Sore di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPNP) semula berjalan tenang, aktivitas warga tampak seperti biasanya. Namun, mendung pekat yang menggelayut di langit Kamis (6/3/2025) sore itu, perlahan berubah menjadi hujan deras yang terus mengguyur tanpa henti.
Di balik gelap yang merambat, tak ada yang menyangka bahwa Sungai Cipalabuhan telah siap meluapkan kekuatannya. "Waktu terjadi hujan jam 17.30 WIB mulai hujan, lama kelamaan besar, semakin malam tambah besar ternyata meluap," tutur Iwan Bule, warga setempat menceritakan kisahnya saat berada di kawasan PPNP kepada detikJabar, Sabtu (8/3/2025).
Kekuatan sungai itu datang tanpa ampun. Air bah dengan ganasnya menerobos masuk ke kawasan dermaga, menyapu segala yang berada di jalurnya. Iwan melihat langsung bagaimana air sungai menghantam mobil berwarna merah milik Usep Kusmindar, pemancing asal Kiaracondong, Bandung, menjadi salah satu korban keganasan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ternyata di sini ada mobil warna merah, langsung terseret awalnya perlahan namun lama-lama laju seretannya makin kencang, kita mau evakuasi bingung. Pemiliknya enggak ada mancing di laut mobil ditinggal di parkiran," lanjut Iwan Bule menggambarkan suasana malam nahas tersebut.
Iwan sendiri mekukan evakuasi mandiri, ia menunjuk jari ke arah pinggangnya. Menuutnya titik air mencapai pinggang orang dewasa. Menurutnya sudah kesekian kalinya sungai Cipalabuhan meluap menerjang kawasan PPNP/Dermaga Palabuhanratu.
"Ketinggian air sepinggang orang dewasa, akibat meluapnya air Sungai Cipalabuhan. Ini sudah kesekian kalinya, tapi yang ini lebih parah tiap tahun lebih parah, selalu saja ada banjir. Yang rusak, paving block, kapal-kapal yang tenggelam, mobil hanyut, tembok pada hancur," keluhnya.
Amukan Sungai Cipalabuhan terlihat jelas dari udara. Luapan air berwarna cokelat pekat menyapu pemukiman, menyisakan jejak kehancuran di berbagai titik. Visual dari kamera udara merekam kondisi pasca-banjir di kawasan itu.
Dalam tangkapan udara, derasnya arus sungai membawa material kayu, puing bangunan, dan berbagai sampah yang tersangkut di tepian. Pohon-pohon yang sebelumnya rimbun kini gersang, terselimuti lumpur dan serpihan kayu yang menumpuk di sekitarnya.
Di sisi lain, genangan besar yang masih menutupi sebagian rumah warga dan jalan-jalan utama. Sungai Cipalabuhan yang meluap telah merusak bangunan, menyebabkan beberapa bagian dermaga runtuh, serta menghanyutkan perahu dan kendaraan. Di sekitar pasar dan area pergudangan, genangan banjir masih terlihat.
"Pasar Palabuhanratu kemarin itu lumpuh, air bercampur lumpur masuk dan menerjang ke los-los dan lorong pasar. Hari kemarin itu kami sibuk beberes," kata Andi salah seorang pedagang Pasar Semi Modern Palabuhanratu.
Banjir kali ini merupakan yang terparah dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan catatan detikJabar, luapan Sungai Cipalabuhan telah berulang kali menerjang kawasan ini, namun kali ini dampaknya lebih luas dan merusak.
Banjir Bandang Cipalabuhan Menelan Nyawa
Namun, bukan hanya kerusakan, sebuah jeritan memilukan menggema saat bah Cipalabuhan datang menerjang. Seorang ibu bernama Santi alias Zahra (40) bersama anaknya, Nurul (3), terjebak di rumah kontrakan mereka yang tak mampu menahan derasnya terjangan air bah.
"Saat air naik, dia mulai minta tolong. Tapi mau gimana? Kita juga lagi sibuk nyelamatin keluarga masing-masing," ujar Andi Andriansyah, seorang warga yang sempat mencoba menolong, Jumat (7/3/2025).
Santi dan Nurul sempat bertahan dengan memegang jendela, namun kekuatan alam jauh lebih perkasa. Rumah mereka hancur tersapu arus.
"Waktu banjir datang, air sudah tinggi, seperti ombak di laut. Saya sudah naik ke lantai dua rumah. Tiba-tiba terdengar suara teriakan 'tolong-tolong', saya tahu itu suara Santi. Saya juga dengar suara anaknya nangis. Tapi mau gimana, air sudah tinggi," kenang Dina (59), tetangga korban.
Setelah pencarian panjang, akhirnya jasad ibu dan anak itu ditemukan keesokan siang, Jumat (7/3/2025). Mereka ditemukan dalam kondisi tertimbun puing-puing bangunan dan sampah yang terbawa arus.
"Alhamdulillah, sekitar pukul 13.30 WIB, keduanya bisa ditemukan bersama-sama. Ini ibu dan anak," ujar Kepala Seksi Operasi Kantor SAR Jakarta, Akhmad Rizkiansah.
Proses evakuasi menghadapi tantangan berat, dengan material sisa banjir menghalangi tim SAR gabungan yang bergerak cepat sejak malam hingga siang hari. "Kesulitannya memang ada banyak sampah dan material bangunan yang menumpuk. Korban ditemukan dalam kondisi terkubur di dalam tumpukan tersebut," jelas Rizkiansah.
Rekam Jejak Amukan Sungai Cipalabuhan
Banjir kali ini, menurut warga, merupakan yang paling parah dalam beberapa tahun terakhir. Sungai Cipalabuhan, yang sehari-hari mengalir tenang, kembali membuktikan bahwa ia bisa berubah menjadi bencana dalam sekejap. Berdasarkan catatan detikJabar, beberapa kejadian banjir serupa pernah melanda kawasan tersebut:
- 18 Maret 2020: Banjir merendam Dermaga Palabuhanratu sekitar pukul 15.00 WIB.
- 25 Januari 2021: Dermaga Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu terendam banjir akibat luapan Sungai Cipalabuhan.
- 23 Desember 2021: Banjir merusak kawasan dermaga, menyebabkan perahu-perahu terdampar.
- 1 Maret 2022: Sungai Cipalabuhan meluap, menyebabkan banjir yang menggenangi area dermaga.
- 3 Desember 2024: Sungai Cipalabuhan kembali meluap, menggenangi sebagian kawasan Dermaga PPN Palabuhanratu.