Populasi Negara Tetangga Indonesia Ini Kian Menua

Populasi Negara Tetangga Indonesia Ini Kian Menua

Suci Risanti Rahmadania - detikJabar
Jumat, 14 Mar 2025 12:30 WIB
People line up to vote during the general election in Alor Setar, Malaysia, May 9, 2018. REUTERS/Lai Seng Sin
Ilustarsi warga Malaysia (Foto: REUTERS/Lai Seng Sin)
Malaysia -

Malaysia saat ini menghadapi tantangan populasi yang menua, dengan 8,1 persen penduduknya berusia 65 tahun ke atas pada 2024, menurut data dari Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Persentase ini diperkirakan akan meningkat menjadi 14,5 persen pada 2040, menjadikan lansia sebagai kelompok dominan dalam populasi Malaysia lebih cepat dari yang diperkirakan. Sebelumnya, pemerintah memperkirakan transisi ini baru akan terjadi pada 2044.

PBB mengklasifikasikan suatu negara sebagai memiliki populasi menua jika lebih dari 7 persen penduduknya berusia 65 tahun ke atas. Ketika angka ini melewati 14 persen, negara tersebut masuk kategori masyarakat menua, dan jika melampaui 20 persen, disebut sebagai masyarakat yang sangat menua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penuaan populasi di Malaysia dipicu oleh meningkatnya angka harapan hidup serta penurunan signifikan dalam tingkat kelahiran.

Pada Februari lalu, Menteri Pemberdayaan Perempuan, Keluarga, dan Masyarakat, Nancy Shukri, mengungkapkan kepada parlemen bahwa angka kelahiran di Malaysia telah menurun dari 2,2 pada 2012 menjadi 1,7 pada 2023. Padahal, tingkat kelahiran yang dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan populasi antargenerasi adalah 2,1.

ADVERTISEMENT

Luncurkan Buku Putih Tentang Penuaan Populasi

Di sisi lain, Menteri Ekonomi, Rafizi Ramli, pertama kali mengumumkan pada Agustus 2024 bahwa pemerintah berencana mengajukan white paper atau buku putih tentang penuaan populasi tahun ini. Ia mengatakan bahwa para pejabat telah menyusun kerangka kerja serta rencana aksi untuk mengatasi tren tersebut.

Meskipun sedikit rincian yang dirilis mengenai white paper tersebut, Rafizi dilaporkan mengatakan bahwa dokumen ini akan mengatasi "kelemahan" dalam perlindungan sosial, khususnya bagi para pensiunan.

Rafizi juga menyatakan pada November lalu bahwa white paper itu akan membahas bidang-bidang seperti asuransi, pensiun, serta aspek hukum untuk mengembangkan industri perawatan lansia di Malaysia.

Apa Dampaknya?

Di kawasan Asia Tenggara, Malaysia memiliki proporsi penduduk berusia di atas 65 tahun terbesar keempat pada tahun 2023, yakni sebesar 7,4 persen, berdasarkan data dari Sekretariat Association of Southeast Asian Nations (ASEAN).

Meski begitu, Vietnam (9,2 persen), Thailand (13,4 persen), dan Singapura (17,3 persen) memiliki populasi lansia yang lebih besar dibandingkan Malaysia.

Seperti beberapa negara tetangganya di Asia Tenggara, Malaysia mencapai status negara menua lebih cepat dari yang diperkirakan. Beberapa pengamat mempertanyakan apakah pemerintah bertindak terlalu lambat dalam mengatasinya.

Lee Min Hui, konsultan gender di United Nations Population Fund (UNFPA), mengatakan bahwa Malaysia sudah merasakan dampak dari terbatasnya dukungan untuk orang lanjut usia.

"Dengan semakin banyaknya perempuan yang meninggalkan dunia kerja dan beralih ke pekerjaan perawatan, serta semakin banyaknya orang lanjut usia yang menghadapi masalah terkait ketergantungan pada perawatan dan kesulitan mendapatkan perawatan, akan lebih baik jika persiapan ini dapat dilakukan lebih awal," katanya, dikutip dari CNA.

"Hal ini terjadi karena dibutuhkan waktu untuk membangun infrastruktur, kerangka kerja, dukungan, dan perubahan pola pikir yang diperlukan untuk memastikan respons holistik terhadap penuaan."

Sementara itu, Direktur Social Wellbeing Research Centre, Norma Mansor, menegaskan bahwa hal ini belum terlambat jika segera ditangani, dengan mencatat bahwa usia rata-rata di Malaysia masih 31 tahun, dibandingkan dengan Singapura yang telah mencapai 43 tahun.

"Di Malaysia, kami masih memiliki waktu untuk merencanakan dan menikmati manfaat ekonomi perak," kata Norma.

"Namun jika kami tidak melakukannya sekarang, maka kami akan terlambat."

Norma juga menyoroti rencana pemerintah Malaysia untuk mengajukan buku putih tersebut. Menurutnya, buku tersebut harus diajukan lebih cepat.

Selain itu, buku tersebut juga harus membahas pengembangan ekonomi perawatan Malaysia, yang mencakup perawatan terjangkau bagi orang lanjut usia dengan berbagai kemampuan serta perlindungan sosial bagi pengasuh informal di rumah.

"Buku putih tersebut juga harus mencakup aspek-aspek seperti keamanan finansial, infrastruktur ramah usia lanjut, dan penuaan yang sehat," tambah para ahli.

Artikel ini telah tayang di detikHealth

(suc/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads