Kala 33 Nyawa Jadi 'Tumbal' Sesat

Kabar Internasional

Kala 33 Nyawa Jadi 'Tumbal' Sesat

Tim detikTravel - detikJabar
Selasa, 14 Jan 2025 20:30 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi mayat. (Foto: Dok.Detikcom)
Jakarta -

Pada tahun 1987, Korea Selatan diguncang penemuan tragis yang melibatkan sekte sesat bernama Odaeyang. Sebanyak 33 orang jadi 'tumbal' usai ditemukan tewas dalam keadaan mengenaskan di loteng kafetaria sebuah pabrik di Yongin. Temuan ini menimbulkan kehebohan dan investigasi besar-besaran oleh polisi Korea Selatan.

Seperti apa kisah dari sekte ini dan mengapa bisa sebanyak itu orang meninggal? Simak ulasan lengkapnya di sini.

Penemuan Mayat-Mayat dan Kecurigaan Terkait Sekte

Dikutip dari detikTravel dari CNN Indonesia, polisi menemukan mayat-mayat yang terikat dalam keadaan kaki-tangan digabungkan, leher terikat tali, dan mulut tersumpal. Mayat-mayat itu terbagi dalam dua tumpukan: 14 jenazah di satu sisi dan 19 jenazah di sisi lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para korban ditemukan dalam pakaian minim dan piyama. Menurut polisi, mereka diperkirakan telah meninggal dua hari sebelumnya, namun penyelidikan lebih lanjut segera dimulai.

Ada dugaan kuat bahwa kejadian ini terkait dengan sekte sesat. "Ada dugaan bahwa insiden itu berkaitan dengan insiden keagamaan," kata salah satu polisi Korsel, seperti dikutip dari Associated Press.

ADVERTISEMENT

Perjalanan Sekte Odaeyang dan Pemimpinnya

Sekte Odaeyang dipimpin oleh Park Son Ja, yang dikenal sebagai "Benevolent Mother" oleh para pengikutnya. Ia mengoperasikan yayasan amal yang membantu anak-anak yatim piatu, orang tua tunawisma, dan orang miskin di Taejon.

Park kemudian diketahui telah mendoktrin para penerima amal untuk bergabung dengan sekte tersebut. Beberapa laporan bahkan menyebutkan bahwa anak-anak dan orang miskin dipaksa bekerja di pabrik Yongin, yang memproduksi furnitur tradisional Korea untuk dijual kepada turis asing.

Selain itu, Park dikenal sebagai seorang sosialita yang terlibat dalam kegiatan sosial dan mendapat banyak pujian, bahkan penghargaan dari pemerintah atas pekerjaan amalnya.

Namun, di balik itu semua, Park sering mengklaim bahwa Tuhan menampakkan diri kepadanya dan memerintahkannya untuk mencari pengikut. Ia juga mengaku memiliki kemampuan untuk menyembuhkan kanker.

Sekte ini mengaku beragama Kristen dan mengajarkan bahwa dunia akan segera berakhir. Para pengikut diwajibkan untuk menjalani disiplin spiritual yang ketat dan harus patuh pada perintah pemimpin mereka. Kepercayaan tersebut berujung pada penindasan dan pengambilan uang secara besar-besaran dari anggotanya. Beberapa laporan menyebutkan bahwa Park telah menipu anggota sekte hingga mencapai angka US$8,7 juta dari 220 orang.

Penangkapan, Pelarian, dan Temuan Mayat di Loteng

Kasus ini mencuat setelah polisi menerima laporan bahwa dua orang dipukuli oleh pengikut Park, yang meminta pengembalian uang mereka. Investigasi pun dimulai, dan polisi menduga adanya penipuan besar. Sebagai hasilnya, 13 pejabat Odaeyang Trading Co, yang terkait dengan sekte ini, ditangkap. Para anggota sekte yang merasa dirugikan mulai melapor karena tidak dapat mengambil kembali uang mereka.

Setelah penangkapan itu, Park dan sekitar 80 pengikutnya melarikan diri dari Taejon. Namun, polisi berhasil menggeledah pabrik dan menemukan 49 orang yang sedang bersembunyi, tetapi Park dan para asistennya tidak ditemukan di antara mereka.

Seorang pembantu pabrik memberi tahu polisi bahwa Park bersembunyi di loteng sejak beberapa hari sebelum penemuan mayat-mayat tersebut. Ia bahkan membawakan makanan untuk pemimpin sekte itu setiap hari.

Sejumlah laporan media lokal Korsel menyebut, Park dan ketiga anaknya termasuk korban tewas yang ditemukan di loteng. Namun, tak ada konfirmasi dari pihak berwenang terkait laporan tersebut.

Artikel ini telah tayang di detikTravel



Hide Ads