Keroposnya Lini Tengah Persib

Keroposnya Lini Tengah Persib

Bima Bagaskara - detikJabar
Sabtu, 07 Des 2024 11:30 WIB
Ciro Alves di laga Port FC vs Persib Bandung.
Persib. Foto: Persib Bandung
Bandung -

Persib Bandung harus mengubur mimpinya melangkah lebih jauh di ajang AFC Champions League Two (ACL 2) 2024/2025. Persib tak berdaya menghadapi lawan-lawan dari negara lainnya di babak penyisihan.

Di pertandingan terakhir penyisihan Grup F, Persib takluk dari wakil China, Zhejiang FC. Bermain di kandang sendiri Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Kamis (5/12), Persib tumbang dengan skor 3-4.

Hasil itu membuat Persib gagal lolos ke babak selanjutnya, parahnya pasukan Bojan Hodak juga terbenam di dasar klasemen Grup F dengan hanya mengoleksi 5 poin dari 6 pertandingan yang dilakoni.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penampilan buruk Persib di kompetisi Asia jelas di luar ekspektasi banyak pihak. Sebagai kampiun Liga 1 musim 2023/2024, Persib diharapkan tampil baik di ACL 2 dan dapat mendongkrak posisi Indonesia di ajang klub Asia.

Kegagalan Persib di ACL 2 memunculkan banyak spekulasi, termasuk soal komposisi skuad yang dianggap tidak sehebat musim lalu. Salah satu yang disorot adalah lini tengah Persib yang mudah dieksploitasi lawan.

ADVERTISEMENT

"Makin banyak yang berbicara soal lini belakang Persib, bukankah itu bukan sesuatu yang baru. Ada yang kini justru harus juga mendapat perhatian, (yaitu) lini tengah kita yang sering dieksploitasi oleh lawan," kata pengamat Persib Bandung, Indra Jaya, Sabtu (7/12/2024).

Indra menuturkan, lini tengah Persib bermain terlalu ke belakang. Hal itu menjadikan pemain lawan berani memainkan bola di area pertahanan Persib. Hal itu kata Indra membuat ada jarak antar lini di tim Persib Bandung .

"Zona defense yang terlalu dalam juga membuat pemain lawan berani memainkan bola di area sepertiga pertahanan kita. Itu karena kita terlalu menumpuk pemain di kotak penalti, ya jarak antar pemain memang harus dekat, tapi jarak antar lini juga harus dipertahankan," ungkapnya.

Persib sendiri mengandalkan formasi 3-4-3 dengan skema serangan balik cepat. Namun kini, gaya permainan itu mulai terbaca oleh lawan dan kelemahan dari skema tersebut mulai terlihat.

Indra menyebut, kelemahan dari skema itu ada di lini belakang dimana pemain belakang Persib seringkali keteteran menghalau serangan lawan. Di sisi lain, terjadi keterlambatan transisi dari pemain yang berada di sisi flank.

"Memang kualitas lini pertahanan dalam duel udara dan antisipasi bola atas tak cukup bagus, bukan hanya crossing dari sayap, tapi bola atas dari arah depan. Kedua, lini tengah kita tak begitu kuat saat transisi menjadi bertahan, hanya 2 pemain," ujarnya.

"Karena kedua flank kita tidak masuk ke dalam mempersempit ruang. Alhasil ya itu tadi, (lini) tengah kita dieksploitasi," imbuhnya.

Indra mengakui, skema serangan balik cepat yang diperagakan Bojan Hodak membuat Persib bisa mencetak gol bahkan lebih dari satu. Namun hal itu jadi sia-sia jika gol yang bersarang ke gawang Persib justru lebih banyak.

"Oke Persib selalu sukses dengan counter attack, selalu mencetak gol, tapi apalah artinya mencetak 3 gol jika harus kebobolan 4 gol, umpamanya. Jadi boleh disimpulkan, formasi 3-4-3 ini belum maksimal karena taktik dalam bertahan tak begitu kuat," tegasnya.

Untuk bisa menambal kelemahan itu, Indra mengharapkan Bojan Hodak memasang pemain yang punya kemampuan bertahan dan menyerang sama baiknya di sisi flank. Dengan begitu, dirinya yakin skema serangan balik cepat yang diperagakan bisa lebih efektif tidak hanya saat menyerang.

"Jika mau, pemain sayap kita harus kuat dalam menyerang dan juga bertahan, bukan hanya menyerang saja (untuk flank). Karakter yang harus mengisi formasi ini mungkin cocok dengan wingback di formasi 3-5-2 yang bisa bertahan dan menyerang sama baiknya," jelasnya.

"Karena ia mampu mengisi area sisi seorang diri. Saat menyerang jadi flank dan saat bertahan jadi fullback," tutup Indra.

(bba/sud)


Hide Ads