Hari Pertama Jadi Gubernur, Dedi Mulyadi Pecat Kepsek SMAN 6 Depok

Hari Pertama Jadi Gubernur, Dedi Mulyadi Pecat Kepsek SMAN 6 Depok

Firda Cynthia Anggarainy - detikJabar
Kamis, 20 Feb 2025 13:29 WIB
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menghadiri acara pelantikan kepala dan wakil daerah di Istana Negara, Jakarta, Kamis (20/2/2025).
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (Foto: Grandyos Zafna)
Jakarta -

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi langsung memecat Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Negeri 6 Depok, lantaran kegiatan karyawisata (study tour). Pemecatan itu dilakukan Dedi di hari pertama masa jabatannya setelah dilantik Presiden Prabowo Subianto tadi.

"Saya langsung kerja, hari ini juga langsung kerja. Hari ini sudah ada keputusan tentang penonaktifan Kepala SMA Negeri 6 Depok karena dia melanggar surat edaran gubernur yang tidak boleh siswanya bepergian ke luar provinsi," kata Dedy usai dilantik di Kompleks Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Kamis (20/2/2025).

Dikutip dari detikNews, Dedi akan membenahi masalah-masalah serupa yang terjadi di sekolah. Selain soal study tour, ada pula masalah pungutan liar alias pungli. Dia sudah meminta jajarannya untuk memeriksa sekolah yang melakukan pungutan di luar ketentuan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah ini salah satu bagian yang akan kita benahi. Dan hari ini juga sudah diperintahkan inspektur untuk memeriksa sekolah itu ada pungutan-pungutan di luar ketentuan atau tidak," kata Dedi.

"Ini kinerja saya pertama ingin membenahi manajemen di kependidikan di provinsi Jawa Barat, karena kan isu PIP (Program Indonesia Pintar), pungutan, study tour, itu isu yang begitu meresahkan masyarakat di Jawa Barat," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Soal larangan study tour, Dedi mewacanakan kebijakan itu didasari pertimbangan beban siswa di wilayah Jawa Barat. Dia mewacanakan sejak sebelum dia dilantik Prabowo. Dia membaca berita bahwa study tour di SMAN 6 Kota Depok membebankan biaya Rp 3,5 juta sampai Rp 5,5 juta per siswa. Dedi keberatan. Lebih baik siswa-siswi di Depok belajar di lingkungannya, bukan ke provinsi yang jauh.

"Kalau kita mau fokus pada kalimat study tour, maka sebenarnya gampang, sampah di Depok menjadi masalah besar. Itu bisa menjadi rangkaian studi di mana anak-anak di jurusan biologi atau jurusan IPA bisa menggunakan metodologi bakteri pengurai sampah," kata Dedi di akun Instagramya, lima hari yang lalu.

Dedi menilai kegiatan bepergian ke Yogyakata, Bali, tau daerah yang jauh bukanlah study tour melainkan piknik. Piknik boleh dilakukan namun menurut Dedi lebih baik dilakukan oleh keluarga masing-masing saja bila mampu, tidak perlu dilembagakan secara formal oleh sekolah.

"Nggak usah deh study tour-nya, gunakan uangnya untuk kepentingan yang lain," kata Dedi.

Artikel ini telah tayang di detikNews

(fca/yum)


Hide Ads