Permasalahan sampah di Pasar Induk Gedebage, Kota Bandung, kini menjadi sorotan setelah muncul 'gurun' sampah. Selain menimbulkan bau tak sedap, kondisi ini berdampak pada siswa PAUD yang bersekolah di dekat lokasi tersebut. Demi keselamatan dan kenyamanan, para siswa pun sementara diungsikan.
Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Juara angkat bicara mengenai permasalahan ini. Mereka menyatakan telah menerima bantuan mesin pengolahan sampah dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung untuk mengatasi sampah. Namun, proses instalasi mesin tersebut masih terkendala karena membutuhkan daya listrik yang cukup besar, sekitar 197 KVA.
"Pengolahan sampah organik dengan metode maggotisasi telah dilaksanakan pengembang biakan bibit maggot, pembuatan rak dan biopond saat ini untuk pakan harian 50-100kg/ hari," kata Humas Perumda Pasar Juara dalam keterangan tertulis yang diterima detikJabar, Selasa (11/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain maggotisasi, Perumda Pasar Juara juga telah menyediakan sarana komposter. Namun, salah satu penyebab utama penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Pasar Gedebage adalah banyaknya kendaraan pengangkut sampah dari berbagai wilayah yang menumpuk di lokasi. Kendaraan tersebut bahkan terkadang menginap beberapa hari sembari menunggu mobil pengangkut dari DLH yang jumlahnya terbatas.
Perumda Pasar Juara menegaskan pihak yang seharusnya bertanggung jawab atas persoalan ini adalah Paguyuban Pedagang Pasar Induk Gedebage (PPIG). Pasalnya, PPIG mengutip retribusi kebersihan dan menerima bantuan mesin dari DLH, namun mesin tersebut tidak dioperasikan. Alih-alih mengelola sampah dengan baik, paguyuban justru membuang sampah langsung ke TPS tanpa membayar jasa pelayanan angkut sampah ke DLH.
"Yang seharusnya bertanggung jawab adalah yang mengambil keuntungan (tipping fee) yaitu Paguyuban Pedagang Pasar Induk Gedebage (PPIG) karena paguyuban mengutip retribusi kebersihan dan mendapat bantuan mesin dari DLH namun tidak beroperasional dan kegiatannya hanya membuang sampah di lokasi TPS serta tidak membayar jasa pelayanan angkut sampah ke DLH," katanya.
Di tengah situasi ini, Perumda Pasar Juara juga mengambil langkah cepat dengan memfasilitasi pemindahan kegiatan belajar siswa PAUD ke lokasi yang lebih aman. "Sekolah PAUD sempat di fasilitasi untuk kegiatan belajar di halaman Masjid Al-Hasan," katanya.
(wip/iqk)