Begini Kemampuan Unit Khusus Polda Jabar yang Bergigi Tajam

Begini Kemampuan Unit Khusus Polda Jabar yang Bergigi Tajam

Wisma Putra - detikJabar
Sabtu, 01 Mar 2025 08:00 WIB
Kuda Turangga dan K-9 Ditsamapta Polda Jabar.
Kuda Turangga dan K-9 Ditsamapta Polda Jabar. (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

Sebuah bus dan tiga unit mobil ranger milik polisi Polda Jabar tiba di kawasan Bumi Perkemahan Kiara Payung, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Bus dan mobil ranger itu mengangkut pasukan khusus di samping personil Polri.

Pasukan khusus yang dimaksud, yakni bus itu digunakan untuk mengangkut dua ekor kuda tunggang dan tiga mobil ranger digunakan untuk mengangkut lima ekor anjing pelacak. Ketujuh satwa itu merupakan bagian dari personil Polisi Satwa yang ada di bawah Direktorat Samapta Korps Samapta Bhayangkara (Ditsamapta) Polda Jawa Barat (Jabar).

detikJabar berkesempatan menyaksikan latihan ketujuh satwa milik Polisi Satwa Ditsamapta Polda Jabar ini. Sebelum anjing pelacak atau personil K-9 berlatih, dua ekor kuda Turangga Ditsamapta Polda Jabar berlatih terlebih dahulu. Latihan ini dilakukan di Lapangan Sepak Bola Bumi Perkemahan Kiara Payung. Pelatihan kuda ini harus dilakukan di lapangan luas, agar mereka dapat berlari dengan bebas dan lepas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua ekor kuda ini merupakan kuda yang berasal dari Belanda, pelatihan dilakukan terhadap kuda ini agar kondisi kesehatan kuda-kuda itu tetap bugar. Beda dengan kuda pacu, karena kedua kuda ini merupakan jenis kuda tunggang, saat berlatih gerakan kuda-kuda ini akan terlihat indah dan memiliki irama yang lentur, namun tetap masih menggunakan kekuatan yang tinggi.

15 menit sudah kuda Turangga Ditsamapta Polda Jabar berwarna coklat dan hitam berlatih, dilanjutkan lima ekor anjing pelacak dari K-9. Dari lima ekor anjing pelacak itu, personil Polisi Satwa Ditsamapta Polda Jabar hanya membawa anjing yang memiliki keahlian dalam melakukan pelacakan umum dan jihandak.

ADVERTISEMENT

Beda dengan kuda yang harus membutuhkan lahan luas, pelatihan terhadap anjing-anjing ini dapat dilakukan hanya setengah dari lapangan sepakbola. Latihan pertama dilakukan untuk seekor anjing yang memiliki kemampuan pelacakan umum. Saat berlatih, anjing yang memiliki wajah sangar takluk di tangan sang keeper alias pawang. Anjing itu diminta duduk dan berdiri, lalu meloncat. Sesekali sang pawang juga melepas anjing tersebut.

Detik-detik menegangkan terjadi, saat anjing itu diminta untuk mengejar target yang di mana seorang anggota polisi menggunakan sebuah jaket tebal yang diskenariokan jika orang tersebut merupakan pelaku kejahatan. Setelah mendapatkan aba-aba dari sang pawang, anjing itu dengan sekuat tenaga berlari dan langsung meloncat menerkam target sasaran.

Orang tersebut langsung terjatuh dan gigi-gigi tajam anjing itu langsung menggigit jaket tebal yang dikenakan target. Selain menggigit, anjing itu juga menarik dan mencabik-cabik jaket target. Setelah sang pawang datang dan meminta agar apa yang dilakukan anjing itu berhenti, akhirnya anjing itu melepaskan gigitan dan kembali kepada sang pawang.

Meski ada lima, hanya empat yang melakukan latihan, tiga anjing yang melakukan latihan memiliki kemampuan untuk melakukan pelacakan bom atau bahan peledak. Ada dua anjing usia dewasa dan ada satu anjing usia muda atau umur 6 bulan yang saat ini dilatih untuk menjadi anjing pelacak bahan peledak terbaik milik Polda Jabar.

Beda dengan satu anjing sebelumnya, tiga anjing ini berlatih mencium bahan yang kerap digunakan untuk bahan peledak yakni black powder. Saat pawang membukakan tangan dan menunjukkan pot plastik yang biasa digunakan untuk latihan, anjing itu akan mendekat ke sumber bau dan memberi isyarat kepada sang pawang jika ada bahan peledak di sekitarnya.

Sementara untuk satu anjing lainnya, tidak ikut latihan dan hanya diajak jalan-jalan mengingat usianya sudah sepuh sekitar 12 tahun yang di mana produktivitasnya sudah menurun dibandingkan empat anjing lainnya. Meski demikian, anjing itu merupakan anjing senior yang memiliki banyak pengalaman.

Mengenal Polisi Satwa Polda Jabar

Dirsamapta Polda Jabar Kombes Pol Ahmad Yanuari.Dirsamapta Polda Jabar Kombes Pol Ahmad Yanuari. Foto: Wisma Putra/detikJabar

Dirsamapta Polda Jabar Kombes Pol Ahmad Yanuari Insan mengatakan, di struktur Ditsamapta Polda Jabar itu ada namanya Unit Polisi Satwa. Satwa itu terdiri atas dua, yaitu satu Turangga atau kuda. Kemudian yang kedua unit K-9. K-9 itu unit anjing pelacak.

"Kita punya kuda lima ekor, kudanya dari Belanda semua. Anjing pelacak itu berbagai macam jenisnya. Itu ada 20 ekor dengan kemampuan masing-masing ada pelacakan umum, narkoba, jihandak. Ada untuk misalnya mendeteksi kriminalitas atau yang biasa digunakan di bencana. Jadi tugas-tugasnya itu sama dengan kegiatan Polri," kata Insan kepada detikJabar, Rabu, 19 Februari 2025 di Mapolda Jabar.

Untuk kuda, memiliki tugas sebagai kuda patroli atau menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Sementara anjing pelacak menurut Insan, mempunyai tugas penjagaan, pengawalan, pelacakan umum dan juga patroli. Pelibatannya anjing ini, unit K-9 ini digunakan untuk berbagai macam kegiatan.

"Misalnya kegiatan pengamanan masyarakat, kegiatan sepakbola, ada juga misalnya kunjungan-kunjungan VIP. Seperti yang terakhir, kunjungan VVIP dari kegiatan datangnya Paus dari Patikan, itu kita ikut mengamankan. Apalagi Jawa Barat ini juga banyak kejadian bencana, tanah longsor, itu dominan itu. K-9 kita itu dilibatkan," ungkapnya.

Untuk Unit Polisi Satwa Ditsamapta Polda Jabar memiliki jumlah personil sebanyak 33 orang. Terdiri dari 1 Kanit, personilnya untuk K-9 ada 19 anggota, Aswasada atau kuda Turangga ada 10 orang dan sisanya merupakan staf.

Untuk lima ekor kuda berjenis dari Belanda dan untuk 20 ekor anjing, memiliki jenis-jenis yang berbeda di antaranya jenis Labrador, Belgian Malinois, Doberman, Rottweiler, Golden, Helder, Dutch Shepherd, dan ada juga jenis mix. Jadi semuanya ada 20 unit.

"Anjing Ini ada klasifikasinya atau kemampuannya. Seperti Labrador, kita punya satu kualifikasi handak, yang kedua ada kualifikasi pelacakan umum. Lalu ada misalnya untuk bencana, untuk melacak korban yang tertimbun tanah longsor, dia yang maju untuk melacak," tambahnya.

Perlakukan Satwa Seperti Anggota

Kuda Turangga Ditsamapta Polda Jabar.Kuda Turangga Ditsamapta Polda Jabar. Foto: Wisma Putra/detikJabar

Insan menjelaskan, lima ekor kuda dan 20 ekor anjing pelacak memiliki tugas mulia seperti anggota lainnya. Menurutnya, mengendalikan dan memelihara satwa itu sama dengan mengendalikan anggota sendiri.

"Jadi satwa itu kan, dia harus kita openi (urus), harus kita beri vitamin, harus kita beri makan yang bergizi. Itu semuanya memang dianggarkan oleh negara. Tapi kan secara perasaan itu, humanisme itu diterapkan juga kepada satwa itu," jelasnya.

Jika melihat dari sejarahnya pembentukan K-9. Menurut Insan K-9 sendiri berasal dari Bahasa Yunani yang artinya itu binatang dengan gigi taring. Binatang dengan gigi taring atau serigala.

"Nah tentunya mereka punya keunikan. Keunikannya apa? Ini sebenarnya binatang buas. Karena jenis anjing kalau kita lihat anjing kampung memang tidak terlalu buas. Karena memang hari-hari sudah berinteraksi dengan manusia. Ini kan binatang yang harus dilatih. Tentunya kalau dengan sentuhan-sentuhan itu anjing itu apabila sudah dilatih, diberi sentuhan oleh katakan pawangnya atau keeper-nya itu, dia akan nurut," terangnya.

"Tapi kalau tidak dilatih bertemu dengan orang, orangnya tidak dikenal itu jangan coba-coba. Apalagi yang kualifikasi misalnya untuk Dalmas atau PHH, itu pasti akan mengejar terus kepada orang yang tidak familiar dengan dia. Jadi memang pasti akan ada suka-dukanya dalam melatih anjing. Oleh sebab itu untuk menjadi pawang itu harus disekolahkan dulu. Harus disekolahkan dulu ada pendidikannya," tambahnya.

Insan menjelaskan, biasanya satu ekor satwa dipegang oleh dua orang. Namun terkadang keeper atau pawang lain, bisa pegang satwa lainnya. misalnya yang dua orang anggota ini dia spesialis dengan anjing ini, tapi juga bisa diperbantukan dengan satwa yang lain. Selain itu, Insan menyebut jika pawang satwa ini sudah tersertifikasi dan mereka harus melakukan sertifikasi dahulu sebelum memegang satwa.

Insan berpesan kepada anggotanya, agar memperlakukan satwa itu dengan baik selayaknya rekan kerja pada umumnya.

"Jadi saya selalu berpesan kepada mereka, bahwa itu memang bukan manusia, itu memang binatang. Tapi perlakukan seperti sahabat kita, perlakukan seperti partner kita, karena memang betul-betul partner. Jadi mereka harus benar-benar memperlakukan satwa ini, memperlakukan baik kuda maupun anjing, itu sebagai partner kita yang harus kita sayangi, yang harus kita saling melindungi," pungkasnya.

(wip/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads