Aksi demonstrasi penolakan pengesahan Undang-undang TNI yang digelar di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (21/3) malam berakhir ricuh. Usai kejadian, massa aksi merusak fasilitas umum.
Pantauan detikJabar, Sabtu (22/3/2025) pagi sekitar Pukul 06.58 WIB, tembok depan gedung wakil rakyat dipenuhi coretan-coretan cat pilox yang berisikan tulisan-tulisan kritikan, salah satunya ditujukan ke Presiden Prabowo Subianto.
Baca juga: Demo Tolak UU TNI Kembali Digelar di Bandung |
Selain itu ada juga poster-poster kertas yang sama-sama bermuatan pesan kritik kepada pemerintah ditempel di tembok depan Gedung DPRD.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, ram kawat yang dipasang polisi awut-awutan, banyak bekas barang terbakar, salah satunya water barrier berwarna orange juga masih ada di jalan. Tanaman yang ada di depan gedung ini juga hancur karena diinjak-injak massa.
Bukan di tembok saja, pesan kritik kepada pemerintah juga ditulis di badan jalan yang ada di sepanjang depan jalan DPRD Jabar.
"Di luar saja, kalau di dalam ada satu kaca jendela yang kena," kata salah satu petugas keamanan DPRD Jabar.
![]() |
Tak hanya Gedung DPRD, bangunan rumah makan yang ada di sebelah Gedung DPRD yang pada malam tadi digunakan sebagai tempat berlindung awak media juga jadi sasaran.
"Ada kaca retak," kata salah satu karyawan rumah makan tersebut.
Kerusakan tak hanya terjadi di kawasan Gedung DPRD, benteng-benteng gedung yang ada di Jalan Diponegoro dan mengarah ke Jalan Sulanjana juga jadi sasaran vandalisme. Selain itu, pot bunga yang ada di Jalan Ir H Djuanda dirusak dan pecah hingga tanahnya berhamburan ke jalan raya.
Kerusakan lain di Jalan Ir H Djuanda ada videotron yang diduga dibakar dan bangunan yang digunakan bank juga diduga turut dibakar massa.
Saat itu di sepanjang Jalan Diponegoro, mengarah ke Jalan Sulanjana dan Jalan Ir H Djuanda sedang dibersihkan oleh petugas gober berompi biru.
Kerusakan fasilitas umum ini dikeluhkan sejumlah warga Bandung. "Sayang, tujuan demonya bagus, tapi malah anarkis dan juga rusak fasilitas umum," kata Dewi yang ditemui usai jogging di Jalan Ir H Djuanda.
Keluhan serupa juga dikatakan oleh Milda Kamila. Milda mengaku heran dengan kejadian ini.
"Bisa gak sih kalau demonya gak sambil anarkis, heran saya, fasilitas umum dibangun dari uang rakyat, kalau gak dijaga dan malah dirusak itu gimana? Gak elok menurut saya, lihat aja ini banyak bekas batu, sampah dan juga tulisan-tulisan di bangunan, miris," pungkas Milda.
(wip/dir)