Selain itu, Park dikenal sebagai seorang sosialita yang terlibat dalam kegiatan sosial dan mendapat banyak pujian, bahkan penghargaan dari pemerintah atas pekerjaan amalnya.
Namun, di balik itu semua, Park sering mengklaim bahwa Tuhan menampakkan diri kepadanya dan memerintahkannya untuk mencari pengikut. Ia juga mengaku memiliki kemampuan untuk menyembuhkan kanker.
Sekte ini mengaku beragama Kristen dan mengajarkan bahwa dunia akan segera berakhir. Para pengikut diwajibkan untuk menjalani disiplin spiritual yang ketat dan harus patuh pada perintah pemimpin mereka. Kepercayaan tersebut berujung pada penindasan dan pengambilan uang secara besar-besaran dari anggotanya. Beberapa laporan menyebutkan bahwa Park telah menipu anggota sekte hingga mencapai angka US$8,7 juta dari 220 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penangkapan, Pelarian, dan Temuan Mayat di Loteng
Kasus ini mencuat setelah polisi menerima laporan bahwa dua orang dipukuli oleh pengikut Park, yang meminta pengembalian uang mereka. Investigasi pun dimulai, dan polisi menduga adanya penipuan besar. Sebagai hasilnya, 13 pejabat Odaeyang Trading Co, yang terkait dengan sekte ini, ditangkap. Para anggota sekte yang merasa dirugikan mulai melapor karena tidak dapat mengambil kembali uang mereka.
Setelah penangkapan itu, Park dan sekitar 80 pengikutnya melarikan diri dari Taejon. Namun, polisi berhasil menggeledah pabrik dan menemukan 49 orang yang sedang bersembunyi, tetapi Park dan para asistennya tidak ditemukan di antara mereka.
Seorang pembantu pabrik memberi tahu polisi bahwa Park bersembunyi di loteng sejak beberapa hari sebelum penemuan mayat-mayat tersebut. Ia bahkan membawakan makanan untuk pemimpin sekte itu setiap hari.
Sejumlah laporan media lokal Korsel menyebut, Park dan ketiga anaknya termasuk korban tewas yang ditemukan di loteng. Namun, tak ada konfirmasi dari pihak berwenang terkait laporan tersebut.
Artikel ini telah tayang di detikTravel
(orb/orb)