Warga Kampung Jajaway Kecil, Kelurahan Tawangsari, Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya resah, penyebabnya kampung mereka kerap dijadikan tempat membuang atau menelantarkan kucing.
Warga di permukiman kawasan pusat kota Tasikmalaya ini, sering menemukan kehadiran kucing-kucing yang tiba-tiba berkeliaran. Tak sedikit diantara kucing itu ditemukan dalam keadaan luka atau sakit.
Atas hal tersebut warga Kampung Jajaway memasang spanduk larangan membuang kucing di lingkungan mereka. Warga juga mengultimatum akan memperkarakan orang yang masih nekat membuang kucing di kampung mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua RT setempat, Cucu Maryani (56) banyaknya warga yang membuang kucing ke kampung mereka terjadi sejak beberapa bulan terakhir. Kondisinya beragam, ada yang sakit hingga terluka seperti bekas disiksa.
"Awalnya kita selamatkan, diurus, diobati. Tapi lama-lama kok semakin banyak," kata Cucu, Senin (24/2/2025).
"Saya bingung kalau ada yang buang kucing harus disalurkan ke mana. Kalau ditampung di rumah sudah tidak mungkin. Rumah saya kecil," imbuh Cucu.
Cucu mengaku beberapa kali membawa kucing-kucing tersebut untuk diobati ke dokter hewan. Tidak jarang kucing yang ditemukannya penuh dengan jamur. Ia juga melakukan groomming hingga sterilisasi.
"Kalau warga keberatan dengan masalah ini, mereka mengeluh. Banyak kucing berkeliaran, kotoran kucing berserakan," kata Cucu.
Menurut Cucu sejauh ini sudah ada belasan ekor kucing yang dibuang ke kampung mereka. Sementara yang sudah ditampung ada 4 ekor.
"Banyak yang dibuang ke sini, yang saya urus ada 4 ekor. Beberapa warga juga ada yang urus, ada yang diberikan ke teman, ada yang mati ada juga yang hilang," kata Cucu.
Atas kondisi itu warga akhirnya memasang spanduk di sekitar lingkungan mereka.
"Dilarang keras! Membuang kucing/hewan peliharaan lain di lingkungan kami. Bila terbukti membuang hukuman 2-7 tahun penjara atau denda Rp 5-10 juta sesuai KUHP pasal 302 penelantaran dan penganiayaa hewan. Serangan netizen +62 yang telah terbukti kejam di dunia maya. Binatang bukan sampah!" demikian bunyi spanduk yang mencuri perhatian warga yang melintas tersebut.
Ujat Sudrajat (58) warga sekitar yang menyetujui pemasangan spanduk tersebut. Ia menuturkan warga secara bersama-sama memasangnya beberapa bulan lalu.
"Banyak kucing yang enggak kita kenal, ada juga yang dibuang di dalam dus. Tapi itu intinya imbauan buat semua orang, supaya tanggung jawab kalau melihara kucing, jangan malah dibuang," kata Ujat.
Salman Alfarizi, salah seorang pecinta kucing warga Kecamatan Indihiang, mengatakan konflik atau permasalahan akibat populasi berlebih kerap terjadi di lingkungan masyarakat.
"Ya itu biasanya akibat over populasi, warga yang sebelumnya senang memelihara kucing menjadi kewalahan sendiri, akhirnya dibuang atau ditelantarkan," kata Salman.
Sehingga, lanjut Salman, warga yang memutuskan mengadopsi kucing harus memiliki komitmen dan tanggungjawab. Termasuk komitmen untuk menjaga agar peliharaannya itu tak mengganggu lingkungan.
"Intinya kan tanggung jawab, kalau memang tak ingin terlalu banyak, bisa dilakukan sterilisasi, agar tak terus beranak," kata Salman.
(iqk/iqk)