Pemerintah setempat di salah satu kota terpadat di Filipina menawarkan hadiah uang tunai bagi warga yang menangkap nyamuk. Program ini bertujuan untuk mengendalikan penyebaran demam berdarah yang kian meningkat di negara tersebut.
Mengutip dari detikTravel, Selasa (25/2/2025), BBC melaporkan, Carlito Cernal, Kepala Desa Barangay Addition Hills di Manila, mengumumkan kebijakan pemberian hadiah satu peso (kurang dari dua sen dolar AS) untuk setiap lima ekor nyamuk yang diserahkan oleh warga.
Meski program ini menuai berbagai reaksi, termasuk kritik di media sosial, Cernal menegaskan bahwa langkah ini diambil demi kesehatan masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Latar Belakang dan Alasan Kebijakan
Kebijakan ini diberlakukan setelah terjadi lonjakan kasus demam berdarah di Filipina, yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Program ini, yang dijadwalkan berlangsung setidaknya selama satu bulan, dimulai setelah dua siswa di lingkungan tersebut meninggal akibat demam berdarah.
"Hadiah ini berlaku untuk semua nyamuk, baik yang hidup maupun yang mati, serta jentik-jentiknya," ujar Cernal.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa nyamuk yang masih hidup akan dimusnahkan menggunakan sinar ultraviolet. Hingga saat ini, sebanyak 21 warga telah berpartisipasi dalam program ini, menyerahkan total 700 nyamuk dan jentik.
Respon Publik dan Tanggapan Pemerintah
Program sayembara ini memicu berbagai reaksi di media sosial. Beberapa pengguna menganggap kebijakan ini sebagai lelucon. "Peternakan nyamuk akan segera dimulai," tulis salah satu komentar. Sementara itu, pengguna lain mempertanyakan prosedur penyerahan nyamuk dengan sarkasme, "Apakah nyamuk akan ditolak jika hanya memiliki satu sayap?"
Sementara itu, Departemen Kesehatan Filipina (DOH) menanggapi kebijakan ini dengan sikap hati-hati. Mereka mengapresiasi inisiatif pemerintah daerah dalam menangani demam berdarah, namun enggan berkomentar lebih lanjut terkait efektivitas program tersebut.
"Kami mengimbau semua pihak yang berkepentingan untuk berkonsultasi dan berkoordinasi dengan petugas kesehatan setempat atau kantor wilayah Dinas Kesehatan di daerah mereka untuk mendapatkan informasi mengenai praktik-praktik berbasis bukti yang telah terbukti berhasil," demikian pernyataan resmi DOH.
Menanggapi kritik yang bermunculan, Cernal mengakui bahwa program ini mendapatkan banyak sorotan negatif di media sosial. Namun, ia tetap meyakini bahwa langkah ini perlu dilakukan.
"Kita harus melakukan sesuatu untuk membantu pemerintah setempat," ujar Cernal, seraya menegaskan bahwa wilayah tempat tinggalnya merupakan salah satu daerah dengan populasi nyamuk yang tinggi.
Dengan lonjakan kasus demam berdarah yang semakin mengkhawatirkan, upaya inovatif seperti ini menjadi salah satu cara yang ditempuh untuk menekan penyebaran penyakit tersebut.
Artikel ini telah tayang di detikTravel.
(msl/sud)










































