Penjelasan Ilmiah Penyebab Bau Kentut Berbeda Setiap Orang

Penjelasan Ilmiah Penyebab Bau Kentut Berbeda Setiap Orang

AN Uyung Pramudiarja - detikJabar
Minggu, 06 Apr 2025 03:30 WIB
Young man, smiling, sitting between man and woman holding noses
ilustrasi kentut. Foto: (Thinkstock)
Bandung -

Meskipun sama-sama tidak sedap, bau kentut dapat sangat bervariasi antara satu orang dengan yang lain. Pertanyaan umum pun muncul, mengapa sebagian orang memiliki bau kentut yang jauh lebih menyengat?

Maximilienne Toetie Allaart, peneliti mikrobioma usus dari University of Tubingen, menjelaskan bahwa bau kentut yang tidak sedap sebenarnya merupakan hal yang normal. Kondisi ini justru menjadi penanda bahwa sistem pencernaan seseorang dalam keadaan aktif dan berfungsi sebagaimana mestinya.

Menurutnya, produksi gas dalam sistem pencernaan tidak semata-mata berasal dari tubuh manusia, melainkan juga dari miliaran hingga triliunan mikroba yang hidup dalam saluran cerna. Mikroorganisme ini berperan penting dalam proses pencernaan, termasuk memecah makanan yang kemudian menghasilkan gas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mikrobioma usus Anda sama personalnya dengan sidik jari. Ada variasi yang signifikan di antara orang dalam hal keberadaan mikroba di usus," jelas Allaart dalam tulisannya di The Conversation.

Secara umum, mikroba dalam usus bekerja untuk memecah molekul besar menjadi komponen yang lebih kecil. Produk sampingan dari proses ini adalah asam lemak volatil dan berbagai jenis gas, yang kemudian dikeluarkan tubuh dalam bentuk kentut-baik secara tenang maupun dengan suara khas.

ADVERTISEMENT

Di antara berbagai gas yang dihasilkan, hidrogen sulfida dikenal sebagai gas yang paling menyengat, dengan aroma khas seperti telur busuk. Gas ini menjadi penyebab utama dari kentut berbau tajam.

Allaart menjelaskan bahwa jenis makanan yang dikonsumsi juga sangat memengaruhi jenis dan intensitas gas yang dihasilkan oleh mikroba usus. Makanan yang kaya akan unsur sulfur, terutama yang mengandung asam amino sistein dan metionin, cenderung meningkatkan produksi hidrogen sulfida.

"Biasanya ada lebih banyak asam amino dalam protein hewani (seperti telur dan daging merah) dibanding protein nabati," paparnya.

Dengan demikian, konsumsi makanan tinggi protein hewani dapat memperbesar peluang munculnya bau kentut yang lebih menyengat dibandingkan pola makan berbasis nabati.

Baca selengkapnya di detikHealth.




(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads