintegrasi dengan ChatGPT. Namun, di balik keseruan tren tersebut, muncul kekhawatiran mengenai aspek keamanannya. Hal ini disampaikan oleh perusahaan keamanan siber Kaspersky.

Kaspersky mengingatkan bahwa meskipun sejumlah penyedia layanan AI ternama telah menerapkan langkah-langkah perlindungan data pengguna, tidak berarti sistem mereka sepenuhnya aman dari kebocoran. Gangguan teknis atau serangan siber dapat menyebabkan informasi pribadi bocor dan beredar secara ilegal, termasuk di pasar gelap dunia maya.

Selain risiko kebocoran data, akun yang digunakan untuk mengakses layanan AI juga berpotensi diretas, terutama jika kredensial pengguna dicuri atau perangkat mereka terinfeksi. Menurut tim intelijen digital Kaspersky, terdapat banyak temuan di dark web maupun forum hacker yang memperdagangkan akun layanan AI yang berhasil dicuri. Akun-akun tersebut bisa saja menyimpan riwayat interaksi pribadi pengguna dengan chatbot.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Potret diri merupakan jenis data yang tergolong sensitif karena dapat memberikan informasi visual yang memungkinkan pelaku kejahatan dunia maya menyamar sebagai individu tersebut, misalnya di media sosial," ujar Kaspersky.

Kendati demikian, Kaspersky menambahkan bahwa hanya dengan foto saja, pelaku umumnya belum cukup memiliki informasi untuk menjalankan aksi penipuan. Kebanyakan skema penipuan digital memerlukan data tambahan, seperti identitas pribadi, dokumen, atau informasi sensitif lainnya.

ADVERTISEMENT

Namun, potensi risiko meningkat jika pengguna mendiskusikan isu pribadi-seperti kondisi keuangan atau kesehatan-melalui chatbot. Informasi semacam ini bisa dimanfaatkan untuk aksi penipuan yang lebih terarah, seperti spear phishing.

Apa yang Harus Dilakukan ?

Untuk melindungi diri mereka sendiri, pengguna harus menggabungkan praktik keamanan standar dengan kewaspadaan dan akal sehat. Kaspersky memberikan tips sederhana berupa:

  • Akun layanan AI harus dilindungi dengan kata sandi unik yang kuat dan, jika memungkinkan, dengan autentikasi dua faktor.
  • Gunakan solusi keamanan yang komprehensif, termasuk pengelola kata sandi, untuk melindungi perangkat dan akun Anda.
  • Pilih layanan yang sudah mapan daripada berbagai penawaran proksi untuk mengurangi jumlah pihak yang memproses data Anda.
  • Selalu perlakukan chatbot sebagai orang asing acak di internet - jangan pernah membahas masalah pribadi atau membagikan detail rahasia-baik milik Anda maupun teman dan kerabat Anda, terutama tanpa persetujuan mereka.

Waspadalah terhadap situs web phishing potensial yang mengumpulkan kredensial dan menyebarkan malware-temuan kami menunjukkan bahwa penjahat dunia maya menggunakan sensasi seputar AI untuk memanfaatkannya. Pengguna yang lebih paham teknologi dapat memilih untuk menggunakan model bahasa besar dan multimoda lokal (di perangkat) untuk memproses data sensitif.

Artikel ini telah tayang di detikINET

(agt/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads