Myanmar Tetapkan Masa Berkabung Nasional Usai Diguncang Gempa M 7,7

Kabar Internasional

Myanmar Tetapkan Masa Berkabung Nasional Usai Diguncang Gempa M 7,7

Yogi Ernes - detikJabar
Selasa, 01 Apr 2025 12:00 WIB
Rescue personnel work at the site of a building that collapsed, following a strong earthquake, in Mandalay, Myanmar, March 29, 2025. REUTERS/Stringer
Myanmar Diguncang Gempa. Foto: REUTERS/Stringer
Bandung -

Myanmar dilanda gempa bumi berkekuatan 7,7 magnitudo yang menyebabkan ribuan korban jiwa. Pemerintah Myanmar telah menetapkan masa berkabung nasional selama tujuh hari untuk menghormati para korban.

"Myanmar mengumumkan tujuh hari berkabung nasional atas gempa bumi dahsyat berkekuatan 7,7 skala richter yang melanda Myanmar bagian tengah pada hari Jumat," bunyi keterangan media pemerintah Myanmar, MRTV, dilansir Anadolu Agency, Selasa (1/4/2025).

Pemerintah Myanmar mengeluarkan pengumuman tersebut pada Senin (31/3) waktu setempat. Selama masa berkabung, bendera nasional dikibarkan setengah tiang sebagai bentuk penghormatan bagi para korban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tim Informasi Administrasi Negara Myanmar melaporkan jumlah korban tewas akibat gempa mencapai 2.056 orang. Selain itu, sekitar 3.900 orang mengalami luka-luka dan hampir 270 lainnya dilaporkan hilang.

Jumlah korban jiwa terus bertambah. Pemerintah Myanmar menyampaikan bahwa angka korban tewas kini telah melebihi 2.000 orang.

ADVERTISEMENT

"Lebih dari 2.000 orang kini dipastikan tewas di Myanmar setelah gempa bumi terbesar melanda," bunyi keterangan pemerintah Myanmar yang dikutip CNN.

Sejumlah negara, termasuk Rusia, India, Tiongkok, Thailand, serta organisasi internasional seperti PBB dan UEA, telah mengirimkan tim pencarian dan penyelamatan spesialis. Bantuan kemanusiaan juga mulai disalurkan untuk membantu korban terdampak bencana.

Namun, proses distribusi bantuan menghadapi berbagai kendala. Dilansir Associated Press (AP), pemadaman listrik dan gangguan jaringan komunikasi menghambat penyaluran bantuan ke wilayah terdampak. Selain itu, keterbatasan alat berat juga membuat operasi pencarian dan penyelamatan tidak berjalan maksimal.

Gempa ini mengakibatkan lebih dari 10.000 bangunan runtuh atau mengalami kerusakan parah di wilayah tengah dan barat laut Myanmar. Salah satu insiden paling tragis terjadi di distrik Mandalay, di mana sebuah gedung kelas prasekolah runtuh, menewaskan 50 anak dan dua guru.

Analisis kecerdasan buatan dari Lab AI for Good milik Microsoft terhadap citra satelit Mandalay menunjukkan bahwa 515 bangunan mengalami kerusakan antara 80 hingga 100 persen, sementara 1.524 bangunan lainnya rusak dengan tingkat kerusakan antara 20 hingga 80 persen.

Baca selengkapnya di detikNews.




(ygs/sud)


Hide Ads