Terungkapnya Gunung Berapi Misterius Setelah 2 Abad

Kabar Internasional

Terungkapnya Gunung Berapi Misterius Setelah 2 Abad

Fino Yurio Kristo - detikJabar
Senin, 13 Jan 2025 01:30 WIB
Ilustrasi Tingkatan Status Gunung Berapi
Ilustrasi gunung berapi (Foto: ANTARA FOTO/WAHDI SEPTIAWAN)
Jakarta -

Letusan gunung berapi misterius pernah terjadi di dunia tahun 1831. Setelah hampir 2 abad, gunung berapi itu kini berhasil diidentifikasi.

Letusan gunung berapi tersebut dianggap yang terkuat di abad 19. Gunung berapi yang meletus memuntahkan banyak sulfur dioksida ke stratosfer.

Kondisi ini membuat suhu rata-rata tahunan di Belahan Bumi Uyara turun sekitar 1 derajat celcius. Hal ini menyebabkan iklim bumi saat itu begitu dingin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melansir detikInet, letusan tersebut terjadi di akhir Zaman Es Kecil. Saat itu, merupakan periode terdingin bumi dalam 10.000 tahun terakhir.

Akan tetapi saat itu tak diketahui di mana lokasi gunung tersebut. Setelah ratusan tahun berlalu, peneliti baru-baru ini berhasil memecahkannya.

ADVERTISEMENT

Peneliti mengambil sampel inti es di Greenland. Mereka mengintip ke masa lalu dengan memeriksa isotop sulfur, butiran abu dan pecahan kaca vulkanik kecil yang diendapkan antara tahun 1831 dan 1834.

Peneliti kemudian melakukan proses geokimia, penanggalan radioaktif dan pemodelan komputer. Ilmuwan lalu menghubungkan letusan 1831 dengan gunung Zavaritskii di Pulau Simushir bagian dar kepulauan Kuril, wilayah sengketa Rusia dan Jepang.

"Untuk banyak gunung berapi di Bumi, terutama di daerah terpencil, kita memiliki pemahaman sangat buruk tentang sejarah letusannya," kata periset Dr. William Hutchison dari University of St. Andrews di Inggris Raya.

"Zavaritskii terletak di pulau sangat terpencil antara Jepang dan Rusia. Tidak ada yang tinggal di sana dan catatan sejarah terbatas pada beberapa buku harian dari kapal-kapal yang melewati pulau-pulau ini setiap beberapa tahun," kata Hutchison menambahkan.

Tak seorang pun menduga gunung itu menjadi kandidat untuk letusan tahun 1831. Sebab, informasi yang tersedia tentang aktivitas Zavaritskii selama abad ke-19 sedikit.

Peneliti mempertimbangkan gunung berapi yang lebih dekat dengan ekuator, seperti gunung berapi Babuyan Claro di Filipina.

"Letusan ini berdampak ke iklim global tapi keliru dikaitkan dengan gunung berapi tropis untuk jangka waktu lama. Penelitian sekarang menunjukkan bahwa letusan terjadi di Kepulauan Kuril, bukan daerah tropis" kata Dr. Stefan Brönnimann, kepala unit klimatologi di University of Bern yang dikutip detikINET dari CNN.

"Saya masih terkejut letusan sebesar ini tak dilaporkan. Mungkin ada laporan jatuhnya abu atau fenomena atmosfer di tahun 1831 yang tersimpan di sudut berdebu sebuah perpustakaan di Rusia atau Jepang. Pekerjaan lanjutan menyelidiki catatan-catatan ini benar-benar membuat saya bersemangat," kata Hutchison.

Artikel ini sudah tayang di detikInet




(fyk/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads