Petaka Saat Tamasya, 21 Orang Tewas Akibat Hujan Es di Afghanistan

Kabar Internasional

Petaka Saat Tamasya, 21 Orang Tewas Akibat Hujan Es di Afghanistan

Lisye Sri Rahayu - detikJabar
Rabu, 26 Feb 2025 12:00 WIB
ilustrasi hujan
ilustrasi hujan. Foto: GettyImages
Bandung -

Afghanistan kembali dilanda bencana alam yang merenggut banyak korban jiwa. Hujan es dan hujan lebat yang terjadi di beberapa wilayah mengakibatkan sedikitnya 29 orang tewas dan beberapa lainnya mengalami luka-luka.

Mengutip dari detikNews, pejabat setempat melaporkan bahwa hujan es yang melanda provinsi Farah, Afghanistan barat, menewaskan 21 orang dan melukai enam lainnya. Kepala Departemen Penanggulangan Bencana Provinsi Farah, Mohammad Israel Sayar, mengonfirmasi kejadian tersebut.

"Dua puluh satu orang tewas dan enam lainnya cedera akibat hujan es di provinsi Farah bagian barat," kata Sayar seperti dikutip AFP, Selasa (25/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para korban diketahui merupakan anggota dua keluarga yang sedang berlibur dan bertamasya saat hujan es terjadi.

Sementara itu, di Kandahar selatan, hujan lebat menyebabkan banjir yang menelan korban jiwa. Departemen Penanggulangan Bencana setempat menyatakan bahwa delapan orang, termasuk wanita dan anak-anak, tewas di beberapa lokasi akibat bencana ini.

ADVERTISEMENT

"Hari ini, empat wanita yang sedang sibuk mencuci pakaian tersapu banjir... dan hanya satu wanita yang selamat," demikian pernyataan resmi yang dirilis oleh pihak berwenang.

Selain itu, seorang anak dilaporkan tenggelam, sementara sebuah rumah mengalami keruntuhan atap yang menewaskan seorang wanita dan tiga anak lainnya.

Afghanistan Rentan terhadap Perubahan Iklim

Afghanistan, yang termasuk salah satu negara termiskin di dunia akibat puluhan tahun konflik, sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Para ilmuwan menyebut perubahan iklim sebagai faktor utama pemicu cuaca ekstrem di wilayah ini.

Negara ini bahkan menempati peringkat keenam sebagai negara paling rentan terhadap perubahan iklim. Berbagai permasalahan seperti kekeringan, banjir, degradasi lahan, serta menurunnya produktivitas pertanian menjadi ancaman serius bagi warga Afghanistan.

Pada tahun 2023, perwakilan badan pembangunan PBB di Afghanistan, Stephen Rodriques, menyoroti ancaman ini. Ia menyebut bahwa kondisi lingkungan yang semakin memburuk memperburuk ketahanan pangan dan kehidupan masyarakat.

Afghanistan sebelumnya juga mengalami bencana serupa. Pada Mei tahun lalu, banjir bandang menewaskan ratusan orang dan menghancurkan sebagian besar lahan pertanian di negara ini. Padahal, sekitar 80 persen penduduk Afghanistan bergantung pada sektor pertanian untuk bertahan hidup.

Bencana alam yang terus berulang ini semakin menegaskan pentingnya upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim, terutama bagi negara-negara yang memiliki sistem ketahanan lingkungan yang lemah seperti Afghanistan.

Artikel ini telah tayang di detikNews.

(lir/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads