Jabar Hari Ini: Minibus Rombongan Dekan Unsur Terguling di Sukabumi

Jabar Hari Ini: Minibus Rombongan Dekan Unsur Terguling di Sukabumi

Tim detikJabar - detikJabar
Senin, 03 Feb 2025 22:00 WIB
Minibus pelat merah dengan nomor polisi F 7018 W terguling di tanjakan Letter S, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi.
Minibus pelat merah dengan nomor polisi F 7018 W terguling di tanjakan Letter S, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat dari mulai minibus berpelat merah yang ditumpangi rombongan dekan asal Cianjur alami kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Sukabumi hingga Persib Bandung didenda Rp75 juta karena melanggar aturan. Berikut rangkuman Jabar hari ini:

Insiden Mobil Pelat Merah Terguling di Tanjakan Sukabumi

Sebuah mobil angkutan berpelat merah dengan nomor polisi F 7018 W terguling di tanjakan Letter S, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi. Insiden ini terekam dalam video yang viral di media sosial, memperlihatkan sejumlah penumpang tergeletak usai dievakuasi dari kendaraan yang mengalami kecelakaan tersebut.

Dalam rekaman yang beredar, terlihat beberapa korban mengalami luka-luka dan dibantu oleh warga sekitar serta pengendara lain yang melintas. Posisi kendaraan yang terguling di jalur terkenal dengan kelokan tajam itu menambah dramatis suasana evakuasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pantauan di RSUD Palabuhanratu, sejumlah kendaraan, termasuk pikap terbuka, tampak datang membawa korban kecelakaan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD). Petugas medis langsung memberikan penanganan kepada para korban yang mengalami berbagai luka akibat insiden ini.

"Masuk 11 orang yang 9 luka berat yang 2 luka ringan. Menurut pengakuan yang selamat mereka kecelakaan lalu lintas di Cikidang," kata Humas RSUD Palabuhanratu, Billy Agustian hari ini.

ADVERTISEMENT

Ketua Harian Yayasan Pendidikan Suryakancana Sunandar Hendri Sakti, mengatakan mobil yang mengalami kecelakaan merupakan mobil Unsur yang dipinjam oleh Fakultas Sains Terapan. "Iya itu mobil Unsur, dipinjam untuk kegiatan di Sukabumi," kata dia dikonfirmasi detikJabar.

Dia menuturkan dalam mobil tersebut terdapat pimpinan Fakultas Sains Terapan, mulai dari dekan, wakil dekan, hingga staf. "Berisikan pimpinan Faster (Fakultas Sains Terapan). Tidak ada mahasiswa," kata dia.

Namun, dia mengaku tidak tahu tujuan pasti kegiatan Fakultas Sains Terapan tersebut. Pasalnya pihak fakultas hanya mengajukan peminjaman tanpa menyebutkan tujuan. "Mereka bersurat untuk peminjaman, tapi untuk tujuannya kemana dan berapa harinya tidak tahu," kata dia.

Menurutnya seluruh korban saat ini sudah dibawa ke rumah sakit untuk penanganan medis. "Untuk korban jiwa tidak ada, para korban mengalami luka-luka. Semuanya sudah dibawa ke rumah sakit," kata dia.

Perekrutan Anggota Geng Motor Gemparkan Sukabumi

Sebuah video memperlihatkan momen sejumlah remaja dimarahi personel kepolisian viral di media sosial, dalam narasi yang disertakan dalam unggahan video itu menyebut bahwa lokasi berada di wilayah Jampang Tengah, kabupaten Sukabumi.

"hati hati KA NU gaduh murangkalih .. kajantenan tadi sore Aya perekrutan geng motor di panumangan kecamatan jampang tengah.. seseer na NU di rekrut masih murang kalih sakola.., (Hati-hati bagi orang tua yang memiliki anak. Kejadian tadi sore, ada perekrutan anggota geng motor di Panumangan, Kecamatan Jampang Tengah. Mereka yang direkrut mayoritas masih anak-anak sekolah)," tulis narasi yang beredar dalam video seperti dilihat detikJabar hari ini.

Dalam video yang dilihat detikJabar, terlihat beberapa orang remaja duduk bersila, beberapa di antaranya menunduk. Lalu seorang petugas kepolisian berdiri di tengah lingkaran. Tidak terdengar kalimat perekrutan hanya terdengar suara tegas dari polisi.

"Kalian benar mau masuk (menyebut salah satu kelompok motor), saya tanya pusatnya dimana. ada yang tahu, kalian (tidak jelas) mau ikut-ikutan, ketua umumnya siapa?," kata polisi tersebut di dalam video.

Dikonfirmasi detikJabar, Kapolsek Jampang Tengah AKP Gatot Sukoco membantah hal itu. "Enggak itu hanya imbauan Kamtibmas, Babinsa ada yang nongkrong di datangi begitu. Enggak ada yang begini-begini enggak ada, itu Babinmas sendiri itu mah," kata Gatot melalui sambungan telepon.

"(Ada yang nongkrong) Disamperin, karena Bhabinnya (tugas) di desa disampaikan lalu bubar. Enggak ada Jampang Tengah enggak ada kayak begitu," sambung Gatot.

Dilihat detikJabar, unggahan video itu sudah dikomentari oleh ratusan warganet dan dibagikan oleh puluhan lainnya. Selain di media sosial, informasi soal perekrutan geng motor itu juga beredar di aplikasi perpesanan.

Dalam perpesanan disebut bahwa pengurus kelompok itu sengaja datang dari kota untuk merekrut anggota-anggota geng.

Gempa M 3.9 Guncang Pangandaran

Kabupaten Pangandaran diguncang gempa Senin (3/2/2025), pagi. Kekuatan gempa mencapai 3,9 magnitudo. Kepala Pelaksana BPBD Pangandaran Untung Saeful Rokhman mengatakan tak semua warga merasakan gempa tersebut. "Gempanya tidak semua dirasakan warga, mungkin karena sedang banyak aktivitas," ucapnya kepada detikJabar melalui pesan WhatsApp hari ini.

Untung juga tak merasakan guncangan gempa tersebut. "Saya juga tidak merasakan, mungkin karena barusan ada aktivitas di lapangan," ucapnya.

Sejauh ini, kata Untung, belum ada laporan dari tim lapangan terkait gempa pagi tadi. Meski demikian, pihaknya mengimbau atar warga Pangandaran tak panik dan tetap waspada serta menerima informasi dari sumber terpercaya.

"Kami minta warga tidak boleh panik dan dapat menyaring informasi dari sumber terpercaya," katanya.

Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Pangandaran Nana Suryana mengatakan situasi di pesisir usai gempa Pangandaran masih kondusif.

"Kondusif pantauan di lapangan, aktivitas terlihat berjalan normal," kata Nana melalui pesan WhatsApp.

Menurutnya, aktivitas berjalan normal dan anggota Tagana masih memantau kondisi lapangan. "Anggota kami standby melihat kondisi lapangan," katanya.

Sementara itu, warga di Kecamatan Cijulang Aji Fauziansyah mengaku tidak merasakan gempa yang terjadi tadi pagi. "Gak ada gak kerasa," katanya.

Disanksi Rp75 Juta Gegara Langgar Aturan Begini Respons Viking

Komite Disiplin (Komdis) PSSI menjatuhkan sanksi Rp 75 juta kepada Persib Bandung. Hukuman itu diberikan karena Maung Bandung melakukan dua pelanggaran saat laga melawan Arema FC di Stadion Soepriadi, Blitar, Jumat (24/1) lau.

Pelanggaran pertama yaitu tingkah laku buruk para bobotoh yang menyalakan flare di tribun Stadion Soepriadi. Berdasarkan keputusan Komdis PSSI bernomor 105/L1/SK/KD-PSSI/I/2025, Persib dijatuhi sanksi berupa denda Rp 50 juta.

Pelanggaran kedua yaitu bobotoh yang nekat away ke kandang Arema. Akibatnya, berdasarkan surat keputusan bernomor 104/L1/SK/KD-PSSI/I/2025, Persib dijatuhi denda Rp 25 juta.

Salah satu kelompok bobotoh yang diketahui away saat laga melawan Arema adalah Viking Persib Club (VPC). Di akun Instagram resminya, dokumentasi kebersamaan bobotoh dan Aremania pun turut diunggah ketika berada di tribun stadion.

Mengenai sanksi, Humas VPC Hendri 'Ibro' Darmawan pun kemudian memberikan responsnya. Secara garis besar, pihaknya mengaku meminta maaf jika perilaku para suporter Persib malah merugikan klub.

"Sebagai kelompok suporter tertua di Persib, jika ada tindakan yang merugikan klub, kami tentu meminta maaf. Tapi yang jelas, kami akan terus mengingatkan bobotoh yang lain supaya tidak melakukan hal-hal yang bisa merugikan Persib," katanya saat berbincang dengan detikJabar hari ini.

Di sisi yang lain, Ibro mengaku bahwa Viking sudah lama merindukan kebijakan PSSI untuk mencabut larangan away. Sebab menurutnya, kelompok suporter di Indonesia saat ini sudah semakin dewasa dan bisa menjaga kerukunan ketika hadir di stadion bersama.

Sebagai contohnya, kata Ibro, bagaimana bobotoh dan Aremania, serta the Jak dan Bonek yang saat ini sudah bisa rukun ketika hadir di stadion. Contoh itupun kata dia bisa menjadi salah satu cerminan jika suporter di Indonesia bisa menjaga komitmen dalam mendukung klub kebanggaannya.

"Karena yang paling penting dan yang paling ditunggu-tunggu kelompok suporter itu bagaimana teman-teman suporter bisa bertemu. Dengan Aremania, dulu kan konfliknya sama bobotoh lumayan besar. Ketika sudah begini, ternyata bisa satu tribun sama-sama," ungkapnya.

"Poin pentingnya itu dulu, karena kita masih bingung kapan larangan away ini bisa dicabut. Terus kalau ruang komunikasi kita sudah ada PN-SSI (Presidium Nasional-Suporter Seluruh Indonesia). Bahkan setiap kali ada momentum pertemuan semua suporter, isu yang paling muncul ini isu itu, kapan kita bisa saling bertandang, bertamu, tapi sampai sekarang kita belum dapat jawaban resminya. Sehingga, ketika di lapangan, tetep aja, banyak suporter yang away," tambahnya.

Terlepas dari semua itu, Ibro tetap meminta maaf jika perilaku bobotoh malah merugikan Persib. Ia pun menaruh harapan besar suatu saat semua suporter di Indonesia bisa berada dalam satu tribun yang sama dengan aman untuk mendukung klub kebanggaan.

"Ketika ini sudah lancar, larangan away dicabut, akan makin enak persatuan supo ternyata, lebih menghargai, lebih mengingatkan, sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Sebagai kelompok suporter tertua di Persib, jika ada penyalaan flare kami mohon maaf. Kami akan terus mengingatkan bobotoh yang lain supaya tidak melakukan hal-hal yang bisa merugikan Persib," pungkasnya.

Siswi di KBB Dibawa Kabur Teman Pria ke Tangerang

Pelajar asal Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat (KBB) dibawa kabur teman prianya. Dia diajak untuk tinggal di sebuah indekos di Tangerang.

Peristiwa itu dialami pelajar pada Kamis (23/1) lalu. Saat itu pelajar tersebut bersekolah seperti biasanya di salah satu SMK di wilayah KBB. Namun sampai malam, ANW tak kunjung pulang ke rumahnya.

"Awalnya orangtua korban melapor ke polisi bahwa anak mereka tidak pulang selama beberapa hari setelah pulang sekolah," kata Kasi Humas Polres Cimahi, Iptu Gofur Supangkat saat dikonfirmasi hari ini.

Nyaris sepekan sejak dilaporkan, barulah pelajar itu menghubungi pihak keluarga. Berdasarkan penelusuran polisi, yang bersangkutan ternyata berada di wilayah Kabupaten Tangerang bersama teman prianya.

Gofur mengatakan pelajar tersebut dibawa kabur teman prianya MVR (19), mahasiswa asal Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang. Saat itu, terduga pelaku janjian bertemu di Stasiun Rende dengan korban. Kemudian mereka berangkat ke Cimahi menggunakan sepeda motor matik milik korban.

"Kemudian terduga pelaku mengambil ponsel milik korban, lalu dijual di salah satu konter di Cimahi. Mereka lalu berangkat ke Bogor dan sampai di Bogor itu Jumat 25 Januari sekitar jam 1 malam," kata Gofur.

Di Bogor, korban dan teman prianya memutuskan menginap di salah satu penginapan. Di situ terduga pelaku melakukan aksi hubungan seksual dengan korban sebanyak satu kali.

"Dari situ korban diajak ke rumah terduga pelaku di Tangerang. Mereka kemudian berangkat ke daerah Curug, Tangerang, untuk menjual motor matik milik korban," kata Gofur.

Setelah menjual motor, mereka lalu berangkat ke daerah Bojong Renged, Tangerang untuk mencari tempat kos. Di situ, keduanya tinggal dan kerap melakukan hubungan badan.

"Pengakuan korban melakukan hubungan badan sebanyak 9 kali di rumah kos tersebut," kata Gofur.

Sampai akhirnya pihak keluarga mendapatkan informasi keberadaan korban setelah korban menghubungi kakaknya menggunakan ponsel milik terduga pelaku.

"Dari situ keluarga melapor ke polisi, kemudian polisi melakukan penyelidikan berdasarkan informasi yang didapat pihak keluarga. Hasil pengecekan, korban ada di daerah Tangerang kemudian dijemput langsung ke sana," kata Gofur.

Korban ditemukan di tempat kos-kosan tersebut beserta dengan terduga pelaku pada 1 Februari 2025. Mereka dibawa ke Polsek Cipeundeuy untuk pemeriksaan lebih lanjut.

"Saat ini terduga pelaku masih dalam proses pemeriksaan lebih lanjut. Sementara korban dibawa keluarga dan mendapatkan pemantauan kondisi psikologis dari kepolisian," ujar Gofur.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads