Langganan Banjir, Warga Sapan Bandung Bentuk Petisi untuk Pemkab

Langganan Banjir, Warga Sapan Bandung Bentuk Petisi untuk Pemkab

Yuga Hassani - detikJabar
Kamis, 05 Des 2024 15:46 WIB
Penampakan banjir yang merendam jalan di Kawasan Industri, Sapan, Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Foto: Wisma Putra/detikJabar
Penampakan banjir yang merendam jalan di Kawasan Industri, Sapan, Bojongsoang, Kabupaten Bandung. (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

Jalan Raya Sapan, Desa Tegalluar, Kecamatan Bojongsoang, kerap dilanda banjir jika hujan dengan intensitas tinggi melanda. Bahkan beberapa kendaraan sulit melintasi area tersebut jika tengah tergenang.

Dengan adanya kondisi tersebut, warga ramai-ramai menandatangani petisi yang dibuat di portal online. Petisi tersebut dibuat atas inisiasi Sapan Bersuara. Forum tersebut pun saat ini telah memiliki akun instagram yang serupa.

Dilihat detikJabar dari portal Change.org, Kamis (5/12/2024), petisi tersebut telah ditandatangani sebanyak 501 orang. Mereka mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung untuk bisa cepat menangani masalah tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Inisiator Sapan Bersuara, Rifqi Arya Purwa mengatakan, wilayah tersebut kerap dilanda banjir dan surutnya harus memakan waktu hingga satu pekan lebih. Hal tersebut membuat aktivitas warga atau pengguna jalan terhambat.

"Iya banjir sudah sekitar 10 hari lebih. Setiap harinya banjir itu tidak surut karena memang airnya mengendap, di situ tidak ada drainase yang memadai. Jadinya meresahkan masyarakat," ujar Rifqi, saat dikonfirmasi, Kamis (5/12/2024).

ADVERTISEMENT

Rifqi mengungkapkan banjir tersebut telah berlangsung cukup lama. Apalagi di lokasi tersebut banyak industri pabrik yang membuat saluran air tidak berjalan optimal.

"Tahun ini aja sudah dua kali terjadi banjir. Pertama, awal tahun, itu dalam kurun waktu yang cukup lama juga, seperti sekarang. Kedua di bulan-bulan ini. Awal tahun itu kan intensitas hujannya tinggi juga, jadi air meluap dan tak ada saluran air yang memadai, jadinya banjir lama," katanya.

Kerap Muncul Bau Tak Sedap

Pihaknya mengaku banjir di wilayah tersebut kerap dihinggapi bau yang tidak sedap. Pasalnya di lokasi tersebut banyak pabrik yang membuang limbah sembarangan.

"Iya kayanya memang ada pabrik nakal, dalam artian mereka membuang limbah sembarangan tanpa ada pengolahan terlebih dahulu. Jadi limbahnya itu mengalir ke anak sungai, lalu karena anak sungai meluap jadinya banjir di jalanan pun berbau bahkan jadi hitam," jelasnya.

Menurutnya banjir tidak hanya melanda wilayah jalan raya. Bahkan banjir juga kerap mengepung rumah warga yang berada di Kampung Lembursawah dan di Jalan Rancawaliwis.

"Kalau di rumah warga, memang banjirnya itu ada yang lama dan ada yang tidak. Sebenarnya yang biasanya banjir lama itu ya di kawasan industri itu, karena memang di situ tidak ada drainase yang memadai, sehingga air mengendap dan menunggu diserap oleh tanah," ucapnya.

Rifqi mengaku banjir di wilayah Sapan telah menjadi langganan banjir. Menurutnya banjir tersebut telah terjadi saat dirinya masih sekolah dasar.

"Saya asli orang Sapan dan terus tinggal di Sapan, dari saya SD sampai sekarang banjir tetap terus ada di Sapan. Jadi memang sudah 10 tahun, itu setiap tahun pasti ada banjir, tapi kadang banjirnya itu parah tapi kadang enggak, ada yang lama, ada yang enggak" kata Rifqi.

Penampakan banjir yang merendam jalan di Kawasan Industri, Sapan, Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Foto: Wisma Putra/detikJabarPenampakan banjir yang merendam jalan di Kawasan Industri, Sapan, Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Foto: Wisma Putra/detikJabar Foto: Wisma Putra/detikJabar

Dia menambahkan solusi yang nyata dari Pemkab Bandung ditunggu oleh masyarakat. Makanya dirinya mengundang berbagai elemen hingga tokoh masyarakat untuk mengupayakan pemerintah mengatasi banjir tersebut.

"Kami juga akan coba mengundang organisasi-organisasi kepemudaan untuk menuntut pemerintah dalam memberikan solusi. Khususnya dalam perbaikan sistem drainase, dengan manajemen penanggulangan yang efektif dan berkelanjutan," bebernya.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Bandung Dadang Supriatna menyebutkan, telah berupaya untuk menangani permasalahan banjir di wilayah Sapan Tegalluar. Bahkan dirinya telah mengusulkan beberapa program kepada pemerintah pusat.

"Kami sudah jauh-jauh hari mengusulkan kepada pada waktu itu Pak Menko Marves, Pak Luhut. Sudah diusulkan dan sudah dimasukkan dalam suatu program," kata Dadang, kepada awak media, Kamis (5/12/2024).

Dadang mengaku telah mengupayakan pembangunan danau sebanyak enam titik di Sapan Tegalluar. Menurutnya upaya pembangunan tersebut telah dilakukan.

"Memang kami bukan lima danau lagi, enam danau, di daerah Sapan, Tegalluar, dan RDTR-nya sudah ada. Tinggal pembebasan lahan, apakah pembebasan lahan ini oleh pemerintah pusat, Karena kan harus ada pembebasan," kata Dadang.

Menurutnya terdapat beberapa lokasi yang telah siap untuk dibangun danau di RW 4 Desa Tegalluar. Kata dia, ke depannya pembangunan tersebut akan dilakukan secara pentahelix.

"Tentu mungkin nanti, setelah selesai pilkada lah, kami akan petakan langkah pentahelix," bebernya.

Dadang menambahkan saat ini telah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Salah satunya adalah dibangunkan box culvert atau beton untuk saluran air dan pompa alkon.

"Kami sudah berbicara dengan BBWS juga, BBWS akan memprioritaskan untuk box cover-nya, karena pada waktu curah hujan tinggi maka itu ditutup, sehingga tidak masuk ke wilayah pemukiman penduduk," pungkasnya.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads