Warna-Warni Arus Mudik di Jabar Jelang Lebaran

Round-Up

Warna-Warni Arus Mudik di Jabar Jelang Lebaran

Tim detikJabar - detikJabar
Selasa, 25 Mar 2025 04:30 WIB
Kondisi arus lalu lintas di Exit Tol Cileunyi, Kabupaten Bandung, Senin (24/3/2025).
Kondisi lalin di exit tol Cileunyi, Kabupaten Bandung (Foto: Yuga Hassani/detikJabar).
Bandung -

Memasuki H-7 Lebaran, arus mudik di Jawa Barat mulai terasa. Ratusan hingga ribuan pemudik mulai memadati terminal, stasiun hingga jalanan baik tol maupun arteri untuk menuju kampung halaman.

Di Kota Bandung, Terminal Cicaheum mulai mengalami lonjakan penumpang yang hendak menuju berbagai daerah di Pulau Jawa. Tercatat ada 400 lebih pemudik yang berangkat menggunakan bus dari Terminal Cicaheum.

"Kemarin ada 476 penumpang yang berangkat dari Cicaheum, ada lonjakan dibanding hari biasa. Untuk hari ini datanya nanti (malam)," kata Kepala Terminal Cicaheum Asep Supriyadi, Senin (24/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penumpang karena di sini didominasi AKAP, kebanyakan sore yang datang sampai malam hari. Tujuan favorit dari sini Jawa Tengah Jawa Timur. Untuk AKDP Tasikmalaya, Banjar, Cirebon, Kuningan, Indramayu," lanjutnya.

Kemudian di GT Cileunyi, Kabupaten Bandung, pemudik terpantau mulai banyak melintas meski belum menimbulkan kepadatan hingga antrean kendaraan. Pihak pengelola jalan tol membuka 11 gardu di Exit Tol Cileunyi untuk mengantisipasi antrean.

ADVERTISEMENT

"Sekarang ada sekitar 14.362 kendaraan yang melintas. Data itu direkap dari pukul 00.00 WIB sampai dengan pukul 14.00 WIB tadi," ujar Supervisor Exit Tol Cileunyi, Agung Ginanjar.

Suasana mudik juga mulai terlihat di jalur pantura Cirebon. Meski belum meriah, ribuan kendaraan diperkirakan mulai terlihat melaju dari arah Jakarta menuju Jawa Tengah.

"Kalau peningkatan sudah ada cuman masih landai, kan masih hari kerja masih belum libur, diprediksi puncak arus mudik H-3 Lebaran, " tutur Agus, petugas Dishub Kota Cirebon.

Selain kendaraan roda dua yang mulai meningkat, terjadi juga peningkatan kendaraan dari angkutan barang. Menurut Agung, peningkatan angkutan barang bertujuan untuk menghindari pembatasan operasional angkutan barang selama mudik lebaran.

"Angkutan barang juga masih mendominasi, karena akan ada pembatasan jam operasional angkutan barang, berdasarkan keputusan bersama dari Jenderal Perhubungan Darat, Perhubungan laut, Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara dan Direktur Jenderal Bina Marga, untuk pembatasnya ada yang per hari dan per jam," tutur Agung.

Sementara di Indramayu, warga juga bersiap menyambut arus mudik Lebaran 2025. Mereka berinisiatif membuat jalur penyeberangan alternatif di kolong jembatan untuk membantu pengendara lokal menghindari kepadatan di jalur pantura.

Hal itu dilakukan warga Desa Legok, Kecamatan Lohbener, Indramayu dengan merapikan area di bawah jembatan yang berada di bawah Jalan Pantura. Mereka membangun jembatan bambu, menyiapkan jalur terowongan hingga memasang lampu penerangan.

"Ini seberangan buat hari Lebaran, bantu masyarakat nyeberang. Kan jalan-jalan Pantura itu kan ditutup, putarannya kan jauh sampai 5 kilometer jauhnya," ujar pengelola penyeberangan alternatif, Kaso (60).

"Sudah 10 tahun saya bantu masyarakat. Ya tiap Lebaran aja jarak waktu 20 hari lah sampai sesudah Lebaran," imbuhnya.

Wakil Gubernur Jawa Barat Erwan Setiawan juga mengimbau masyarakat untuk pergi mudik lebih dini guna menghindari kemacetan di jalur utama. Sebab menurut prediksi Dishub Jabar, 6,02 juta orang bakal melakukan perjalanan mudik di tanggal 28 Maret 2025 atau H-3 Idul Fitri.

"Saya berharap masyarakat untuk terus memantau kapan mereka harus melakukan mudik, jangan dipaksakan menjelang hari H karena itu akan membuat kemacetan yang nantinya mengganggu mereka," kata Erwan di Gedung Sate, Bandung.

"Makanya pemerintah sekarang sudah meliburkan sekolah dan (pegawai) instansi tidak harus datang ke kantor. Itu untuk mempermudah mudik lebih dini agar tidak terjadi kemacetan-kemacetan," lanjutnya.




(bba/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads