Masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga tempat kembali bagi mereka yang sedang mencari ketenangan. Di Masjid Sejuta Pemuda atau Masjid At-Tin di Sukabumi, cerita tentang jamaah yang datang dengan berbagai persoalan hidup sudah menjadi hal biasa.
Dari mereka yang ingin bertaubat, menghadapi konflik keluarga, hingga yang berada di ambang keputusasaan, masjid ini menjadi tempat berlindung bagi hati-hati yang gelisah.
"Masjid yang dibangun dengan dasar ketakwaan maka di dalam Al-Quran disebutkan ada orang-orang yang bertaubat, membersihkan diri, maka sering banget masjid ini kedatangan orang yang dia betul-betul ingin menyelesaikan masalah," kata
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
selaku pendiri Masjid Sejuta Pemuda di Kota Sukabumi, belum lama ini.
"Masjid ini sering kedatangan orang-orang yang benar-benar ingin menyelesaikan masalahnya. Ada yang mau bunuh diri, ada anak yatim yang habis nusuk orang, ada suami-istri yang hampir bercerai, ada anak broken home yang bertengkar dengan orang tuanya. Dari masalah-masalah mereka, mendatangkan ke masjid," sambungnya.
Masjid 24 Jam: Tempat Bagi Mereka yang Ingin Bertaubat
Salah satu cerita yang sering terjadi adalah kisah orang-orang yang ingin bertaubat, tetapi kesulitan menemukan masjid yang terbuka di malam hari. Atas dasar itulah, Masjid Sejuta Pemuda membuka pintunya selama 24 jam.
"Yang unik adalah ketika ada seseorang ingin bertaubat, datang ke masjid malam-malam, tapi masjidnya dikunci. Dia mencari tempat lain, sampai akhirnya melihat di media sosial bahwa Masjid Sejuta Pemuda buka 24 jam. Akhirnya dia datang ke sini, menenangkan diri selama tiga hari. Kami fasilitasi makan, tidur, kopi, hingga akhirnya dia merasa tenang," ujarnya.
Bukan hanya satu atau dua orang yang mengalami hal ini. Dalam setahun terakhir, sudah ada ratusan orang yang datang ke Masjid Sejuta Pemuda dengan berbagai beban hidup.
![]() |
Lebih dari Sekadar Tempat Ibadah: Ruang Konsultasi dan Pendampingan
Memahami bahwa banyak jamaah yang datang dengan permasalahan hidup, masjid ini juga menyediakan ruangan khusus untuk konsultasi. Pemuda-pemuda yang berpengalaman disiapkan untuk menjadi pendengar jemaah yang datang.
"Kami menemani mereka yang ingin curhat, mendengarkan masalah mereka. Makanya, di sini juga ada ruangan konsultasi khusus, tidak hanya untuk masalah pribadi, tetapi juga finansial dan bisnis. Setidaknya, ada orang-orang yang berpengalaman yang bisa membantu," jelasnya.
Konsep ini menjadikan Masjid Sejuta Pemuda lebih dari sekadar tempat ibadah. Ia berkembang menjadi tempat kembali bagi mereka yang sedang mencari solusi, ruang aman bagi mereka yang sedang berjuang.
Anggy mengatakan, banyak jemaah yang akhirnya merasa bahwa masjid ini adalah rumah kedua mereka. Dengan suasana yang terbuka, fasilitas yang nyaman, serta keberadaan orang-orang yang siap mendampingi, masjid ini memberikan harapan baru bagi banyak orang.
![]() |
"Kami ingin masjid ini menjadi tempat yang selalu hidup. Bukan hanya untuk ibadah, tapi juga tempat bagi orang-orang yang butuh ketenangan dan jawaban atas masalahnya. Masjid harus menjadi bagian dari solusi umat," katanya.
Di tengah dunia yang semakin sibuk dan keras, Masjid Sejuta Pemuda hadir sebagai tempat berlabuh bagi mereka yang ingin menemukan kedamaian. Sebuah masjid yang bukan hanya berdiri dengan dinding-dindingnya, tetapi juga dengan hati yang terbuka untuk semua.
Hal serupa juga dirasakan oleh jemaah asal Jakarta, Asoes (47). Ia bersama 12 orang temannya touring dari Jakarta menuju Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi dan sengaja bersinggah di Masjid Sejuta Pemuda.
"Sebenarnya kita ada acara di Gegerbitung, mampir terus ada teman-teman 'ayo kita salat di masjid yang viral, Masjid sejuta pemuda.' Ternyata di Sukabumi," katanya.
"MasyaAllah luar biasa. Dan saya merasa bersyukur juga karena pemuda-pemuda muslim ini bisa me-manage dengan baik, kalau saya lihat di viralnya itu bagus lah ke depannya saya harapkan lebih ditingkatkan lagi," tutupnya.
(orb/orb)