Harapan Pria Bandung di Balik Pengapnya Kostum Doraemon di 2025

Harapan Pria Bandung di Balik Pengapnya Kostum Doraemon di 2025

Muhammad Jadid Alfadlin - detikJabar
Rabu, 01 Jan 2025 08:00 WIB
Hendrik (24) mengenakan kostum Doraemon tengah bekerja mencari uang di Perempatan Patung Husein Sastranegara, Kota Bandung. Kamis (26/12/2024).
Hendrik (24) mengenakan kostum Doraemon tengah bekerja mencari uang di Perempatan Patung Husein Sastranegara, Kota Bandung. Kamis (26/12/2024). (Foto: Muhammad Jadid Alfadlin/detikJabar)
Bandung -

Di Kota Bandung, masa-masa libur panjang dapat dengan mudah diketahui walau tanpa perlu repot-repot memperhatikan rentetan tanggal merah di kalender. Kepadatan kendaraan terlebih kendaraan-kendaraan dengan awalan huruf plat tertentu yang menandakannya berasal dari luar kota, menjadi salah satu ciri utama bahwa masa berlibur telah tiba.

Hal ini juga dapat terlihat pada masa liburan penghujung tahun 2024. Di salah satu jalan simpang empat yang terletak tidak jauh dari gerbang tol Pasteur, sebagai salah satu pintu masuk Kota Bandung, juga di area jalan keluar utama Bandara Husein Sastranegara, berbagai kendaraan mulai memadati jalanan dan beranjak melaju secara perlahan menuju arah pusat keramaian Kota Bandung.

Senada dengan warna lampu merah pada lampu lalu lintas yang terus berganti, sesekali kendaraan-kendaraan tersebut juga silih bergantian berhenti. Tidak sedikit pengemudi yang terlihat kesal dengan kepadatan tersebut. Menekan klakson secara berulang, berharap kepadatan bisa secara sekejap terurai dan jalanan tiba-tiba terbuka kosong untuknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, seseorang tampak mensyukuri kemacetan ini, seseorang yang sangat mencolok dengan kostum berwarna terangnya. Berjalan di antara kendaraan-kendaraan dengan kostum karakter kartun Doraemon, menenteng sebuah celengan plastik dengan lubang besar di atasnya, mengetuk kaca samping mobil atau berdiri di samping motor sembari mengharapkan beberapa uang receh diberikan oleh para pengendara.

Baginya, kemacetan adalah sebuah berkah. Semakin banyak kendaraan yang menumpuk di jalanan, semakin lambat kendaraan-kendaraan itu melaju, berarti semakin besar juga kemungkinan untuknya mendapatkan uang dari pemberian para pengemudi atau penumpangnya.

ADVERTISEMENT

Sudah Di Jalanan Sedari Awal

Orang di balik kostum tersebut bernama Hendrik (24), seorang pria bertubuh cukup ramping yang telah menjalani rutinitas di jalanan mulai dari beberapa tahun silam. Dengan kostum berwarna biru terangnya tersebut, Hendrik sehari-hari turun ke jalan menghadapi polusi dan debu aspal demi secercah penghidupan.

"Di jalanan udah 2 tahun, ya susah enggaknya ya gitu, demi buat cari uang jadi dijalanin aja," ucap Hendrik di atas trotoar perempatan patung Husein Sastranegara, Kamis (26/12/2024).

Demi terus hidup dan tetap mendapatkan pundi-pundi uang, kegiatan ini mau tidak mau memang harus ia jalani. Belum ada pilihan yang lebih baik baginya. Di usianya yang masih tergolong muda, Hendrik tak pernah mempunyai pengalaman bekerja tetap dalam ranah apapun.

Hal ini lah yang kemudian menurutnya membuat peluang atau kesempatannya untuk bekerja di tempat-tempat lain menjadi sangat kecil dan sangat terbatas. Dengan itu, ia terpaksa harus memutar otak guna mencari pekerjaan yang dapat dijalaninya, dan rasa-rasanya, jalanan memang satu-satunya tempat untuknya yang tak pernah menetapkan syarat begitu tinggi terkait pengalaman ataupun keahlian.

"Dari awal emang udah langsung di jalan, gak pernah punya pekerjaan tetap," singkatnya yang kini mulai membuka kepala kostum Doraemon yang dikenakannya.

Kegiatan ini pun terus dijalani oleh Hendrik. Meski tidak pernah ada kepastian berapa banyak uang yang dapat ia kumpulan sehari-harinya. Setidak-tidaknya di balik kostum yang terlihat ceria ini lah ia mempertaruhkan hidupnya dari hari demi hari.

Hendrik (24) mengenakan kostum Doraemon tengah bekerja mencari uang di Perempatan Patung Husein Sastranegara, Kota Bandung. Kamis (26/12/2024).Hendrik (24) mengenakan kostum Doraemon tengah bekerja mencari uang di Perempatan Patung Husein Sastranegara, Kota Bandung. Kamis (26/12/2024). Foto: Muhammad Jadid Alfadlin/detikJabar

Ingin Bekerja Lebih Jelas

Pada masa-masa bergantinya tahun, kala banyak orang mulai menyusun daftar resolusi dalam menjalani tahun 2025 yang akan datang, Hendrik pun memiliki resolusi personalnya sendiri. Namun, tentu tak sebanyak orang-orang lainnya.

Hendrik hanya memiliki dua resolusi personal yang itu pun diucapkannya dengan cukup ragu, terdengar dari jawabannya yang memelan dan melambat seolah tak yakin. Resolusinya tak muluk-muluk, tak ada harapan memiliki barang mewah atau bisa pergi pelesiran ke tempat-tempat tertentu.

"Sebenarnya pengen kerja yang lebih jelas, sama pengen juga biar tetap sehat aja," ungkap Hendrik.

Itulah dua resolusi personal yang diharapkan Hendrik terjadi di tahun 2025. Dengan mendapatkan pekerjaan yang lebih jelas dari pada apa yang sedang ia jalani saat ini, serta dengan keadaan yang tetap senantiasa sehat, Hal itu sudah cukup untuknya.

Membantu Kelompok Marginal

Kehidupan teman-teman marginal, terlebih mereka yang banyak menghabiskan waktunya di jalanan memang kerap terabaikan dan dipandang sebelah mata. Dengan penilaian dari penampilannya, masyarakat justru tak jarang menganggap kelompok tersebut bukan sebagai kelompok yang membutuhkan bantuan melainkan sebagai kelompok pengganggu atau perusak kenyamanan.

Hal ini juga diungkapkan oleh Aam selaku orang yang terlibat aktif dalam gerakan Independent Solidarity Bandung, sebuah gerakan kolektif di Kota Bandung yang berfokus pada kegiatan-kegiatan terkait sosial, kemanusian dan keimanan.

"Ada yang enggak disadari masyarakat soal kondisi mereka, selain memang masyarakat marginal ini kan harusnya diberi ruang hidupnya oleh pemerintah, kita juga harus melihat sisi-sisi sosial itu, juga sisi-sisi kemanusiaannya. Kita melihat Kaum marginal itu memang membutuhkan, kiranya juga punya haknya dalam nilai kemanusiaan," ujar Aam memberikan keterangannya.

Lebih lanjut, ia pun menjelaskan bahwa memberikan bantuan kepada kelompok marginal ini merupakan tugas yang besar. Meski telah cukup sering mengadakan kegiatan-kegiatan solidaritas, Independent Solidarity Bandung tetap perlu mendapatkan keterlibatan bantun dari banyak pihak lainnya.

"Makanya aku sama teman-teman juga sangat membuka dan mengajak banyak pihak untuk terlibat dalam agenda kemanusiaan gitu, karena potret sosialnya juga besar terus juga kondisi dan pr-nya juga bukan pr kecil," tutup Aam.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads