Malam menjelang dini hari, suasana di Kampung Sukasirna, Kelurahan Selabatu, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, begitu pilu. Puluhan pelayat yang sejak siang menunggu akhirnya berdiri, menatap ke arah jalan masuk. Isak tangis mulai terdengar saat mobil ambulans yang membawa jenazah Yana Mulyana (41) tiba di rumah duka.
Jenazah korban kecelakaan maut di Gerbang Tol Ciawi, Bogor, itu baru tiba di rumah duka pada Rabu (5/2/2025) sekitar pukul 23.45 WIB setelah menempuh perjalanan dari Rumah Sakit Unit Daerah Ciawi, Bogor. Begitu keranda jenazah diturunkan, keluarga yang sejak tadi menanti tak mampu lagi menahan duka. Sugiarti (48), istri almarhum, yang masih dalam kondisi lemah akibat luka-luka, hanya bisa menatap keranda suaminya dengan mata sembab.
Dari dalam rumah, tangisan semakin pecah saat jenazah dibawa masuk. Kerabat dan tetangga berusaha menenangkan anggota keluarga yang tak kuasa menahan duka.
Di ruang tengah, jenazah dibaringkan, dan doa pun mulai dipanjatkan. Pelayat yang datang sejak sore tak henti-hentinya membaca Al-Fatihah untuk almarhum. Sebagian besar dari mereka mengenal Yana sebagai sosok yang baik dan pekerja keras.
"Saya keponakan. Beliau orang yang baik. Meninggalkan dua orang anak dan istrinya," kata Rizal Riyaldi (29) selaku keponakan korban.
Rizal bercerita bahwa pertemuan terakhir dengan pamannya itu saat sang paman mengantarkan anak kesatunya sebelum berangkat ke Bekasi pada Selasa (4/2) malam tepat hari kecelakaan terjadi. Sekitar pukul 23.30 WIB kabar duka itu pun diterima Rizal dan keluarga.
"Setahu saya kejadian 23.30 WIB, saya saja di rumah, diberitahu jam segitu, kronologinya ditabrak di belakang oleh truk. Saya langsung ke rumah sakit jam 01.00 malam," ujarnya.
Rizal juga sempat kesulitan mencari jenazah almarhum lantaran saat kejadian, jenazah tidak dibawa ke RSUD Ciawi. "Kalau yang lain kan di situ (RSUD Ciawi) semua, cuma almarhum yang di Ciawi nggak ada. Sesudah dibawa ke Ciawi saja (baru ketemu)," sambungnya.
Tak ingin berlama-lama, pihak keluarga segera mempersiapkan prosesi pemakaman. Jenazah korban dibawa ke Masjid Jami Al-Ikhwan untuk disalatkan. Menjelang tengah malam, jenazah dibawa menuju tempat peristirahatan terakhirnya.
Di pemakaman, suasana kembali dipenuhi isak tangis. Sugiarti dan keluarga berdiri di tepi makam, mengiringi kepergian Yana dengan doa. Satu per satu kerabat dan sahabat mengucapkan salam perpisahan, mengantar almarhum ke tempat peristirahatan terakhirnya.
"Semoga Allah SWT menerima segala amal ibadahnya dan memberikan tempat terbaik untuknya," ucap seorang kerabat sebelum meninggalkan pemakaman.
Malam semakin larut, namun suasana duka masih terasa. Kepergian Yana Mulyana meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan orang-orang terdekatnya. Namun, di antara tangis dan duka, ada doa yang terus mengalir, mengiringi perjalanan terakhirnya.
(Siti Fatimah/iqk)