Sejumlah peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Rabu (29/1/2025). Mulai dari kasus pungli yang kembali terjadi di kawasan Masjid Raya Al Jabbar hingga warga Ciater Subang keracunan jamur.
Berikut rangkuman Jabar hari ini:
1. Pungli di Kawasan Masjid Al Jabbar, 4 Jukir Liar Ditangkap
Liburan tiba, pungutan liar (pungli) bermunculan. Aksi pungli kembali terjadi di Kota Bandung di momen libur panjang Isra Mi'raj dan Imlek 2025. Kali ini, pungli terjadi di kawasan Masjid Raya Al Jabbar, Gedebage.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Informasi dari Dinas Perhubungan Kota Bandung, ada empat juru parkir liar yang kedapatan melakukan pungli getok tarif parkir. Para pelaku disebutkan menyasar pengunjung yang parkir di luar kawasan Masjid Al Jabbar.
"Mereka melakukan pungli getok parkir Rp 10 ribu di samping Masjid Al Jabbar. Total ada 4 orang jukir liar yang kami tindak dan langsung diamankan Saber Pungli Jabar," kata Plt Kadishub Kota Bandung, Asep Kuswara, Rabu (29/1/2025).
Dalam aksinya, pelaku pungli tersebut menggunakan kertas parkir Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) yang jelas berbeda dengan karcis parkir Masjid Raya Al Jabbar.
"Karcis yang digunakan itu untuk dipakai di Stadion GBLA tapi dimanfaatkan di Al Jabbar. Bahkan, karcis itu seharusnya dipakai untuk bulan Agustus tapi dimanfaatkan lagi kemarin," ucapnya.
Asep menjelaskan, tarif parkir Kota Bandung telah diatur dalam Peraturan Wali Kota (Perwal) Nomor 66 Tahun 2021 dimana untuk kendaraan roda empat hanya dikenakan tarif Rp 5 ribu per jam dan untuk roda dua Rp 3 ribu per jam.
Setelah diamankan, keempat pelaku pungli itu akan diproses lebih lanjut. Sementara Dishub bakal memperketat pengawasan di kawasan Masjid Raya Al Jabbar dengan menempatkan sejumlah petugas.
"Jadi empat orang pelaku itu satu di antaranya yang memungut parkir dan tiga orang pengelola. Mereka sudah ditindak ,karcisnya diambil, dan uangnya Rp 155 juga sudah diamankan," tandasnya.
2. Monyet Liar Resahkan Warga Desa Jatimerta Cirebon, Serang Anak Kecil!
Warga Desa Jatimerta, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon tengah dilanda keresahan akibat munculnya monyet liar yang menyerang. Bahkan, serangan monyet itu menyebabkan seorang anak kecil terluka.
Peristiwa tersebut menimpa anak dari salah satu warga yang tinggal di Desa Jatimerta, yang kemudian sempat membagikan kisah menegangkan tersebut di grup media sosial Facebook. Ia juga sempat menyertakan foto seekor monyet dalam postingannya.
Saat dihubungi detikJabar, pengguna dengan nama akun @MbaNaa itu menceritakan kronologi bagaimana serangan monyet liar tersebut datang secara mengejutkan hingga mengakibatkan anaknya yang masih kecil mengalami luka.
Bahkan, ia mengatakan kejadian tersebut telah berulang selama tiga kali. "Anak saya sudah tiga kali kena serang monyet," kata dia, Rabu (29/1/2025).
Kejadian terakhir, kata dia, serangan monyet liar itu berlangsung pada Senin (27/1) siang. Kejadian bermula saat dia sedang menjemur pakaian bersama dengan anaknya yang ada di sampingnya.
Saat itu, ia pun terkejut setelah mendengar suara cukup keras. Setelah menoleh ke sumber suara, ia dibuat kaget dengan adanya seekor monyet yang saat itu sedang menyerang anaknya.
"Hari Senin jam 11 siang saya lagi jemur baju. Dan anak saya ada di samping saya. Tiba-tiba ada suara gedebuk keras banget. Pas saya lihat ke anak saya, ternyata anak saya jatuh tengkurap karena didorong monyet. Dan tangan monyetnya lagi pegang anak saya," kata dia.
Saat mengecek kondisi anaknya, dia melihat ada luka robek pada anaknya. Akibat luka tersebut, anaknya pun harus dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan.
"Pas saya bukan celana pampers anak saya ternyata ada luka sobekan yang mana lukanya harus dijahit dan dibawa ke RS," kata dia.
Sementara itu, Kepala Desa (Kuwu) Jatimerta, Sunaryo membenarkan adanya peristiwa tersebut. Setelah mendapat informasi, ia pun segera mendatangi lokasi bersama dengan beberapa pihak terkait lainnya.
Hingga kini, kata Sunaryo, monyet liar tersebut belum bisa tertangkap. Ia lalu menjelaskan tentang kemungkinan penyebab munculnya monyet liar di wilayahnya.
Menurut Sunaryo, monyet liat itu berjenis kelamin laki-laki. Ia pun memperkirakan kehadiran monyet liar itu disebabkan karena adanya salah seorang warga yang memelihara monyet betina.
"Monyet liar itu belum bisa ditangkap. Dan ternyata di daerah situ ada salah seorang warga yang memelihara monyet betina. Jadi monyet liar itu sering mengunjungi monyet betina yang dipelihara oleh warga. Monyet liarnya ini berjenis kelamin laki-laki, ukurannya besar," kata Sunaryo.
"Jadi kesimpulannya, monyet liar itu datang karena melihat ada lawan jenis (monyet betina)," kata dia menambahkan.
3. Warga Ciater Subang Keracunan Jamur Rampak
Sebanyak delapan warga Kampung Sukamulya, Dusun Pangkalan, Desa Sanca, Kecamatan Ciater Subang mengalami keracunan usai mengonsumsi jamur rampak, pada Selasa (28/1/2025) petang sekitar pukul 18.00 WIB.
Mereka mengalami gejala mual, pusing, lemas hingga nyaris pingsan. Sempat dilakukan perawatan medis di Puskesmas Palasari, namun para korban harus mendapatkan perawatan lanjutan di RSUD Ciereng, Subang.
Dirut RSUD Subang Ahmad Nasuhi menjelaskan delapan warga Desa Sanca tersebut mengalami keracunan jamur rampak yang langsung dikonsumsi tanpa dijemur terlebih dahulu.
"Warga yang keracunan ini masuk ke IGD RSUD Subang sekitar pukul 22.00 WIB malam tadi, setelah sebelumnya menjalani perawatan di Puskesmas Palasari," ujar dr Ahmad Nasuhi kepada awak media, Rabu (29/1/2025).
Ahmad menjelaskan, para pasien ini datang dan langsung masuk ke ruang IGD Subang, dengan kondisi lemas, mata kabur dan menggigil serta denyut nadi lemah.
"Saat ini tujuh pasien masih menjalani perawatan tapi kondisinya sudah stabil dan sadar, sementara satu pasien sudah sembuh dan pulang karena hanya mengonsumsi sedikit jamur tersebut," katanya.
Baca juga: 8 Warga Ciater Subang Keracunan Jamur Rampak |
Masih kata Ahmad, Warga yang mengalami keracunan umumnya mengalami gejala mual, muntah, diare, nyeri perut, pusing, sakit kepala, sesak napas, berdebar-debar, bengkak di beberapa bagian tubuh, halusinasi dan mata rabun gelap tak bisa melihat.
"Kita tim medis RSUD Subang masih terus melakukan perawatan terhadap tujuh pasien yang semuanya laki-laki tersebut. Mudah-mudahan mereka bisa segera pulih," ungkapnya.
4. Hasil Pemeriksaan Mahasiswa Unpad Pengemudi Sedan Maut
Polisi telah menetapkan PA (22) mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) pengendara sedan maut di Jatinangor, Kabupaten Sumedang, menjadi tersangka. Penetapan ini diungkapkan polisi usai melakukan gelar perkara pada Rabu (29/1/2025).
Kanit Gakkum Satlantas Polres Sumedang IPDA Arief mengungkapkan, PA sendiri resmi dikenakan pasal 310 ayat 4 junco pasal 310 ayat 2 undang-undang lalu lintas UURI no 22 tahun 2009 dengan ancaman penjara 6 tahun.
"Status pengemudi setelah kami dari penyidik melakukan pemeriksaan dulu menjadi saksi, setelah melakukan pemeriksaan jadi saksi kami melaksanakan gelar perkara dan hasilnya untuk saudara PA statusnya sudah dinaikkan dari saksi menjadi tersangka," ujar Arief kepada awak media.
Menurut Arief usai ditetapkan menjadi tersangka, PA masih akan menjalani pemeriksaan dari segi psikologi mengingat kondisi dari PA yang masih sulit dimintai keterangan oleh polisi.
"Setelah jadi tersangka tindakan saat ini besok akan ada rencana menghadirkan ahli psikologi dari RSUD Sumedang untuk tersangka PA pengemudi kendaraan hyundai. Itu rencana besok," katanya.
Kata Arief, meski demikian, berdasarkan hasil olah TKP maupun pemeriksaan saksi kecelakaan tersebut murni kelalaian dari pengemudi.
"Betul ini murni dari kelalaian pengemudi atau manusia. Jadi pada saat kejadian yang bersangkutan di dalam mobil hanya seorang diri," pungkasnya.
5. Banjir Rob di Indramayu, Ratusan KK Terdampak
Banjir rob kembali melanda pesisir Kabupaten Indramayu, Rabu (29/1/2025). Akibatnya ratusan rumah warga di satu desa terdampak banjir rob tersebut.
Banjir rob tersebut terjadi pada Rabu pagi sekitar pukul 09.00 WIB di Desa Kertawinangun, Kecamatan Kandanghaur, Indramayu.
Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jawa Barat Hadi Rahmat mengatakan, banjir rob mengakibatkan 120 rumah terendam dan 3 diantaranya mengalami rusak ringan. Banjir rob juga berdampak pada ratusan kepala keluarga (KK).
"120 unit rumah terendam, 3 unit rumah rusak sedang. Korban terdampak 120 KK," ujar Hadi saat dikonfirmasi.
Hadi menuturkan, akibat banjir rob tersebut, warga yang terdampak terpaksa mengungi. Adapun lokasi pengungsian didirikan di Balai Desa Kertawinangun. "120 keluarga dari Eretan Kulon mengungsi di Balai Desa Kertawinangun," ujarnya.
Saat ini Hadi menyebut, BPBD Jabar telah melakukan kordinasi untuk membantu korban terdampak serta mendirikan dapur umum di lokasi pengungsian.
"Menghimbau masyarakat agar tetap tenang dan waspada, membantu evakuasi korban terdampak dan membuka dapur umum," tandasnya.
(bba/sud)