Libur panjang Isra Mikraj dan Imlek membuat okupansi penginapan di Kabupaten Bandung alami peningkatan yang signifikan. Bahkan saat ini penginapan dengan gaya glamor camping (glamping) menjadi pilihan favorit bagi wisatawan.
Wilayah Kecamatan Ciwidey dan Pangalengan saat ini telah dipenuhi beberapa penginapan glamping. Para glamping tersebut menyajikan berbagai pemandangan alam yang indah dan udara yang sejuk.
Selain itu, adanya penginapan glamping biasanya berdekatan dengan objek wisata yang kerap menjadi destinasi. Makanya banyak masyarakat lebih memilih menginap di glamping.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kabupaten Bandung, Wawan A Ridwan mengatakan, okupansi penginapan mengalami kenaikan yang signifikan. Dengan primadona utamanya adalah menginap di glamping.
"Okupansi mah di atas 80 persen. Kalau yang kebanyakan di riverside atau tenda-tenda glamping. Jadi alam terbuka gitu. Kalau hotel, tidak terlalu membludak, biasa masih standar," ujar Wawan, kepada awak media, Rabu (29/1/2025).
Pihaknya menjelaskan objek wisata di Bandung Selatan masih menjadi primadona bagi masyarakat. Menurutnya wilayah tersebut memiliki pemandangan yang indah.
"Ini wisata favorit tetap Bandung Selatan, Pasir Jambu, Ciwidey, Rancabali (Pacira) dan Pangalengan. Karena memang di sana suasananya banyak diburu untuk kegiatan wisata alam," katanya.
Wawan menyebutkan rata-rata pengeluaran uang atau spending money wisatawan yang mengunjungi objek wisata di Bandung Selatan masih rendah. Pasalnya objek wisata di wilayah tersebut hanya menyajikan pemandangan alam.
"Nah, spending money-nya wisatawan hanya di Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta untuk satu orang. Karena kita mah segmennya kan segmen wisata alam. Mungkin untuk akomodasi hiburan yang sifatnya jasa itu, ada di kota lain. Tapi di kita core bisnisnya adalah wisata alam," jelasnya.
Meski begitu, Menurutnya dengan banyaknya geliat wisatawan ke Kabupaten Bandung bisa turut meningkatkan UMK lokal. Sehingga masyarakat setempat bisa tetap merasakan peningkatan ekonomi.
"Jadi saya kira masyarakat sudah pintar mencari menangkap peluang pada saat kunjungan ini banyak, pasti muncul nih pemberdayaan ekonomi-ekonomi sentra kuliner, sentra oleh-oleh, kemudian atraksi-atraksi yang disajikan pada masyarakat. Wlaupun ini juga harus perlu pembenahan," pungkasnya.
(sud/sud)