Malam itu, air datang begitu cepat. Erlan Apriana (41) masih berada di rumahnya di pinggir Sungai Cigangsa ketika air bah menerjang Kampung Kebon Kalapa, Kelurahan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Sekitar pukul 21.00 WIB, air meluap dengan ganas, menghantam rumahnya hingga nyaris tak bersisa.
"Udah naik sampai segini," ujar Erlan sambil menunjuk dadanya Jumat (7/3/2025), ia mengenang betapa cepatnya air merendam pemukiman.
Ia, istrinya, dan anak-anaknya tak sempat berpikir lama. Mereka bergegas meninggalkan rumah yang sudah kosong, mengungsi ke rumah RW yang berada di tempat lebih tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini bukan pertama kalinya mereka merasakan dampak bencana. Desember lalu, rumahnya sudah lebih dulu terkena dampak banjir. Terpaksa pindah ke lokasi lain, namun di tempat baru pun bencana kembali menimpa.
Kini, rumah yang pernah mereka tinggali hanya menyisakan puing. "Habis semua," kata Erlan lirih. Dari tiga kamar yang dulu menyimpan pakaian dan barang berharga, hanya satu kamar yang tersisa. Sisanya hanyut bersama arus.
Banjir tidak hanya merusak rumahnya, tetapi juga berdampak hingga ke SD Negeri 3 yang berjarak cukup jauh dari sungai. Bencana ini meninggalkan luka bagi banyak warga yang kini harus memulai segalanya dari nol.
Pantauan detikJabar, arus Sungai Cigangsa merusak rumah-rumah yang berada di bantaran sungai. Dinding hingga lantai rumah jebol diterjang amukan sungai.
![]() |
Amukan airan Sungai Cigangsa juga diceritakan Ketua RW 09 Badak Putih, Palabuhanratu, Jejen Jaenudin. Dia mencatat total ada 72 kepala keluarga (KK) terdampak banjir di wilayahnya.
"Dari data yang dihimpun, kerusakan parah terjadi di beberapa RT. Di RT 01, terdapat 18 KK terdampak dengan satu rumah rusak berat," ungkapnya.
"RT 02 mengalami kondisi serupa dengan 9 KK terdampak dan satu rumah rusak berat. Sementara itu, RT 05 menjadi yang paling parah dengan dua rumah mengalami kerusakan berat. Selain pemukiman, satu jembatan juga rusak berat akibat banjir, proses pendatan masih dilakukan," terang Jejen menambahkan.
Jejen mengungkap, saat ini pihaknya masih kesulitan mengakses bantuan. Baik itu material maupun kebutuhan permakanan untuk warga yang terdampak.
"Harapannya warga yang terdampak bisa segera mengakses bantuan, baik itu untuk kebutuhan maknanan dan kebutuhan lainnya terkait kebencanaan," harapnya.
(sya/yum)