Penemuan Ular Bertaring Tiga, Hewan Paling Berbahaya di Dunia

Kabar Internasional

Penemuan Ular Bertaring Tiga, Hewan Paling Berbahaya di Dunia

Fino Yurio Kristo - detikJabar
Selasa, 25 Mar 2025 12:30 WIB
Ular bertaring tiga
Ular bertaring tiga. Foto: Live Science
Bandung -

Death adder dikenal sebagai salah satu ular paling berbisa di Australia. Namun, untuk pertama kalinya, seekor death adder ditemukan memiliki tiga taring berbisa, bukan dua seperti biasanya. Temuan ini menimbulkan kekhawatiran, mengingat gigitan ular ini bisa semakin mematikan.

"Ini adalah sesuatu yang belum pernah kami lihat sebelumnya," ujar Billy Collett, manajer Australian Reptile Park, seperti dikutip dari Live Science, Selasa (25/3/2025).

Mengutip dari detikINET, menurut Collett, ular berbisa tersebut telah dipelihara selama tujuh tahun, tetapi taring ketiga baru terlihat belakangan ini. "Saya pikir taring itu akan rontok seiring waktu, tapi setahun kemudian, taring itu masih ada," tambahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mutasi Langka

Taring ketiga yang terletak di sisi kiri mulut ular ini juga mampu menghasilkan racun. Artinya, setiap gigitan bisa mengeluarkan lebih banyak racun dibandingkan ular berbisa pada umumnya, sehingga menjadikannya semakin mematikan.

Collett bahkan menduga bahwa death adder bertaring tiga ini bisa menjadi salah satu ular paling berbahaya di dunia. Mutasi ini sendiri sangat langka dan belum pernah terdokumentasikan sebelumnya.

ADVERTISEMENT

Fakta Tentang Death Adder

Death adder (Acanthophis) merupakan kelompok ular berbisa yang tersebar di Australia dan Nugini. Mereka dikenal dengan serangan cepatnya, di mana beberapa spesies dapat menggigit dan menyuntikkan racun dalam waktu kurang dari 0,15 detik.

Racun death adder mengandung neurotoksin yang dapat menyebabkan kelumpuhan hingga kematian jika tidak segera ditangani. Sebelum adanya antibisa, sekitar 50% gigitan death adder berujung fatal.

Penemuan Saat Pemerasan Racun

Ular berbisa ini merupakan bagian dari program produksi antibisa di Australian Reptile Park. Keberadaan taring tambahan terdeteksi ketika ular tersebut diperah untuk diambil racunnya. Hasilnya mengejutkan-ular bertaring tiga ini mampu menghasilkan racun dua kali lipat lebih banyak dibandingkan ular bertaring dua.

Ini merupakan death adder bertaring tiga pertama yang ditemukan di taman reptil tersebut selama 20 tahun beroperasi. "Ada tiga ular bertaring tambahan lain yang pernah ditemukan di Australia, tetapi belum ada catatan mengenai death adder bertaring tiga seperti ini," ungkap pihak taman reptil.

Misteri Tumbuhnya Taring Ketiga

Hingga kini, belum diketahui secara pasti penyebab munculnya taring ketiga pada ular ini. Diduga, hal ini berkaitan dengan proses alami penggantian taring. Sama seperti gigi manusia, ular berbisa memiliki taring cadangan yang tumbuh di belakang taring utama. Ketika taring utama hilang, taring baru akan tumbuh menggantikannya.

"Hal normal bagi ular berbisa untuk mengganti taringnya setiap beberapa bulan. Sayangnya, kami belum mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan pertumbuhan taring ketiga ini dan saat ini tidak memiliki fasilitas untuk melakukan pengujian lebih lanjut," jelas mereka.

Temuan ini menjadi perhatian bagi para peneliti herpetologi dan pencinta satwa liar, mengingat dampak mutasi semacam ini terhadap efektivitas racun dan pola berburu ular berbisa di alam liar.

Baca selengkapnya di detikINET.




(fyk/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads