Malam hari yang sedikit berbeda dirasakan oleh sebagian warga di Rancabango, Garut. Mereka sempat 'diteror' angin kencang di bawah gelapnya mati aliran listrik yang mencekam.
Suasana tampak berbeda di Desa yang berlokasi di Kecamatan Tarogong Kaler, Garut ini. Sejak Rabu, (5/2) petang sekitar jam 18.00 WIB, bulan mulai terlihat bersinar cerah. Beberapa bintang juga terlihat bertabur di angkasa.
Yang menjadi berbeda, adalah embusan angin tidak beraturan, yang dirasakan oleh masyarakat cukup kencang tiupannya. Letak geografis daerah Rancabango yang berada persis di bawah pegunungan Guntur, membuat warga di sini merasakan tekanan angin yang lebih kuat ketimbang warga Garut di daerah lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Angin ini, bertiup dari arah Barat menuju Timur, dengan tekanan yang mayoritas sangat kuat dirasakan oleh sebagian masyarakat di sana. "Ada genting-genting yang copot. Anginnya kencang," kata Abah Aun, seorang warga Rancabango kepada detikJabar.
Embusan angin yang kencang ini, diketahui sempat merusak sejumlah atap rumah milik warga di sekitaran Rancabango, meskipun kondisinya tidak terlalu parah.
Seperti diungkap salah seorang warga Rancabango yang lainnya. "Barangkali ada yang kehilangan genting. Gentingnya jatuh di depan rumah saya," kata warga yang menyiarkan kabar di WhatsApp Group salah satu permukiman warga.
Kondisi angin kencang yang meneror warga ini, kemudian diperparah dengan padamnya aliran listrik di kawasan tersebut. Suasana menjadi semakin mencekam dan menakutkan.
Padamnya aliran listrik, berlangsung sekitar satu jam, yang berlangsung mulai pukul 20.00 WIB. Tanpa adanya suara dari barang elektronik, suara angin menjadi lebih lantang terdengar. Suara atap yang tertiup juga membuat bising telinga.
Angin Kencang di Jabar
Kondisi ini sebenarnya sudah diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Menurut diketahui mengeluarkan peringatan dini, terkait potensi angin kencang yang diperkirakan melanda wilayah Jabar dalam sepekan ini.
"Satu Minggu ke depan, diperkirakan terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan suplai massa uap air yang mendukung pembentukan awan konvektif dan arah terjadinya hujan di sebagian wilayah Jabar," kata Kepala Stasiun Geofisika Bandung,g Teguh Rahayu, Rabu (5/2).
Baca juga: Waspada Angin Kencang Mengintai Jawa Barat |
Menurut Ayu, kondisi tersebut membuat sejumlah fenomena cuaca terjadi. Seperti suhu muka laut di sekitar perairan Indonesia yang menjadi relatif hangat serta aktifnya gelombang atmosfer tipe Kelvin dan Low Equatorial di Jabar.
"Bibit siklon tropis yang juga masih berpotensi terjadi di Samudera Hindia selatan Jawa, juga dapat berpengaruh terhadap peningkatan kecepatan angin di wilayah Jawa Barat," katanya.
(iqk/iqk)