Hasil Penelitian CJR: 60% Jawaban AI Terbukti Salah

Kabar Internasional

Hasil Penelitian CJR: 60% Jawaban AI Terbukti Salah

Josina - detikJabar
Rabu, 19 Mar 2025 05:30 WIB
Digital transformation technology strategy, IoT, internet of things. Businessman using smart phone with AI and Digital Icons design.
Ilustrasi penggunaan AI (Foto: Getty Images/Busakorn Pongparnit)
Bandung -

Sebuah studi baru menemukan bahwa alat pencarian berbasis AI sering kali memberikan jawaban yang salah dengan tingkat kesalahan yang tinggi.

Penelitian yang dilakukan oleh Columbia Journalism Review (CJR) menguji delapan alat AI dengan memberikan mereka kutipan dari sebuah artikel. AI tersebut kemudian diminta untuk mengidentifikasi judul artikel, penerbit asli, tanggal publikasi, serta URL yang sesuai.

Dikutip dari detikINET, hasil penelitian menunjukkan bahwa chatbot secara kolektif memberikan jawaban yang salah dalam lebih dari 60% pertanyaan yang diajukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jenis kesalahan yang ditemukan cukup beragam. Beberapa alat AI memberikan jawaban yang salah atau berspekulasi terhadap pertanyaan yang tidak dapat mereka jawab. Ada juga kasus di mana chatbot menampilkan tautan atau sumber yang tidak relevan. Selain itu, beberapa alat ditemukan mengutip versi plagiat dari artikel yang asli.

"Sebagian besar alat yang kami uji memberikan jawaban yang tidak akurat dengan kepercayaan diri yang mengkhawatirkan, jarang menggunakan frasa yang memenuhi syarat seperti 'tampaknya', 'mungkin', dan sebagainya, atau mengakui adanya kesenjangan pengetahuan dengan pernyataan seperti 'Saya tidak dapat menemukan artikel yang tepat'," demikian pernyataan CJR, dikutip detikINET dari Mashable, Senin (17/3/2025).

ADVERTISEMENT

Meski wajar jika pengguna bersikap skeptis terhadap alat pencarian berbasis AI, masalahnya banyak orang yang tampaknya tidak melakukan hal tersebut.

CJR juga mencatat bahwa 25% masyarakat Amerika lebih memilih menggunakan AI untuk mencari informasi dibandingkan mesin pencari tradisional.

Sementara itu, Google sebagai raksasa teknologi terus mendorong penggunaan AI dalam layanan pencariannya. Pada bulan ini, Google mengumumkan rencana untuk memperluas tinjauan AI dan mulai menguji hasil pencarian yang sepenuhnya berbasis AI.

Temuan dari CJR hanyalah salah satu bukti dari banyaknya ketidakakuratan AI dalam memberikan informasi. Alat-alat ini telah berulang kali menunjukkan kecenderungan memberikan jawaban yang salah dengan tingkat keyakinan tinggi.

Namun, perusahaan teknologi terus mengintegrasikan AI ke dalam berbagai produk. Oleh karena itu, penting untuk tetap waspada agar tidak menerima informasi yang keliru.

Artikel ini telah tayang di detikINET

(jsn/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads