Fraksi PPP DPRD Jabar Soroti Tingginya Angka Kekerasan Perempuan-Anak

Fraksi PPP DPRD Jabar Soroti Tingginya Angka Kekerasan Perempuan-Anak

Bima Bagaskara - detikJabar
Kamis, 26 Des 2024 14:00 WIB
perlakuan kekerasan orang tua pada anak
Ilustrasi (Foto: Edi Wahyono/detikcom).
Bandung -

Angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, termasuk perundungan atau bullying di Jawa Barat terus menjadi sorotan. Jumlah kasusnya masih terbilang tinggi, bahkan secara nasional.

Berdasarkan data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA), tercatat ada 2.550 kasus kekerasan sepanjang 2024. Angka ini menempatkan Jawa Barat sebagai provinsi dengan kasus tertinggi, mengungguli Jawa Timur dengan 2.316 kasus dan Jawa Tengah dengan 2.104 kasus.

Ketua Fraksi PPP DPRD Jawa Barat Zaini Shofari menyoroti pentingnya kepedulian semua pihak terhadap masalah ini. Ia menyebutkan, upaya bersama sangat diperlukan untuk menekan angka kekerasan yang terjadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zaini mengaku, prihatin atas tingginya angka kekerasan ini. Menurutnya, peristiwa semacam itu seharusnya dapat dicegah jika semua pihak lebih peduli dan aktif berperan.

"Ini harus menjadi perhatian bersama. Semua pihak harus terlibat," katanya, Kamis (26/12/2024).

ADVERTISEMENT

Dari total 2.550 kasus sepanjang 2024 itu, Kabupaten Bekasi mencatat kasus tertinggi dengan 283 laporan, disusul Kota Bekasi sebanyak 215 kasus, dan Kabupaten Cianjur dengan 172 kasus.

Zaini menegaskan, pencegahan kekerasan tidak cukup hanya mengandalkan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) atau Dinas Pendidikan. Semua elemen masyarakat perlu terlibat aktif.

Di lingkungan sekolah, misalnya, guru perlu memberikan edukasi tentang pencegahan perundungan kepada siswa. Di luar sekolah, peran keluarga dan tokoh masyarakat juga sangat penting untuk memantau dan mencegah kekerasan yang mungkin terjadi.

"Semua pihak harus peduli dan ikut mengawasi," tegas Zaini.




(bba/mso)


Hide Ads