Jabar Hari Ini: Duka Selimuti Keluarga Baim Wong

Jabar Hari Ini: Duka Selimuti Keluarga Baim Wong

Tim detikJabar - detikJabar
Selasa, 07 Jan 2025 22:00 WIB
Prosesi permakaman ayah Baim Wong di Purwakarta
Prosesi permakaman ayah Baim Wong di Purwakarta (Foto: Dian Firmansyah/detikJabar)
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat hari ini dari mulai ayah artis Baim Wong dimakamkan di Purwakarta hingga TKI asal Kabupaten Sukabumi meninggal di Kamboja setelah menjadi korban penyekapan.

Berikut rangkuman Jabar hari ini:

Ayah Baim Wong Dimakamkan di Purwakarta

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Duka menyelimuti keluarga artis Baim Wong. Johnny Wong ayahanda Baim Wong tutup usia dan almarhum dimakamkan di TPU Sirna Sari, Purwakarta, Jawa Barat hari ini.

Setibanya di pemakaman, mobil ambulans yang membawa jenazah Johnny Wong datang dengan pengawalan pihak kepolisian dan diikuti oleh rangkaian kendaraan pihak keluarga.

ADVERTISEMENT

Jenazah langsung diturunkan dari ambulans. Kemudian jenazah ayahanda Baim Wong dibawa ke makam khusus untuk keluarga di sekitar TPU itu.

Prosesi pemakaman berlangsung khidmat dan lancar. Bahkan Baim Wong ikut turun ke liang lahat, untuk menguburkan tubuh ayahnya ke tanah. Raut kesedihan terlihat di muka Baim Wong.

Usai proses pemakaman, Baim Wong sempat menyampaikan terimakasih kepada seluruh warga dan keluarga yang ikut memakamkan ayahnya. Ia juga meminta doa agar almarhum tenang di alam sana.

"Minta doanya saja untuk ayah saya, ayah saya sakit, maaf saya nggak bisa lama," ujar Baim singkat kepada awak media usai pemakaman.

Diketahui jenazah ayahnya dimakamkan tepat di samping makam ibu Baim Wong yang sudah lebih dulu meninggal dunia. Usai prosesi pemakaman selesai, sanak keluarga meninggalkan TPU menuju rumah duka.

Dedi-Erwan Jadi Gubernur-Wagub Jabar Terpilih 9 Januari

Tidak lama lagi, KPU Jabar akan menetapkan pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan sebagai gubernur dan wakil gubernur terpilih hasil Pilkada serentak 2024. Penetapan akan dilakukan pada Kamis 9 Januari 2025.

Penetapan Dedi-Erwan sebagai gubernur dan wakil gubernur terpilih dilakukan setelah KPU Jabar menerima surat dari KPU RI bernomor 24/PL.02.7-SD/06/2025 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih Pemilihan Gubernur, Bupati dan Wali Kota Serentak Tahun 2024.

"Hari Kamis tanggal 9 Januari (2025). Kemarin malam sudah diinformasikan oleh KPU RI harus penetapan (calon terpilih)," kata Kadiv Hukum dan Pengawasan KPU Jawa Barat, Aneu Nursifah saat dikonfirmasi hari ini.

Berdasarkan ketentuan Pasal 57 ayat (1) PKPU Nomor 18 Tahun 2024, jika tidak ada permohonan perselisihan hasil Pilkada ke MK, maka penetapan calon terpilih harus dilakukan paling lama 3 hari setelah KPU provinsi atau kabupaten/kota memperoleh surat pemberitahuan.

Sementara untuk penetapan gubernur dan wakil gubernur terpilih nanti, Aneu menuturkan saat ini KPU Jabar masih membahas terkait lokasi dan waktu penetapannya. "Untuk tempat dan waktunya masih dibahas oleh komisioner, tapi memang penetapannya hari Kamis," ujarnya.

Aneu juga menegaskan, KPU akan mengundang tiga kandidat lainnya di Pilgub Jabar yakni Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwi Natarina, Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja dan Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie.

"Iya tidak hanya kandidat tapi menurut instruksi KPU RI harus mengundang banyak pihak agar lebih tersosialisasi," ucap Aneu.

Sementara untuk penetapan calon terpilih di kabupaten/kota lainnya di Jabar, Aneu memastikan daerah yang tidak melayangkan gugatan ke MK juga akan melakukan penetapan calon terpilih maksimal 3 hari setelah turunnya surat KPU RI.

Di Jabar, diketahui ada 11 hasil Pilkada yang digugat ke MK yakni di Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Subang, Kabupaten Bandung, Kota Depok, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kota Bekasi dan Kabupaten Cirebon.

"Untuk kabupaten kota sama saja (waktu penetapannya), kecuali kabupaten kota yang ada perkara di MK," pungkasnya.

Pilu Purnama Alam Meninggal Dunia di Kamboja

Duka menerpa warga Kampung Cikaramat, Desa Mekarsari, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Purnama Alam (24). Purnama dilaporkan meninggal dunia di Kamboja setelah diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

Hingga kini, jenazahnya masih tertahan di negara tersebut karena kendala biaya dan tidak adanya tanggung jawab dari perusahaan tempatnya bekerja.

Ketua DPC Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Sukabumi, Jejen Nurjanah, mengungkapkan bahwa kasus ini bermula dari tawaran pekerjaan yang diterima Purnama melalui media sosial.

"Dia dihubungi oleh seseorang bernama Erik melalui Instagram. Proses pemberangkatannya dilakukan di Batam dan Malaysia sebelum akhirnya dikirim ke Kamboja untuk bekerja di perusahaan judi online sebagai admin," ujar Jejen kepada detikJabar hari ini.

Jejen menjelaskan, Purnama berangkat menggunakan visa turis, bukan visa kerja. Kondisi kerja yang buruk, jam kerja panjang, serta tekanan dari perusahaan membuat Purnama jatuh sakit. Ia sempat meminta keluarganya mengirimkan uang tebusan sebesar Rp40 juta untuk proses pemulangan. Namun, setelah uang dikirim, komunikasi terputus.

Pada Agustus 2024, keluarga menerima kabar dari KBRI Kamboja bahwa Purnama meninggal dunia setelah pingsan di bandara saat hendak dipulangkan.

"Jenazahnya masih tertahan di Kamboja. Pihak perusahaan tidak mau bertanggung jawab, sementara KBRI tidak memiliki anggaran untuk pemulangan," kata Jejen.

Upaya pemulangan jenazah telah dilakukan oleh SBMI dengan melibatkan BP2MI, Kementerian Luar Negeri, dan DPRD Kabupaten Sukabumi. Namun, hingga kini, belum ada solusi konkret.

"Istrinya, yang masih berada di Kamboja, juga ingin dipulangkan. Dia diduga dalam kondisi tertekan dan penyekapan oleh pihak perusahaan," tambah Jejen.

Jejen menyampaikan bahwa SBMI terus mendorong pemerintah dan pihak terkait untuk segera menyelesaikan kasus ini.

"Kami berharap pemerintah daerah dan wakil rakyat benar-benar membantu memulangkan jenazah Purnama. Jangan hanya mengangkat kasus ini di media tanpa tindakan nyata," tegasnya.

Jejen mengatakan SBMI mendesak perlunya pengawasan ketat untuk mewaspadai perekrutan tenaga kerja ilegal serta kerja sama internasional untuk memerangi perdagangan manusia.

SBMI berencana mendampingi keluarga korban untuk meminta kejelasan langsung ke KBRI dan Kementerian Luar Negeri jika tidak ada perkembangan hingga 20 Januari 2025.

"Kami akan terus berjuang agar korban mendapatkan haknya, termasuk memulangkan jenazah ke tanah air," pungkas Jejen.


Warga-Pelajar Bertarung dengan Arus Sungai Pasca Jembatan Lenyap

Batang-batang besi bekas penyangga jembatan gantung tergeletak tak beraturan di tepian Sungai Kampung Cikadaka, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. Sebagian besi pijakan hilang terbawa derasnya arus saat banjir bandang melanda pada Rabu, 4 Desember 2024.

Sisa-sisa kejayaan jembatan itu kini hanya berupa beton kokoh yang tertanam di badan sungai, saksi bisu dari harapan yang pupus.

Jembatan yang baru saja diresmikan oleh Relawan Sehati Gerak Bersama pada 16 September 2024 kini tinggal kenangan. Selama dua bulan lebih, warga dan anak-anak sekolah sempat menikmati akses aman untuk menyeberangi sungai. Namun, banjir bandang mengembalikan mereka ke masa sulit.

"Sekarang anak-anak sekolah terpaksa menyeberangi sungai lagi, basah-basahan dan berenang lagi. Hanya berjalan dua bulan lebih warga dan anak-anak sekolah bisa menyeberang dengan nyaman, banjir bandang yang datang merusak jembatan," ujar Teh Bete, warga Kampung Naringgul, Desa Loji, kepada detikJabar hari ini.

Menurut Bete, pasca-bencana dan penetapan status darurat oleh Pemkab Sukabumi, aktivitas belajar-mengajar di sekolah sempat dihentikan. Namun, setelah masa libur sekolah berakhir, para pelajar kembali harus menyeberangi sungai mulai, Senin (6/1) kemarin.

"Jadi sekitar dua bulanan ya, bisa menikmati jembatan utuh. Lalu karena bencana, anak-anak libur, dan kemarin dengan hari ini kembali mereka berenang dan ada yang digendong untuk menyeberangi sungai. Seperti pagi tadi, sungai agak surut, anak-anak SD diantar menyeberang oleh orang tuanya," ucap Bete.

Pantauan detikJabar menunjukkan pemandangan memilukan. Para pelajar terlihat menyingsingkan celana hingga setinggi perut sambil memegangi tangan orang tuanya, melawan arus sungai untuk mencapai seberang.

Di pagi hari, mereka berangkat menuju SDN Pasir Pogor di Kampung Cikadaka, Desa Cidadap. Sore harinya, giliran anak-anak dari Kampung Naringgul yang menyeberang untuk belajar di sekolah agama.

"Kalau air pasang atau hujan deras, semua aktivitas itu terpaksa diliburkan," tutur Bete.

Selain pelajar, banyak petani juga bergantung pada akses melintasi sungai untuk menjalankan aktivitas mereka. Hilangnya jembatan memaksa warga kembali menempuh jalan sulit, bahkan beberapa nekat berenang demi mencapai tujuan.

"Selepas jembatan hilang, semua kembali ke asal. Mereka berjalan lagi melintasi sungai, bahkan ada yang sampai nekat berenang," tambahnya.


Pasar Hewan Tasikmalaya Tutup Sementara Pasca 470 Sapi Terjangkit PMK

Pasar hewan di Tasikmalaya terpaksa ditutup buntut dari ratusan sapi terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). Bahkan, tercatat sebanyak 36 ekor sapi mati akibat PMK. Pasar hewan di Tasikmalaya pun ditutup akibat kasus ini.

Berdasarkan data Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Tasikmalaya, populasi sapi di Tasikmalaya mencapai 45 ribu ekor. Sebanyak 470 sapi di antaranya terkena PMK, dan 36 sapi mati akibat PMK.

"Kami terima informasi dan langsung lakukan investigasi. Ternyata hasilnya dari populasi 45 ribu ekor sapi ada 470 ekor positif PMK. Ada 36 ekor sapi mati," kata Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Tasikmalaya, Tatang wahyudin pada detikJabar hari ini.

Kasus PMK ini terjadi di Tasikmalaya bagian selatan, seperti Kecamatan Cipatujah, Cikalong, Bantarkalong, Karangnunggal, dan Parungponteng. Tatang menilai cuaca ekstrem dan pengetahuan peternak yang minim terkait gejala PMK menjadi faktor lainnya.

"Ya awalnya ditemukan di Cikawungading, Cipatujah. Penyebaran cepat meluas karena memang cuaca ekstrem, angin kencang," Kata Tatang Wahyudin.

Tatang mengaku pihaknya telah melakukan upaya pencegahan, dari mulai pemeriksaan hingga isolasi sapi yang positif PMK. "Ya kami di samping sosialisasi ke peternak, kami juga suntikan vaksin untuk belasan ribu ternak. Malahan terbaru akan ada sekitar satu ribuan vaksin untuk sapi," ujar Tatang wahyudin.

Upaya lain, tambah Tatang, pihaknya akan menutup seluruh pasar hewan di Kabupaten Tasikmalaya dua pekan kedepan, seperti Pasar Hewan Manonjaya, Singaparna dan Ciawi tutup mulai Rabu (8/1/25).

Pemeriksaan sapi yang masuk Tasikmalaya juga diperketat. Sapi dari Jawa akan dikembalikan jika tidak lolos kesehatan.

"Kami lakukan pencegahan dengan menutup pasar Hewan di Kabupaten Tasikmalaya seluruhnya selama 14 hari ke depan," kata Tatang Wahyudin. Upaya ini dilakukan agar wabah PMK tidak semakin meluas.

Halaman 2 dari 2
(wip/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads