Profesi Unik, Detektif Swasta Spesialis Selidiki Izin Sakit Karyawan

Kabar Internasional

Profesi Unik, Detektif Swasta Spesialis Selidiki Izin Sakit Karyawan

Khadijah Nur Azizah - detikJabar
Selasa, 14 Jan 2025 10:02 WIB
Ilustrasi pasien di rumah sakit
Ilustrasi Pasien di Rumah Sakit. Foto: iStock
Jakarta -

Perusahaan-perusahaan di Jerman semakin sering mempekerjakan detektif swasta untuk memverifikasi keaslian alasan cuti sakit karyawan jangka panjang. Langkah ini dianggap sebagai strategi efektif untuk mengidentifikasi karyawan yang tidak produktif dan, bila diperlukan, menghentikan kontrak kerja mereka.

Mengutip dari detikHealth, salah satu agen detektif yang mengalami peningkatan permintaan signifikan adalah Lentz Group. Berkantor di dekat stasiun kereta utama Frankfurt, agen ini mencatat lonjakan bisnis di pasar tersebut.

Marcus Lentz, pendiri Lentz Group, dalam wawancaranya dengan AFP, mengungkapkan bahwa perusahaannya menerima sekitar 1.200 komisi pada tahun lalu, dua kali lipat dari jumlah beberapa tahun sebelumnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semakin banyak perusahaan yang tidak mau menerima hal ini lagi," ujarnya. "Jika seseorang memiliki 30, 40, atau terkadang hingga 100 hari cuti sakit dalam setahun, maka pada titik tertentu mereka menjadi tidak menarik secara ekonomi bagi pemberi kerja," tambahnya.

Kekhawatiran Perusahaan terhadap Cuti Sakit

Mulai dari perusahaan otomotif besar hingga produsen pupuk, banyak perusahaan di Jerman mengungkapkan keprihatinan atas dampak angka cuti sakit yang tinggi terhadap perekonomian terbesar di Eropa ini.

ADVERTISEMENT

Beberapa pihak menilai bahwa perubahan sistem pelaporan cuti sakit telah membuka peluang bagi pemalsuan alasan medis. Namun, para ahli menyatakan bahwa lonjakan angka cuti sakit tidak sesederhana itu. Faktor-faktor seperti peningkatan kasus gangguan kesehatan mental, tekanan kerja yang meningkat, serta penyakit pernapasan pasca-pandemi turut berperan.

Aktivitas Selama Cuti Sakit

Marcus Lentz juga berbagi cerita tentang kasus-kasus di mana karyawan yang sedang cuti sakit jangka panjang malah terlihat membantu usaha keluarga atau merenovasi rumah mereka. Namun, ia tidak mengungkapkan biaya layanan yang ditawarkan oleh agensinya.

Meski begitu, bukti yang dikumpulkan tidak selalu berhasil menjadi dasar pemecatan. Salah satu contoh menarik terjadi di Italia, ketika seorang sopir bus dipecat setelah ia ketahuan bernyanyi dan bermain piano di sebuah bar saat sedang mengambil cuti sakit karena kecemasan. Mahkamah Agung Italia kemudian memutuskan bahwa aktivitas tersebut justru membantu meringankan kondisinya dan memerintahkan agar ia dipekerjakan kembali.

Solusi untuk Masalah Cuti Sakit

Para ahli menekankan bahwa penggunaan jasa detektif swasta bukanlah solusi jangka panjang untuk mengatasi tingginya angka cuti sakit. Penyebab utama, seperti meningkatnya kasus gangguan kesehatan mental, stres kerja, dan dampak jangka panjang pandemi, harus ditangani dengan pendekatan yang lebih komprehensif.

Dengan fokus pada penyebab mendasar dan pemberian dukungan yang tepat bagi karyawan, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif, tanpa perlu mengandalkan metode yang kontroversial seperti pengawasan detektif swasta.

Artikel ini telah tayang di detikHealth.

(kna/sud)


Hide Ads