Nasib tragis dialami Chayada Prao-hom. Penyanyi muda asal Thailand itu tewas usai melakukan Thai massage di bagian leher.
Kisah pilu itu terjadi kala Chayada mendatangi sebuah panti pijat di Provinsi Udon Thani, timur laut Thailand pada 5 November silam.
Melansir detikTravel, aktivitas pijat memang rutin dilakukan perempuan berusia 20 tahun tersebut. Kedatangannya pada 5 November itu merupakan yang ketiga kalinya dia melakukan pijak dalaml kurun waktu satu bulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun metode pijat yang dilakukan Chayada mulai dari seluruh badan hingga pijat leher. Dua dari tiga pijat yang dilakukan Chayada merupakan pijat leher dengan memelintir leher.
Setelah sesi pijat pertama, dia mengaku sudah kesakitan. Namun dia tetap melanjutkan ke sesi berikutnya untuk menghilangkan rasa sakit.
Akan tetapi usai menjalani pijat ketiga, tiga hari berselang Chayada dinyatakan meninggal dunia. Penyebabnya gegara infeksi darah dan pembengkakan otak. Dia meninggal di salah satu rumah sakit di Udon Thani.
Sebelum meninggal dunia, Chayada menjalani perawatan intensif di rumah sakit tersebut. Dinas Kesehatan provinsi setempat menyebutkan jasad Chayada diautopsi untuk menentukan penyebab kematiannya.
Kekasih Chayada mengungkapkan, Chayada mengeluhkan sakit punggung hingga akhirnya meminta diantar ke rumah pijat di Udon Thani.
"Setelah dipijat, ia merasa kebas pada salah satu sisi tubuhnya dan tidak bisa menggunakan lengan kirinya. Kemudian, dia tidak bisa bergerak sama sekali," kata pacarnya kepada media lokal.
Para penggemar menjadi khawatir dengan kondisinya. Pada 6 November, Chayada menyapa mereka di halaman Facebook-nya.
Dia menjelaskan bahwa dia mengalami rasa sakit setelah mengunjungi tempat pijat yang sama sebanyak tiga kali dalam kurun waktu satu bulan. Lewat akun Facebook itu pula di menyatakan harapan untuk segera sembuh.
Di media sosial, Chayada menggambarkan pijatan pertamanya sebagai hal yang biasa, dengan hanya nyeri bahu ringan setelahnya. Namun, dua hari kemudian, ia mulai merasakan ketidaknyamanan pada lehernya, yang awalnya ia kira sebagai efek samping normal dari pijatan.
Ia meminum obat pereda nyeri untuk meringankan gejalanya. Setelah seminggu, ia merasakan mati rasa di lengannya.
Thiravat Hemachudha, seorang penasihat dari College of Oriental Medicine di Rangsit University, memperingatkan bahwa memelintir atau menjentik leher saat melakukan peregangan, olahraga, atau pemijatan dapat merusak dua arteri utama yang memasok darah ke otak, yaitu arteri karotis dan arteri vertebralis.
Secara khusus ia mengatakan bahwa memutuskan arteri vertebralis dapat menyebabkan stroke, yang merupakan penyebab umum dari kelumpuhan.
Pijat di Thailand merupakan salah satu aktivitas yang dipilih wisatawan. Belum lama ini dilaporkan seorang turis Singapura bernama Lee Mun Tuk (52) meninggal di Phuket, Thailand tak lama setelah pijat di pinggir pantai. Dilansir dari Channel News Asia (CNA), dia mengunjungi tempat pijat di Pantai Patong dan pijat selama 45 menit.
Artikel ini sudah tayang di detikTravel
(msl/dir)