Grup media sosial 'Sukabumi Facebook' mendadak riuh dengan unggahan salah seorang anggotanya yang menanyakan soal papan nama stasiun bertuliskan CIRENGAS, terdapat logo KAI di dalam papan berlatar putih tersebut.
Sontak unggahan ini memantik perdeatan soal asal nama, secara umum diketahui Pemerintah Kabupaten Sukabumi sendiri menamai wilayah kecamatan tersebut dengan nama Cireunghas.
"Punten, nu leres teh Cireunghas atanapi Cirengas? (permisi, yang betul itu Cireunghas atau Cirengas?) Selama tinggal di Sukabumi tahunya CIREUNGHAS. π€," tulis pemilik akun Teguh Hardian dalam unggahannya di grup media sosial Sukabumi Facebook, seperti dilihat detikJabar, Senin (30/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Unggahan itu segera ramai dengan ratusan komentar. Warganet memberikan pendapat beragam, mulai dari analisis serius hingga komentar jenaka. Namun, apa sebenarnya nama yang benar, Cirengas ataukah Cireunghas?
Irman 'Musafir Sufi' Firmansyah, penulis buku Sukabumi The Untold Stories, menjelaskan bahwa ketidakkonsistenan dalam penamaan ini sudah berlangsung sejak era kolonial Belanda.
"Nama Cirengas dan Cireunghas sama-sama memiliki dasar dalam bahasa Sunda. Rengas bisa berarti 'selesai' atau nama pohon, sedangkan Reunghas berkaitan dengan kata 'reuwas' yang berarti terkejut," jelas Irman.
![]() |
Irman menjelaskan keduanya ada dalam dasar bahasa sunda, nah jadi sebetulnya di zaman Belanda kalimat dengan 'Eu' itu sudah ada di beberapa literatur seringkali disebut Cireungas dan di literatur lain namun ada juga Cireunghas, yang paling sering digunakan Cirengas itu secara resmi adalah untuk halte ataupun stasiun.
Menurutnya, dalam literatur kolonial, penulisan nama sering berubah. "Ada yang menyebut Cireungas, Cireunghas, bahkan Tjirenghas atau Tjireunghas. Ketidakkonsistenan ini berlanjut hingga sekarang," tambahnya.
Sebagai pengamat Irman melihat nama Rengas itu sampai tahun 50 an juga masih ada di Sumedang ada Cirengas, apakah asal katanya Reunghas atau Rengas Irman lebih cenderung pada kata Rengas.
"Karena apa, karena Rengas di masa lalu sempat menjadi salah satu perkebunan besar. Biasanya daerah seperti Cibadak, Parungkuda dan sebagainya itu dari tempat yang dominan, sementara Cireunghas dominan perkebunan, perkebunan sendiri dinamai Cireunghas berasal dari kampung kecil saat itu," jelasnya.
"Kalau dulu disebut Cirengas untuk stasiun, sekarang Cireunghas lebih populer untuk wilayahnya. Ini semua hasil dari pengaruh Belanda yang memang tidak konsisten dalam penamaan," kata Irman menambahkan.
![]() |
Terkait mana yang benar, Irman mengungkap hal itu dikembalikan kepada masyarakat. Karena sekali lagi ia menekankan hal itu bermula dari ketidakkonsistenan Belanda di masa silam.
Irman menunjukan sebuah bukti kartu pos yang menurutnya berasal dari tahun 1910. Kartu itu memiliki cap dengan ejaan lama 'TJIRENGAS'. Ia juga melampirkan Staatsblad no 13 tahun 1883 tentang halte atau stasiun yang baru dibangun dengan nama halte Tjirengas.
"Jadi dalam konteks stasiun dari awal nama resminya Tjirengas. Kalau ditanya yang betul mana, itu tergantung kesepakatan masyarakat, kalau dulu disebut Cirengas sekarang Cireunghas silahkan karena orang Belanda sendiri tidak konsisten karena nama Cirengas penyebutan secara resmi untuk stasiun tapi untuk daerah sendiri tempatnya ada juga yang menyebut Cireunghas ada juga Cireungas itu juga akibat ketidak konsistenan belanda kala itu karena belum ada standar kala itu," pungkasnya.
(sya/yum)