Pemerintah Anggarkan Rp 17 Triliun untuk Rehabilitasi Sekolah

Pemerintah Anggarkan Rp 17 Triliun untuk Rehabilitasi Sekolah

Whisnu Pradana - detikJabar
Jumat, 14 Mar 2025 21:15 WIB
Wakil Menteri Dikdasmen Atip Latipulhayat Kunjungi SD di KBB
Wakil Menteri Dikdasmen Atip Latipulhayat Kunjungi SD di KBB (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Bandung -

Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Atip Latipulhayat menjanjikan rehabilitasi untuk bangunan SD Negeri Cipadang Manah, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Hal itu disampaikan Atip saat meninjau proses pembelajaran di SD tersebut pada Jumat (14/3/2025). Rehabilitasi bangunan sekolah sendiri merupakan program Presiden RI, Prabowo Subianto.

"Jadi kita akan rehabilitasi bangunan SD ini, karena mata anggarannya sudah ada. Anggaran ini asalnya dikelola Kementerian PUPR, sekarang oleh Kementerian Dikdasmen," kata Atip saat ditemui di Padalarang, Jumat (14/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atip mengatakan saat ini pihaknya sedang menunggu penyempurnaan aturan penyaluran anggaran tersebut. Total anggaran yang digelontorkan pemerintah pusat untuk rehabilitasi sekolah se-Indonesia sebesar Rp17 triliun.

"Saat ini kami sedang penyempurnaan aturan. Mudah-mudahan tahun ini bisa terlaksana, dengan anggaran total Rp17,1 triliun buat seluruh Indonesia," kata Atip.

ADVERTISEMENT

Rehabilitasi bangunan sekolah tersebut yang direkomendasikan Atip yakni bangunan kamar mandi, penerangan ruang kelas, hingga pembangunan perpustakaan sebagai upaya meningkatkan literasi pada siswa.

"Tadi kata siswa, kamar mandinya kurang bersih. Makanya kita minta direhabilitasi. Kemudian kita minta dibangun perpustakaan supaya anak-anak ini gemar membaca," kata Atip.

Di sisi lain, pihaknya juga menyampaikan kabar baik bagi guru yang tak mesti berkutat dengan administrasi di sela kewajibannya mendidik siswa.

"Jadi pemerintah ingin mewujudkan pendidikan bermutu dengan sistem, fasilitas, dan kualitas guru yang ditingkatkan. Kami memberikan keringanan beban administrasi guru yang selama ini dianggap membebani. Dikurangi supaya fokus mengajar," ujar Atip.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads