Sarmin (52), seorang sopir pengirim sapi asal Telukjambe, Kabupaten Karawang, harus menghadapi kenyataan pahit saat hendak melintasi Jembatan Cicangor. Harapannya untuk mengantarkan tiga ekor sapi ke Pasar Loji pupus setelah jembatan sementara (bailey) yang sedang dibangun justru hancur dan tak bisa dilalui.
Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (28/3/2025) petang. Sarmin mengaku mendapatkan informasi bahwa jembatan tersebut sudah bisa dilewati kendaraan, sehingga ia memilih rute tersebut demi mempercepat pengiriman sapi yang akan segera dipotong di Pasar Loji.
Baca juga: 7 Fakta Isu Perselingkuhan yang Menerpa RK |
"Saya bawa sapi 3 ekor, ini mau dijagal subuh, makanya saya lewat sini. Tadi katanya jembatan sementara sudah bisa dilalui," kata Sarmin, saat berbincang dengan detikJabar di jembatan Cicangor, Sabtu (29/3/2025) dini hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena jalur yang ia pilih tak bisa dilewati, Sarmin terpaksa mencari rute alternatif dengan memutar balik ke Bojongmanggu, Kabupaten Bekasi, lalu melalui Cariu, Kabupaten Bogor, sebelum akhirnya tiba di Pasar Loji. Perjalanan yang seharusnya lebih singkat pun bertambah hingga 42 kilometer atau sekitar dua jam lebih lama.
"Iya kita gak bisa balik, karean sapi sudah dipesan, paling putar balik ke Bekasi, terus ke Cariu, baru ke Loji," kata dia.
Meski perjalanan lebih jauh, Sarmin tetap berusaha menuntaskan tugasnya. Ia pun mengeluhkan tak adanya tambahan uang jalan untuk perjalanan yang lebih panjang ini, tetapi tetap harus menyelesaikan pengiriman karena berkaitan dengan pasokan daging di Karawang selatan menjelang Lebaran.
"Uang jalan ya gak ada tambahan, dikasih segitu ya segitu, tapi tetap harus sampai di sana, ini menyangkut kebutuhan banyak orang yang butuh daging di Pasar Loji," katanya.
Akibat kejadian ini, waktu istirahatnya pun berkurang drastis. Setelah selesai mengantar sapi ke Pasar Loji sekitar pukul 04.00 pagi, ia masih harus kembali ke Telukjambe dan melanjutkan perjalanan ke Purwakarta untuk pengiriman berikutnya sebelum pukul 12.00 siang.
"Yang jelas gak ada istirahat lagi, ini paling sampai loji jam 4 pagi, sampai Telukjambe lagi bisa jam 8, setelah itu saya harus antar sapi lagi ke Purwakarta, karena harus sampai jam 12 siang untuk dijagal," pungkasnya.
(iqk/iqk)