20 Persen Pria Mandul di Indonesia Akibat Azoospermia

Kabar Nasional

20 Persen Pria Mandul di Indonesia Akibat Azoospermia

Devandra Abi Prasetyo - detikJabar
Minggu, 15 Des 2024 00:30 WIB
Ilustrasi Sperma
Ilustrasi Sperma. Foto: Shutterstock
Bandung -

Pria dewasa yang sehat umumnya akan menghasilkan air mani yang mengandung sperma saat ejakulasi. Namun, pada pria yang mengidap azoospermia, air mani mereka tidak mengandung sperma, sehingga mereka tidak dapat memiliki keturunan secara alami. Menurut spesialis urologi Dr. dr. Ponco Birowo, SpU(K), PhD, kondisi azoospermia ini merupakan salah satu masalah kesuburan yang cukup sering dialami oleh pria di Indonesia.

"Kalau di kepustakaan (penelitian), orang yang tidak memiliki keturunan itu sekitar 15-20 persen spermanya kosong atau nol, itu disebut azoospermia," ujar Dr Ponco saat berbincang dengan detikcom di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (12/12/2024), seperti dikutip dari detikHealth.

"Kalau yang datang ke tempat saya cukup banyak, persentasenya sekitar 50 persen. (Rata-rata) usianya sekitar umur 34-35 tahun, kurang lebih," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ponco menjelaskan bahwa ada dua faktor utama yang dapat menyebabkan seorang pria mengalami azoospermia. Faktor pertama adalah genetik, sedangkan faktor kedua berkaitan dengan gangguan akibat penyakit atau tindakan medis tertentu.

"Ada dua kemungkinan. Pertama, memang 'pabrik'-nya tidak bisa menghasilkan sperma (genetik), atau spermanya ada, tetapi 'truk' yang membawanya atau jalannya rusak," jelasnya.

ADVERTISEMENT

"Kalau (gangguan non-genetik), paling sering di Indonesia adalah akibat infeksi sebelumnya. Infeksi bisa berupa TBC, infeksi menular seksual, atau pernah menjalani operasi di area tersebut, termasuk vasektomi juga bisa menjadi penyebabnya," tambah Ponco.

Menurutnya, azoospermia yang disebabkan oleh gangguan non-genetik masih dapat diatasi dengan tindakan bedah untuk memperbaiki kondisi tersebut. Namun, jika penyebabnya adalah faktor genetik, maka opsi yang tersedia untuk memiliki keturunan adalah melalui prosedur bayi tabung.

"Kalau dia tidak pernah operasi, tidak pernah apa-apa, tapi terjadi sumbatan, itu tidak bisa diperbaiki," kata Ponco.

"Yang bisa dilakukan, kami mengambil spermatozoa-nya secara operatif, lalu nanti dipertemukan dengan sel telur istrinya di tabung reaksi. Itu yang disebut bayi tabung," pungkasnya.




(dpy/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads